RESUME
PENGEMBANGAN KURIKULUM
KONSEPSI DAN DEFINISI KURIKULUM
![]() |
Oleh
HOTNARIDA
WITASARI
1103697
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
KONSEPSI DAN DEFINISI KURIKULUM
Kurikum
diartikan berbeda oleh beberapa masyarakat, umumnya kurikum diartikan sebagai
seperangakat mata pelajaran yang harus dipelajari anak didik. Bagi pelajar,
kurikulum diartikan sebagai tugas-tugas pelajaran, pelatihan atau isi buku yang
harus dibaca, hafalkan atau pelajari. Para orang tua mengartikannya sebagai
latihan-latihan atau pekerjaan rumah. Bagi guru, kurikulum mungkin
diasosiasikan dengan dokumen yang berisi keterangan atau pedoman tentang materi
pelajaran yang harus diajarkan, metode serta teknik-teknik mengajar, atau buku
teks yang harus diajarkan.
BEBERAPA
KONSEP DASAR
1.
Secara
Harfiah
Kurikulum berasal dari bahasa Latin yang berarti
“lapangan pertandingan”, diartikan sebagai arena pertandingan tempat pelajar
“bertanding” untuk menguasai pelajaran guna mencapai “garis finis” berupa
diploma, izajah atau gelar kesarjanaan.
2.
Sebagai
Program Studi
Kurikulum adalah seperangkat yang diwajibkan sekolah
untuk dipelajari para siswa.
3.
Sebagai
Konten
Kurikulum adalah data atau informasi yang tertera
dalam buku-buku teks tanpa dilengkapi dengan informasi-informasi lain yang
memungkinkan timbulnya belajar.
4.
Sebagai
Kegiatan Berencana
Kurikulum adalah semua kegiatan yang direncanakan
tentang apa-apa yang akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal itu dapat
diajarkan dengan berhasil.
5.
Sebagai
Hasil Belajar
Kurikulum disusun dengan tujuan untuk memperoleh
hasil tertentu tanpa menspesifikasi cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh
hasil itu. Jadi kurikulum adalah seperangkat hasil belajar yang direncanakan
dan diinginkan.
6.
Sebagai
Reproduksi Kultural
Kurikulum harus mentransfer kebudayaan kepada
generasi muda seperti apa adanya sama dengan membuatkurikulum sebagai alat
untuk mempertahankan status quo kebudayaan. Artinya sekolah tidak ikut
melakukan perbaikan cultural dan rekonstruksi social yang sebenarnya diperlukan
masyarakat.
7.
Sebagai
Pengalaman Belajar
Impilkasi logis dari definisi ini adalah bahwa apa
saja yang berpengaruh pada anak didik dianggap sebagai hasil implementasi
kurikulum.
8.
Kurikulum
dan Pengajaran
Kurikulum harus mencakup seluruh pengalaman yang
didapat para pelajar di sekolah, juga diartikan sebagai semua kesempatan
belajar yang disediakan sekolah.
9.
Sebagai
Sistem Produksi
Kurikulum sebagai seperangkat tugas yang harus
dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya tujuan
akhir itu dispesifikasi dalam bentuk tingkah laku seperti mempelajari tingkah
laku, keahlian dan tugas atau melakukan tingkah laku yang lamadengan lebih
baik.
BEBERAPA
ALIRAN FILOSOFIS
1.
Idealisme
Idealism merupakan salah satu aliran ynag tertua
yang berasal dari tulisan Plato. Cirri utamanya pendekatan rasio terhadap semua
masalah yaitu pemakaian cara berfikir deduktif.
2.
Realisme
Realisme adalah aliran filsafat yang mengenal
eksistensi dunia nyata yang timbul sebagai reaksi terhadap idealisme, yang
menolak anggapan kaum idealis bahwa dunia yang benar hanya terdapat dalam
fikiran manusia atau supernatural, dan sesuatu yang terlihat paling-paling
hanya merupakan gambaran dari yang benar dan real.
3.
Perenialisme
Perenialisme menyatakan bahwa oleh karena manusia
dianugrahi kemampuan berfikir, maka pendidikan harus diarahkan kepada usaha
pengembangan kemampuan berfikir secara besar-besaran yang diperoleh melalui
“pelajaran permanen” yang merupakan kekayaan intelektual.
4.
Eksistensialisme
Menyatakan bahawa orang harus mampu mencarikan arti
atas keberadaannya, karena jagad raya bersikap tak acuh kepadanya, tidak
diperoleh dari ajaran agama, filsafat social, atau sains.
5.
Essensialisme
Essensialisme merupan pandangan yang paling tua dan
paling banyak digunakan dalam pendidikan. Menekankan pentinya proses pendidikan
diarahkan secara eksklusif bagi pengembangan kemampuan intelektual baik dalam
proses maupun dalam konten, karenanya pendidikan harus uniform.
6.
Pragmatisme
Suatu pandangan filsafat yang memandang realita
selalu berada dalam pemulihan, relativitas nilai-nilai dan pemakaian
intelegensi yang kritis. Faham ini menoleh pada sains untuk mencari jawaban
terhadap masalah-masalah manusia dan berpegang pada anggapan bahwa keampuhan
akhir suatu ide ditentukan oleh keampuhannya waktu diaplikasikan dalam praktek.
Menurut paham ini pendidikan adalah proses untuk menumbuhkan pengalaman
belajar.pendidikan dilihat sebagai alat untuk menciptakan kembali, mengontrol
dan mengarahkan pengalaman bagi pencapaian tujuan pendidikan yaitu membantu
pelajar memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar