Kamis, 09 Februari 2012

KONSEPSI DAN DEFINISI KURIKULUM


RESUME
PENGEMBANGAN KURIKULUM
KONSEPSI DAN DEFINISI KURIKULUM



 











Oleh
HOTNARIDA WITASARI
1103697



PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
KONSEPSI DAN DEFINISI KURIKULUM

Kurikum diartikan berbeda oleh beberapa masyarakat, umumnya kurikum diartikan sebagai seperangakat mata pelajaran yang harus dipelajari anak didik. Bagi pelajar, kurikulum diartikan sebagai tugas-tugas pelajaran, pelatihan atau isi buku yang harus dibaca, hafalkan atau pelajari. Para orang tua mengartikannya sebagai latihan-latihan atau pekerjaan rumah. Bagi guru, kurikulum mungkin diasosiasikan dengan dokumen yang berisi keterangan atau pedoman tentang materi pelajaran yang harus diajarkan, metode serta teknik-teknik mengajar, atau buku teks yang harus diajarkan.

BEBERAPA KONSEP DASAR
1.      Secara Harfiah
Kurikulum berasal dari bahasa Latin yang berarti “lapangan pertandingan”, diartikan sebagai arena pertandingan tempat pelajar “bertanding” untuk menguasai pelajaran guna mencapai “garis finis” berupa diploma, izajah atau gelar kesarjanaan.
2.      Sebagai Program Studi
Kurikulum adalah seperangkat yang diwajibkan sekolah untuk dipelajari para siswa.
3.      Sebagai Konten
Kurikulum adalah data atau informasi yang tertera dalam buku-buku teks tanpa dilengkapi dengan informasi-informasi lain yang memungkinkan timbulnya belajar.
4.      Sebagai Kegiatan Berencana
Kurikulum adalah semua kegiatan yang direncanakan tentang apa-apa yang akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan berhasil.
5.      Sebagai Hasil Belajar
Kurikulum disusun dengan tujuan untuk memperoleh hasil tertentu tanpa menspesifikasi cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh hasil itu. Jadi kurikulum adalah seperangkat hasil belajar yang direncanakan dan diinginkan.
6.      Sebagai Reproduksi Kultural
Kurikulum harus mentransfer kebudayaan kepada generasi muda seperti apa adanya sama dengan membuatkurikulum sebagai alat untuk mempertahankan status quo kebudayaan. Artinya sekolah tidak ikut melakukan perbaikan cultural dan rekonstruksi social yang sebenarnya diperlukan masyarakat.
7.      Sebagai Pengalaman Belajar
Impilkasi logis dari definisi ini adalah bahwa apa saja yang berpengaruh pada anak didik dianggap sebagai hasil implementasi kurikulum.
8.      Kurikulum dan Pengajaran
Kurikulum harus mencakup seluruh pengalaman yang didapat para pelajar di sekolah, juga diartikan sebagai semua kesempatan belajar yang disediakan sekolah.
9.      Sebagai Sistem Produksi
Kurikulum sebagai seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya tujuan akhir itu dispesifikasi dalam bentuk tingkah laku seperti mempelajari tingkah laku, keahlian dan tugas atau melakukan tingkah laku yang lamadengan lebih baik.

BEBERAPA ALIRAN FILOSOFIS
1.      Idealisme
Idealism merupakan salah satu aliran ynag tertua yang berasal dari tulisan Plato. Cirri utamanya pendekatan rasio terhadap semua masalah yaitu pemakaian cara berfikir deduktif.
2.      Realisme
Realisme adalah aliran filsafat yang mengenal eksistensi dunia nyata yang timbul sebagai reaksi terhadap idealisme, yang menolak anggapan kaum idealis bahwa dunia yang benar hanya terdapat dalam fikiran manusia atau supernatural, dan sesuatu yang terlihat paling-paling hanya merupakan gambaran dari yang benar dan real.
3.      Perenialisme
Perenialisme menyatakan bahwa oleh karena manusia dianugrahi kemampuan berfikir, maka pendidikan harus diarahkan kepada usaha pengembangan kemampuan berfikir secara besar-besaran yang diperoleh melalui “pelajaran permanen” yang merupakan kekayaan intelektual.
4.      Eksistensialisme
Menyatakan bahawa orang harus mampu mencarikan arti atas keberadaannya, karena jagad raya bersikap tak acuh kepadanya, tidak diperoleh dari ajaran agama, filsafat social, atau sains.
5.      Essensialisme
Essensialisme merupan pandangan yang paling tua dan paling banyak digunakan dalam pendidikan. Menekankan pentinya proses pendidikan diarahkan secara eksklusif bagi pengembangan kemampuan intelektual baik dalam proses maupun dalam konten, karenanya pendidikan harus uniform.
6.      Pragmatisme
Suatu pandangan filsafat yang memandang realita selalu berada dalam pemulihan, relativitas nilai-nilai dan pemakaian intelegensi yang kritis. Faham ini menoleh pada sains untuk mencari jawaban terhadap masalah-masalah manusia dan berpegang pada anggapan bahwa keampuhan akhir suatu ide ditentukan oleh keampuhannya waktu diaplikasikan dalam praktek. Menurut paham ini pendidikan adalah proses untuk menumbuhkan pengalaman belajar.pendidikan dilihat sebagai alat untuk menciptakan kembali, mengontrol dan mengarahkan pengalaman bagi pencapaian tujuan pendidikan yaitu membantu pelajar memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar