PROPOSAL EKSPERIMEN
FISIKA
SPEKTROMETER
Oleh :
Nama : Fetri Yusmaylantika
Sari
NPM : A1E007022
Dosen Pembimbing : Dessy Hanisa Putri, M. Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Perbedaan dari indeks bias
dari tiap-tiap zat/ bahan menjelaskan perbandingan kecepatan cahaya saat di
medium pertama dengan di medium kedua. Indeks bias ini sangat dibutuhkan untuk
eksperimen-eksperimen berikutnya yang memerlukan pengetahuan dari bahan apa
yang dapat digunakan untuk melewatkan suatu cahaya menjadi terdispersi menjadi
cahaya-cahaya lain, di mana akhirnya dapat menentukan panjang gelombang cahaya
hasil dispersi.
Oleh karena itu, praktikum
ini akan menentukan indeks bias prisma kaca. Dalam hal ini, cahaya yang
digunakan adalah cahaya monokromatis.
1.2 Tujuan
eksperimen
Menentukan indeks bias prisma kaca dengan menggunakan cahaya
monokromatis
1.3 Batasan
eksperimen
Menentukan indeks bias prisma kaca dengan menggunakan cahaya
monokromatis
1.4 Manfaat
eksperimen
Manfaat eksperimen adalah memberi pengetahuan kepada mahasiswa
bagaimana cara menentukan indeks bias dengan menggunakan cahaya monokromatis.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Spektrometer
Spektrometer adalah alat untuk mengukur
spektrum.
Lihat spektroskop. Dalam astronomi
dan beberapa cabang kimia, spektrometer adalah alat optik untuk menghasilkan garis spektral dan
mengukur panjang gelombang mereka dan intensitasnya.
Penggunaan
pertama kata spektrum dalam
ilmu alam adalah di bidang optik
untuk menggambarkan pelangi warna
dalam cahaya tampak ketika cahaya tersebut
terdispersi oleh sebuah prisma.
Cahaya
Cahaya merupakan
sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata. Cahaya juga
merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui
vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per
detik.
Dispersi Cahaya
|
|
|
|
|
|
|
|
Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna cahaya mempunyai indeks bias
yang berbeda-beda. Cahaya merah mempunyai indeks bias terkecil sedangkan cahaya
ungu mempunyai indeks bias terbesar sehingga cahaya merah mengalami deviasi
(penyimpangan) terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi terbesar.
(smpn9depok.files.wordpress.com/2008/10/pembiasan-cahaya1.doc)
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih
terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya
warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.
warna
|
panjang gelombang
|
ungu
|
400-440nm
|
biru
|
440-495nm
|
hijau
|
495-580nm
|
kuning
|
580-600nm
|
orange
|
600-640nm
|
merah
|
640-750nm
|
Sebuah prisma atau kisi
kisi mempunyai kemampuan untuk menguraikan cahaya menjadi warna
warna spektralnya. Indeks cahaya suatu bahan menentukan panjang gelombang
cahaya mana yang dapat diuraikan menjadi komponen komponennya. Untuk cahaya ultraviolett adalah prisma
dari kristal untuk cahaya putih adalah
prisma dari kaca untuk cahaya infrarot adalah prisma dari garam batu.
Peristiwa dispersi ini
terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya
Indeks Bias
Pembiasan cahaya
dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju
cahaya pada kedua medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil
dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut
Christian Huygens (1629-1695) : “Perbandingan
laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks
bias.”
Secara matematis
dapat dirumuskan :
dimana :
-
n = indeks bias
-
c = laju cahaya dalam ruang hampa ( 3 x 108 m/s)
-
v = laju cahaya dalam zat
Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n ³1), dan nilainya untuk beberapa zat ditampilkan pada tabel disamping.
Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan
cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut
Hukum Snell
Pada sekitar tahun
1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 –1626) melakukan
eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil
eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi :
-
sinar datang, garis normal, dan sinar bias
terletak pada satu bidang datar.
-
hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus
sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias.
Pembiasan Cahaya pada Prisma
|
|
|
|
|
|
|
|
Sudut deviasi adalah sudut
yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan cahaya datang dengan
perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma.
P, Q, R, dan S menyatakan jalannya cahaya dari udara
masuk ke dalam prisma kemudian meninggalkan prisma lagi.
(smpn9depok.files.wordpress.com/2008/10/pembiasan-cahaya1.doc)
Persamaan sudut deviasi prisma
D = (i1 + r2) – b
Dm = 2 i1– b
D = (i1 + r2) – b
Dm = 2 i1– b
Seperti balok kaca,
prisma juga merupakan benda bening yang terbuat dari kaca. Bentuknya
bermacam-macam, diantaranya seperti terlihat pada Gambar 13 di bawah.
Kegunaannya antara lain untuk mengarahkan berkas sinar, mengubah dan membalik
letak bayangan serta menguraikan cahaya putih menjadi warna spektrum (warna
pelangi).
Beberapa bentuk prisma.
Pada
Gambar, prisma digambar dalam bentuk dua dimensi. Anggaplah medium
sekeliling prisma adalah udara. Berkas cahaya yang memasuki prisma dengan sudut
datang tertentu akan dibiaskan dua kali. Pertama saat memasuki prisma dari
udara, kedua saat keluar dari dalam prisma.
Pada
pembiasan pertama berkas sinar datang dibiaskan mendekati normal, sedangkan
pada pembiasan kedua berkas sinar dibiaskan menjauhi normal. Seperti telah Anda
ketahui ini terjadi karena indeks bias prisma lebih besar dari indeks bias
udara atau n2> n1.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Waktu
dan tempat pelaksanaan eksperimen
Waktu : Tahun 2008
Tempat pelaksanaan : Laboratorium Eksperimen Fakultas MIPA
Universitas Bengkulu
3.2 Alat
dan bahan
Alat/ bahan
|
Keterangan
|
Spektrometer
|
Terdiri dari : teropong, kolimator, meja prisma, celah difraksi,
skala derajat, kaca pembesar
|
Lampu monokromatis
|
Dengan transformator
|
Prisma kaca
|
-
|
Kertas tissue
|
-
|
|
3.4 Teknik
analisis data
Analisis data adalah dengan menggunakan :
-
perhitungan
indeks bias
-
ralat
mutlak
-
ralat nisbi
-
keseksamaan
-
data hasil
pengukuran
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data
kegiatan :
No.
|
Untuk
sudut A
|
Sudut A
|
Untuk
sudut D
|
Sudut D
|
||
Posisi 1
|
Posisi 2
|
Posisi 1
|
Posisi 2
|
|||
1
|
65
|
245
|
78
|
31
|
211
|
44
|
2
|
66
|
246
|
79
|
30
|
210
|
43
|
3
|
66,5
|
246,5
|
79,5
|
31
|
211
|
44
|
4
|
66
|
246
|
79
|
31
|
211
|
44
|
5
|
66
|
246
|
79
|
30
|
210
|
43
|
Analisis
data :
Perhitungan
n (indeks bias):
Data n
|
|
|
=1,39
|
0,011
|
0,000121
|
=1,374
|
-0,005
|
0,000025
|
=1,377
|
-0,002
|
0,000004
|
=1,38
|
-0,001
|
0,000001
|
=1,374
|
-0,005
|
0.000025
|
=6,895
|
|
|
=1,379
|
Ralat
mutlak :
Ralat nisbi
:
Keseksamaan
:
Data hasil
pengukuran :
4.2 Pembahasan
Berkas cahaya yang memasuki prisma dengan sudut datang
tertentu dibiaskan dua kali. Pertama saat memasuki prisma dari udara, kedua
saat keluar dari dalam prisma. Pada pembiasan pertama berkas sinar
datang dibiaskan mendekati normal, sedangkan pada pembiasan kedua berkas sinar
dibiaskan menjauhi normal. Seperti yang telah diketahui ini
terjadi karena indeks bias prisma lebih besar dari indeks bias udara atau n2>
n1.
Pada eksperimen yang dilakukan oleh praktikan, hal ini benar. Sudut A yang
terbentuk merupakan sudut antara kedua permukaan disebut sudut pembias.
Sedangkan sudut D merupakan sudut penyimpangan yang terbentuk akibat adanya dua
kali pembiasan, maksudnya adalah sudut
yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan cahaya datang dengan
perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma dan disebut sudut deviasi.
Sudut deviasi yang digunakan dalam eksperimen ini adalah sudut deviasi minimum,
sesuai dengan persamaan sudut deviasi prisma, yaitu :
Sehingga, dapat ditulis kembali menjadi :
Indeks bias yang didapatkan
yaitu :
adalah sesuai dengan pernyataan bahwa indeks bias tidak pernah
lebih kecil dari 1 (artinya, n ³1). Indeks bias yang
didapatkan merupakan indeks bias dari prisma kaca, yang tidak lain merupakan
perbandingan kecepatan cahaya di udara dibanding dengan kecepatan cahaya di dalam
prisma kaca.
Sebuah prisma mempunyai kemampuan untuk menguraikan cahaya menjadi warna
warna spektralnya. Indeks cahaya suatu bahan menentukan panjang gelombang
cahaya mana yang dapat diuraikan menjadi komponen komponennya. Untuk cahaya ultraviolett adalah prisma
dari kristal untuk cahaya putih adalah
prisma dari kaca untuk cahaya infrared adalah prisma dari garam batu.
Dari pernyataan ini, berarti dengan mengetahui indeks bias dari prisma kaca,
kita dapat menentukan panjang gelombang cahaya mana yang dapat diuraikan
menjadi komponen-komponennya. Dan ternyata, hasil eksperimen dari tinjauan
pustaka mendapatkan hasil bahwa yang dapat terurai komponen-komponennya setelah
melewati prisma kaca adalah cahaya putih. Cahaya putih inilah yang merupakan
cahaya polikromatis. Di mana cahaya polikromatis adalah cahaya yang terdiri
dari cahaya monokromatis. Sedangkan cahaya monokromatis yang merupakan hasil
dispersi (penguraian) cahaya dari polikromatis terdiri dari spektrum warna yang
berbeda-beda panjang gelombangnya, yaitu
warna
|
panjang gelombang
|
ungu
|
400-440nm
|
biru
|
440-495nm
|
hijau
|
495-580nm
|
kuning
|
580-600nm
|
orange
|
600-640nm
|
merah
|
640-750nm
|
Dalam praktikum, cahaya yang dilewati
menuju prisma kaca adalah cahaya kuning atau biru. Menurut praktikan cahaya
putih ataupun cahaya biru/ kuning yang melewati prisma kaca tidak terlalu
dipermasalahkan, karena yang ingin dilakukan adalah menentukan indeks bias dari
prisma kaca itu. Kalaupun yang dilewatkan ke prisma kaca adalah cahaya kuning/
biru, itu juga merupakan komponen dari cahaya putih (cahaya polikromatis).
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa indeks bias prisma kaca yang dapat
ditentukan dengan melewatkan cahaya monokromatis yaitu cahaya biru/ kuning
adalah :
yang benar dengan pernyataan bahwa indeks bias tidak pernah lebih
kecil dari 1 (artinya, n ³1). Indeks bias yang
didapatkan merupakan indeks bias dari prisma kaca, yang tidak lain merupakan
perbandingan kecepatan cahaya monokromatis (cahaya kuning/ biru) di udara
dibanding dengan kecepatan cahaya monokromatis (cahaya kuning/ biru) di dalam
prisma kaca.
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, agar praktikum dapat berhasil dengan
baik, perlu adanya kesiapan praktikan maupun asisten dalam mempersiapkan
pengetahuan awal mengenai materi praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
smpn9depok.files.wordpress.com/2008/10/pembiasan-cahaya1.doc
http://prediksitogelsgp12.blogspot.com/
BalasHapusAgen Judi Bola Online
BalasHapusAgen Judi Casino Online
Agen Judi Sabung Ayam Online
Agen Judi Bola Tangkas Online
TOGEL212
BalasHapusagen togel212
alamat togel212
alternatif togel212
angka jitu hk togel212
angka jitu togel212
angka main hk togel212
aplikasi togel212
bandar togel212
bandar togel togel212
bo togel212
bocoran hk togel212
TOGEL ONLINE
jayatogel
togel online
togel singapore online
togel online terpercaya
daftar togel online
togel online sgp
jaya togel keluaran hongkong
jaya togel sdy
bandar togel online
situs togel online
togel online org
nomor hongkong togel online
togel online deposit 50000
pengeluaran togel online
BERKAH365
Berkah 365
liga Berkah365
link alternatif Berkah365
live chat Berkah365
Berkah365 seo
Berkah365 asia
login Berkah365