Kamis, 09 Februari 2012

Menskor Dan Menilai


TUGAS KELOMPOK
EVALUASI HASIL BELAJAR FISIKA
Menskor Dan Menilai





Disusun Oleh:
Sri Wahyu Widyaningsih (A1E007012)
Dwi Handayani (A1E0070)
Putri Rahayuningsih (A1E0070)
Meyriana Raja Guk Guk (A1E0070)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2009

MENSEKOR DAN MENILAI
1.      MENSEKOR
Sementara orang berpendapat bahwa bagian yang paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan tes adalah penyusunan tes. Jika alat tesnya sudah disusun sebak-baiknya maka anggapan sudah tercapainya sebagia besar dari maksudnya. Tentu sajaanggapan itu tidak benar sama sekali. Penyusnan es baru merupakan satu bagian dari serentetan pekerjaan mengetes.
Di samping penyusunsn dan pelasksanaan tes itu sendir, mensekor dan menilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai, ditambah dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu. Nama lain dari menkor adalah member angka.
Dalam ha pekerjaan mensekor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu:
1)        Pembantu menentukan jawaban yang benar, di sebut kunci jawaban.
2)        Pembantu penyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci scoring.
3)        Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
Keterangan dan penggunaannya dalam berbagai bentuk tes.
a.         Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah.
Untuk tes bentuk betul salah (true-false) yang di maksud dengan kunci jawaban adalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun, sedangkan kunci scoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan menskoring.
Oleh karena dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S maka kunci jaaban yang di sediakan hanya berbentuk urutan nomor serta huruf di mana kita menghendaki untuk melingkari (atau dapat juga di beri tanda X).
Misalnya:
1.        B
2.        S
3.        S
4.        B
5.        B
6.        S
7.        B
8.        S
9.        S
10.    B
Dan seterusnya.
Ada baiknya kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum menyusun soal agar.
Pertama         : dapat diketahui imbangan antara jawaban B dan S.
Kedua           : dapat diketahui letak ataupola jawaban B dan S.
Bentuk jawaban benar salah sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jmlah jawaban B hamper sama banyaknya dengan jawaban S, dan tidak dapat ditebak karena tidak diketahui pola jawabannya.
Kunci jawaban untuk tes bentuk ini dapat diganti kunci scoring (scoring-key) yang pembuatannya melalui langkah-langkah sebaga berikut:
Langkah 1:
Menentukan letak jawaban yang betul
Misalnya:
1.        B - S
2.        B - S
3.        B - S
4.        B - S
5.        B - S
6.        B - S
7.        B - S
8.        B - S
9.        B - S
10.    B – S
Langkah 2:
Melubangi tempat-tempat lingkaran sedemikian rupa sehingga lingkaran yang dibuat oleh testee dapat dilihat.
Misalnya:
1.        B - S
2.        B - S
3.        B - S
4.        B - S
5.        B - S
6.        B - S
7.        B - S
8.        B - S
9.        B - S
10.    B – S
Catatan.
Dengan pengalaman ini dapat diketahui bahwa lubang yang terlalu kecil berakibat tertutupnya jawaban testeee, sedangkan lubang yang terlalu besar akan saling memotong.
Oleh karena itu, cara menjawab dengan member tanda silang akan lebih baik dari pada melingkari. Dengan demikian maka tanda yang dibuat testee akan tampak jelas seperti terlihat pada contoh betikut.
Misalnya:
1.      B - S
2.      B - S
3.      B - S
4.      B - S
5.      B - S
6.      B - S
7.      B - S
8.      B - S
9.      B - S
10.  B – S
Dalam menentukan angka (skor) untuk bentu B – S ini kita dapat menggunakan 2 cara seperti telah disinggung di depan yaitu:
a)        Tanpa hukuman atau tanpa denda.
Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci.
b)     Dengan hukuman atau dengan denda.
Dengan hukuman (karena diragukan adanya unsure tebakan), digunakan 2 macam rumus, tetapi hasilnya sama.
Rounded Rectangle:    S = R – WPertama, dengan rumus:

Singkatan dari:
S = score
R = right
W = Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal yang salah.
Contoh:
-            Banyak soal            = 10 buah
-            Yang betul             = 8 buah
-            Yang salah              = 2 buah
Angkanya adalah : 8 – 2 = 6
Rounded Rectangle:    S = T – 2WKedua dengan rumus:

T singkatan dati Total, artinya jumlah soal dalam tes.
Contoh diatas dihitung.
-            Banyaknya soal       = 10 buah
-            Yang salah              = 2 buah
Angkanya adalah : 10 – (2x2) = 10 – 4 = 6
b.        Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda  silang (X) pada tempat yang sesuai dile mbar jawaban.
Untk cara menjawab yang pertama, kita gunakan kunci jawaban misalnya sebagai berikut:
1.        C
2.        A
3.        B
4.        B
5.        A
6.        C
7.        A
8.        A
9.        B
10.    C
Dalam hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama dengan soal bentuk betul salah. Hanya untuk soal yang jumlah nya lebih dari 30 buah, sebaiknya mneggunakan lembar jawaban dan nomor-nomor urutannya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memakan tempat.
Kunci pemberian skor untuk lembar jawaban misalnya sebagai berikut:
1.        a  b  c  d
2.        a  b  c  d
3.        a  b  c  d
4.        a  b  c  d
5.        a  b  c  d
6.        a  b  c  d
7.        a  b  c  d
8.        a  b  c  d
9.        a  b  c  d
10.    a  b  c  d
Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukumanb. Tanpa hukuman apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
Rounded Rectangle: S=R ((W))/((n-1) )Dengan hukuman menggunakan rumus:

Di mana
Di mana:
S       = score
R       = right
W      = Wrong
n        = banyaknya pilihan jawaban
 (yang pada umumnya di Indonesia 3, 4, atau 5)
contoh:
-          Banyak soal                               = 10 buah
-          Banyaknya yang betul   = 8 buah
-          Banyaknya yang salah               = 2 buah
-          Banyaknya pilihan                     = 3 buah
Maka skornya adalah:
c.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawaban singkat (short answer test)
         Test bentuk jawaban singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat pendek. Melihat namanya, maka jawaban untuk tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat pabnjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
Tes dengan bentuk isian, dianggap setaraf denganb tes jawaban singkat ini.
Kunci jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya.
Contoh:
1.        Berat jenis
2.        Mengembun
3.        Komunitas
4.        Populasi
5.        Energy
Bagaimana kunci pemberian skormya?
Dengan menginga jawaban yang hanya satu pengertian saja, maka angka bagi tiap nomor soal mudah ditebak. Usaha yang dikeluarkan oleh siswa sedikit, tetapi lebih sulit dari pada tes bentuk betul salah atau bentuk pilihan ganda. Sebaiknya setiap soal diberi angka 2 (dua) dapat juga angka itu kita samakan dengan angka pada bentuk betul-salah atau bentuk pilihan ganda jika memang jawaban yang diharapkan ringan dan mudah. Tetapi sebaliknya jika jawabanya bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkpa, maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula misalnya2; 1, 5; dan 1.
d.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
     Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, di mana jawaban-jawaban dijadikan satu, demikian pua pertanyaan-pertanyaannya. Dengan demikian, maka pilihan jawabannya akan lebih banyak. Satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilih dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang satu tidak diperlukan bagi pertanyaan lan.
     Kunsi jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau detretan nomor yang diikuti oleh huruf-huruf yang terdapat di depan alternative jawaban.
Contoh:
1.    Tahun 1922                      1. F
2.    Imam Bonjol                    2. C
3.    Perang padre                    3. H
4.    Teuku Umar                     4. A
5.    P. Diponegoro                  5. B
              Telah dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk setiap nomor adalah 2 (dua)
e.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay test)
              Sebelum menyusun sebuah test uraian sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu pokok-[pokok jawaban yang kita kehendaki, dengan demikian, maka akan mempermudah kita dalam pekerjaanmengoreksi tes itu.
              Tidak ada jawaban yang pastiterhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang akan kita peroleh akan sangat beraneka ragam, berada dari siswa satu ke siswa lain. Untuk menentukan standar lebih dahulu, tentulah sukar. Ada sebuah saran, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan pada waktu kitamengoreksi dan member angka tes bentuk uraian. Saran tersebut adalah sebagai berikut.
1)           Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban. Dengan membaca seluruh jawaban, kita dapat memperoleh gambaran lengkap tidaknya jawaban yang diberikasiswa secara keseluruhan/
2)           Menentukan angka untuk soal pertama tersebut. Misalnya jika jawabannya lengkapdiberi angka 5, kurang sedikit diberi angka 4begitu seterusnya sampai pada jawaban yang paling minim jika jawabannya meleset sama sekali. Dalam menentukan angka pada hal yang terakhir ini umumnya kita perlu berfikir bahwa tidak ada unsurtebakan. Dengan demikian maka ada dua pendapat, satu pendapat menentukan angka 1 atau 2 bagi jawaban yang salah, tetapi angka lain menentukan angka 0 untuk jawaban itu. Tentu saja bagi jawaban yang kosongdiberi angka 0.
3)           Memberikan angjka bagi soal pertama.
4)           Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban, dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.
5)           Mengulang langkah-langkah tersebut bagi soal-soal tes ketiga, keempat dan seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.
6)           Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuktes bentu uraian.
Setelah mempelajari langkah-langkah tersebut kita tahu bahwa dengan membaca terlebih dahulu seluruh jawaban yang diberikan oleh siswa, kita menjadi tahu bahwa mungkin tidak ada seorangpun dari siswa yang menjawab dengan betul untuk suatu nomor soal.
              Menghadapi situasi seperti ini, kita gunakan cara pemberian angka yang relative. Misalnya untuk sesuatu nomor soal jawaban yang paling lengkap hanya mengandung 3 unsur, padahal kita menghendaki 5 unsur, maka kepada jawaban yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5, sedangkan untuk yang mnjawab hanya 2 dan 1 unsur, kita beri angka lebih sedikit, yaitu misalnya 3,5; 2; 1,5; dan seterusnya.
              Dengan cara ini maka pemberian angka pada tes bentuk uraian tidak akan dapat konsisten atau tetap dari kelas ke kelas atau dari tahun ke tahun.
              Apa yang telah diterangkan di atas ini adalah cara pemberian angka dengan menggunakan atau mendasarka pada norma kelompok (norm referenced test). Apabila dalam memberikan angka menggunakan atau mendasarkan pada standar mutlak (criterion referenced test), maka langkah-lagkahakan lain. Apa yang dilalui di atas, tidak diperlukan.
Yang dilakukan haruslah demikian:
1)        Membaca setiap jawaban yang memberikan oleh siswa dan dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
2)        Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban ini lakukan per nomor soal.
3)         Memjumlahkan skor-skor yang telah di tuliskan pada setiap soal, dan terdapatlah skor untuk bagian soal yang terbentuk uraian.
Dengan cara kedua ini maka skor siswa tidak dibandingkan dengan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar