Kamis, 09 Februari 2012

KREASI KERTAS KORAN


LAPORAN HASIL USAHA
“KREASI KERTAS KORAN”
DARI LIMBAH MENJADI RUPIAH


Disusun Oleh:
1.      VANORA ARMAVITA                (A1E007032)
2.      TRI ARIANI                                (A1E007031)
3.      YUYUN WAHYUNI                    (A1E007035)
4.      RHENY MIDAYANTI                  (A1E107015)
5.      MAWARDI                                (A1E007026)
6.      RIKO                                         (A1E007010)
7.      DICKI AGOENG VP                    (A1E007019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU

Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelasaikan laporan kegiatan usaha “Kreasi Kertas Koran” ini dengan baik.
Dalam situasi krisis seperti sekarang ini sedah selayaknya mahasiswa sebagai generasi penerus selanjutnya telah memiliki pola fikir bagaimana agar tidak kembali menjadi beban pemerintah dengan menjadi pengangguran. Salah satu cara terbaik menolong pemerintah adalah dengan dapat bertindak kreatif sehingga dapat menghasilkn pekerjaan sendiri yakni dengan berwirausaha.
Sadar akan hal tersebut, penulis melakukan suatu kegiatan usaha yang mana dengan kegiatan ini diharapkan nantinya dapat memotivasi penulis seta rekan mahasiswa lainnya untuk tidak bergantung terus kepada badan usaha namun bergerak sendiri untuk membuka usaha.
Kegiatan yang dilakukan penulis ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dosen pembimbing yakni Bapak Drs. Riskan yang dengan tetap sabarmembimbing penulis, untuk itu penulis ucapkan terima kasih.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya tidak lepas dari kesalahan karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf. Terakhir penulis ucapkan selamat berwirausaha dan semoga laporan ini akan bermanfaat untuk selanjutnya.  

                                                                                                            Bengkulu, Mei 2009
                                                                                                            Penulis


BAB I Pendahuluan
1.1              Latar Belakang
Saat ini di seluruh dunia termasuk negara-negara maju sedang menghadapi fenomena peningkatan jumlah pengangguran (jobless growth phenomenon). Pertumbuhan ekonomi dan industri yang terjadi tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Salah satu penyebab utamanya adalah penggunaan tekhnologi mesin yang dianggap jauh lebih efisien untuk menggantikan peran manusia. Hal ini tentu saja menjadikan persaingan dalam mencari pekerjaan di masa datang akan semakin ketat, apalagi dengan adanya globalisasi di mana tidak ada lagi penghalang dalam mendapatkan pekerjaan selain kompetensi yang disyaratkan.
Orang-orang yang mempunyai nilai plus atau at least one step a step over the other yang dapat bertahan dalam kompetisi tersebut. Masa depan membutuhkan pribadi-pribadi berjiwa kepemimpinan yang dapat mendorong dan menciptakan perubahan (drive to change), bukannya yang hanya dapat mengikuti perkembangan (drive by change), apalagi yang anti perubahan (resist to change) (Harsiwi, 2003). Kemampuan untuk menjadi agent of change inilah salah satu hal yang merupakan kelebihan manusia dari mesin-mesin teknologi.
Agar dapat memenuhi hal tersebut sudah seharusnya setiap mahasiswa yang diharapkan nantinya dapat berperan sebagai pelaku utama di masa depan harus sudah membuat target dan persiapan matang untuk mencapainya. Sebagaimana dikatakan oleh Wiranto Arismunandar (2003) bahwa dengan memiliki target dari awal mereka akan memahami dan bersungguh-sungguh dengan motivasi yang tinggi mendapatkan kemampuan dan keterampilan yang perlu dimiliki. Walaupun seiring dengan perjalanan waktu nantinya akan sangat mungkin terjadi perubahan dalam keinginan dan cita-citanya tersebut. Hal ini sangat wajar dan manusiawi terjadi sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman yang bersangkutan.
Sehubungan dengan hal itu kegiatan wirausaha merupakan pilihan yang tepat bagi orang-orang yang berminat dan bersungguh-sungguh melakukannya. Alam, iklim, kondisi yang dimiliki Indonesia sudah sangat memungkinkan bagi pengembangan kegiatan kewirausahaan.
Fakta menunjukkan bahwa apa yang terjadi dikalangan mahasiswa selama mereka mengikuti perkulihan di perguruan tinggi bahkan juga telah tamat mereka tidak memiliki keterampilan yang patut dijual dilingkungan masyarakat dimana mereka berada, sebagai bekal mereka hidup secara mandiri, bila tidak bekerja disektor formal baik Negeri maupun Swasta. Tidak jarang dilihat ada sebagian mahasiswa disamping mengikuti perkuliahan, juga bekerja sebagi buruh bangunan guna ikut membantu orang tua dalam membiayai perkuliahannya. Padahal jika mau mahasiswa dapat melakukan wirausaha yang lebih menguntungkan dengan memanfaatkan kondisi yang ada tanpa harus terpaksa meninggalkan kegiatan kuliah seperti kegiatan yang penyusun lakukan.  
Bertambahnya penduduk dengan diikuti bertambahnya kebutuhan, baik kebutuhan primer seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, maupun kebutuhan sekunder seperti bacaan, kendaraan, tontonan, dan sebagainya telah membawa dampak bagi penduduk itu sendiri. Salah satu contoh adalah barng bekas yang merupakan limbah rumah tangga seperti kemasan shampoo, pasta gigi, sabun, dan kemasan makanan serta kemasan kemasan lainnya yang akah berkibat serius apabila tidak dikelola dengan baik.
Dengan kebutuhan masyarakat yang kian meningkat pula, perlu berbuat yang sungguh-sungguh untuk mengatasi hal-hal terebut. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan tersebut untuk sesuatu yang berguna, missal memanfaatkan untuk peralatan rumah tangga atau kerajinan tangan bentuk lain.
Sebagai bahan petimbangan yang lain pula bahwa bahan-bahan yang tersedia di ala mini cukup terbatas maka pemanfaatan ulang (reuse), mendaur ulang (recycle), mengurangi dampak limbah rumah tangga (reduce) perlu kita lakukan. Dengan demikian sebagai penduduk bumi kita telah turut menjaga kelestarian lingkungan ini.
Sebagai bagian dari limbah rumh tangga Koran-koran yang kita miliki akan berpotensi menjadi pemandangan yang tidak sedap apabila hanya ditupuk disudut sudut ruangan rumah. Begitu pula kertas-kertas Koran ini merupakan potensi bahan yang berlimpah untuk dibuat sebagai peralatan rumah tangga.
Dengan sedikit sentuhan tangan-tangan terampil yang kita miliki tentu Koran-koran bekas ini bisa diubah menjadi barang-barang rumah tangga, seperti keranjang buah, tempat tissue, hiasan diding, celemek stoples, nampan gelas dan sebagainya. Tumpukan Koran yang awalnya memenihi ruangan rumah dan berkesan tidak rapi, kini bisa menjadi barang yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Bahkan bisa dibuat menjadi kegiatan produktif yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.   
1.2              Tujuan
Kegitan wirausaha ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat pengangguran dengan memanfaatkan sesuatu yang tak lagi berguna sehingga menjadi memiliki nilai guna yang cukup tinggi sehingga dapat mengubah limbah menjadi rupiah.
Kegiatan wirausaha ini juga bertujuan untuk melatih diri dalam mempersiapkan terjun ke dalam masyarakat. Melatih diri untuk siap berusaha sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain baik itu pihak pemerintah ataupun swasta.
1.3              Manfaat
Mengumpulkan Koran digudang, setelah cukup menumpuk biasanya kita jual ke pengepul (orang yan mencari barang bekas). Namun bila tumpukan ini dikreasikan menjadi suatu yang lain, tentu akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Tapi yang dimaksud luar biasa ini bukan mendatangkan petaka seperti membuat koran menjadi petasan, tetapi membuat sesuatu yang bermanfaat.  
Memanfaatkan kertas Koran sebagai kemasan nasi bungkus jauh lebih baik dari sekadar dibuat petasan. Namun, memanfaatkan Koran sebagai bahan kerajinan jelas akan mendatangkan keuntungan. Koran-koaran akan diubah menjadi barang kerajinan yang sarat dengan keindahan. Begitu pula barang-barang ini sangat bermanfaat dan dapat dijual sebagai sumber pendapatan.


BAB II Dasar Teori
1. Pengertian Wirausaha
Wirausaha dapat diartikan sebagai seorang yang berkemauan keras dalam bisnis dan patut menjadi teladan hidup. Dengan demikian seorang wirausaha dapat dideskripsikan sebagai seorang yang mempunyai dan memakai atribut :
1. Wawasan komersial dan kesadaran akan pasar.
2. Kemampuan untuk bekerja secara tekun dan mandiri.
3. pikiran yang inovatif dan kreatif.
4. Kemampuan untuk memanajemeni dan mengarahkan usaha.
5. kapasitas mengorganisasi dan keterampilan analitik.
6. Stamina dan daya tahan.
7. Kemampuan untuk bergaul yang baik dengan orang dari segala tingkatan.

Seorang wirausahawan adalah seroang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinys bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut dan cemas sekalipun dalam kondisi  tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa paktor kerugian pasti ada.

2. Prinsip-prinsip Wirausaha
Untuk dapat berwirausaha secara berhasil perlu sekali untuk diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Mengenal potensi diri
   Sebelum melangkah untuk melakukan suatu usaha seseorang harus mampu mengenal dirinya sendiri, baik berupa kelemahan maupun potensi yang ada dalam dirinya. Hal ini sagat penting untuk dijadikan suatu modal dalam menjalankan wirausaha. Setiap orang mempunyai potensi untuk berhasil dalam menjalankan usaha, tinggal ketepatan orang tersebut dalam menerapkan potensinya untuk berusaha.
b. Berani menghadapi tantangan
   Keberanian untuk menghadapi tantangan harus menjadi prinsip yang mengakar kuat bagi seseorang yang akan berwirausaha agar apa yang akan menjadi usahanya dapat berkelanjutan.Setiap orang yang ingin hidup mandiri akan dapat berhasil dengan baik apabila ia berani untuk menghadapi tantangan yang ada dan mengantisipasi tantangan tersebut secara benar.
c. Mental yang tangguh dan berkemauan keras
   Mudah menyerah adalah merupakan tindakan yang harus dihindari.Mungkin dalam menjalankan usaha setiap orang pasti akan mengalami pasang surut dalam usaha.Setiap wirausaha yang baik pasti akan memegang prinsip berkemauan keras dan bermental yang tangguh agar ia dapat memiliki suatu semangat agar usaha yang dilakukan memiliki grafik yang stabil dan bahkan grafik yang naik.
d. Disiplin diri
   Prinsip wirausaha yang sangat penting adalah disiplin diri karena kedisiplinan sangat penting untuk menunjang tercapainya tujuan. Disiplin diri dapat diartikan dengan pemanfaatan diri sesuai dengan ketepatan waktu untuk mencapai cita-cita. Disiplin diri sangat penting karena seorang wirausahawan tidak terikat atau dibawah orang lain, untuk itu ia perlu mendisiplinkan dirinya sendiri.
e. Hemat dan cermat
   Yang dimaksud dengan prinsip hemat dan cermat yaitu suatu kemampuan untuk memanfaatkan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan keuangan tersedbut harus dikeluarkan apabila diperlukan untuk kebutuhan yang dapat menunjang kemajuan usaha.
f. Keterbukaan
   Keterbukaan yang dimaksud disini adalah bahwa setiap orang yang berwirausaha harus mau untuk menerima saran-saran dari orang lain yang berguna untuk kemajuan usahanya. Keterbukaan untuk menerima kritik dan saran dari orang lain merupakan langkah untuk mengurangi kesalahan yang terjadi. Keterbukaan merupakan langkah awal untuk menuju bijaksana karena saran-saran dan kritik yang bersifat membangun dan membantu bagi wirausahaan dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan usaha yang sedang dilakukan.
g. Wibawa dan jujur
   Kewibawaan adalah merupakan alat yang dimiliki oleh seseorang untuk membuat orang lain menghormati segala keputusan yang diambil. Selain wibawa seorang wirausaha yang sedang melaksanakan usahanya harus memiliki prinsip kejujuran karena dengan kejujuran maka orang lain akan senantiasa mempercayai terhadap hasil produk yang dibuat oleh wirausahawan tersebut.
h. Percaya diri.
Percaya diri merupakan suatu prinsip yang harus dipegang oleh seseorang dalam berwirausaha.Percaya diri memiliki suatu pengertian tindakan atau sikap dan keyakinan seseorang untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan yang dihadapi.
i. Memperhatikan keadaan pasar.
   Dalam melaksanakan usaha harus berpegang prinsip sesuai keadaan pasar. Hal ini sangat penting karena apabila produk jasa atau barang  sesuai dengan kebutuhan pasar maka peluang untuk mendapatkan untung yang besar dan berhasil adalah lebih besar. Setiap tindakan wirausaha yang ceroboh tanpa memperhatikan kebutuhan pasar akan dapat menimbulkan kerugian yang besar bahkan dapat menimbulkan kebangkrutan.
j. Manajemen yang baik
   Prinsip pemakaian manajemen yang baik sangat penting bagi setiap kegiatan wirausaha karena dengan manajemen yang baik seseorang akan dapat mengatur usahanya dengan baik. Seorang wirausahawan akan mampu mengendalikan usahanya dengan baik dan berhasil apabila ia menggunakan sistem manajemen yang tepat dan baik. Setiap usaha dan program yang dibuat harus masuk dalam sistem manajemen yang baik dan rapi agar pelaksanaan usaha atau wirausaha yang sedang dan akan dilakukan dapat berjalan dengan teratur dan rapi.
  

3. Manajemen Usaha
Untuk mencapai tujuan, wirausaha memerlukan manajemen yang baik guna mengatur operasinya. Jadi manajemen adalah suatu rangkaian kegiatan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan sumber-sumber, melalui orang-orang dengan menggunakan teknik dan struktur organisasi guna mencapai tujuan usaha seperti memperoleh laba, kelangsungan hidup dan pertumbuhan usaha. Fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengepakan, pengkoordinasian dan pengawasan. Setiap kegiatan wirausaha seperti produksi, pemasaran, keuangan dan personalia perlu direncanakan, diorganisir, diarahkan, dikoordinir dan diawasi agar tercapai tujuan secara efisien dan efektif.

Berikut ini pengertian dari fungsi-fungsi manajemen tersebut :
a. perencanaan adalah penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan usaha.Wirausahawan yang mengadakan perencanaan akan berhasil dibandingkan dengan yang tidak mengadakan perencanaan.
b. pengorganisasian adalah merupakan proses menciptakan hubungan antara fungsi-fungsi personalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan.
c. pengarahan adalah merupakan usaha yang berhubungan dengan sesuatu agar semua dapat dilakukan.
d. Pengkoordinasian adalah merupakan usaha mengsinkronkan dan menyatukan segala kegiatan dalam usaha agar tercapai tujuan wirausaha.
e. pengawasan adalah merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka bertindak sesuai rencana.

Pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut dijalankan pada seluruh kegiatan wirausaha, seperti : merencanakan usaha,mengelola pemasaran, penilaian kelayakan usaha,perencanaan modal, perencanaan dan pengawasan produksi, pengelolaan sumber daya manusia dan lain-lain.


4.  Ciri – Ciri dan Watak Wirausaha
Seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha apabila ia memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
       1. Percaya diri
       2. Berorientasi pada tugas dan hasil
       3. Pengambilan resiko
       4. Kepemimpinan 
       5. Orisinalitas
       6. Berorientasi pada masa depan                        
Watak yang melekat pada seorang wirausaha adalah :
       1. Keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme
       2. Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif
       3. Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan menyukai tantangan
       4. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik
       5. Inovatif dan kreatif serta fleksibel
       6. Pandangan ke depan perspektif
Sebagai contoh renungkanlah ilustrasi berikut ini :
Fahmi tinggal di sebuah rumah dengan halaman yang cukup luas yang letaknya dekat dengan stasiun kereta api. Situasi ini dimanfaatkan oleh Fahmi dengan membuka usaha penitipan sepeda motor di halaman rumahnya, ini dilakukan olehnya setelah ia mengamati banyak penumpang kereta yang membawa motor sampai di stasiun sebelum melanjutkan perjalanannya. Usaha in ternyata memberikan hasil yang lumayan, dan dapat dipergunakannya untuk menghidupi keluarganya. Cerita ini menggambarkan betapa Fahmi memiliki ciri dan watak sebagai wirausahawan, dimana ia melakukan usaha dengan percaya diri, berorientasi pada hasil, kreatif, berani mengambil resiko dan memiliki visi pandangan ke depan.

5. Sifat – Sifat Yang Harus Dimiliki Wirausaha
Untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses, diperlukan sifat – sifat sebagai berikut :
       1. Terbuka pada pengalaman
       2. Melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda
       3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
       4. Memiliki rasa tepo seliro (toleransi yang tinggi)
       5. Mampu menerima perbedaan
       6. Independen dalam pertimbangan, pemikiran dan tindakan
       7. Membutuhkan dan menerima otonomi
       8. Percaya pada diri sendiri
       9. Berani mengambil resiko
     10. Tekun dan ulet
6.  Syarat – Syarat Wirausaha
Setiap wirausahawan pasti ingin sukses dalam menjalankan usahanya. Untuk itu seorang wirausahawan harus membekali dirinya dengan hal – hal sebagai berkut :
       1. Memiliki sikap mental yang positif
       2. Mampu berpikir kreatif
       3. Rajin mencoba  hal – hal yang baru ( inovatif )
       4. Memiliki motivasi dan semangat juang yang tinggi
       5. Mampu berkomunikasi
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 
Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya, dan mereka juga cukup terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan.
Karena itu UKM merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi yang kompetitif.
Di Indonesia, sumber penghidupan amat bergantung pada sector UKM. Kebanyakan usaha kecil ini terkonsentrasi pada sector perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil dan garmen, kayu dan produk kayu, serta produksi mineral non-logam. Mereka bergerak dalam kondisi yang amat kompetitif dan ketidakpastian; juga amat dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro. Lingkungan usaha yang buruk lebih banyak merugikan UKM daripada usaha besar. Secara keseluruhan, sektor UKM diperkirakan menyumbang sekitar lebih dari 50% PDB (kebanyakan berada di sektor perdagangan dan pertanian) dan sekitar 10 % dari ekspor. Meski tidak tersedia data yang terpercaya, ada indikasi bahwa pekerja industri skala menengah telah menurun secara relatif dari sebesar 10 % dari keseluruhan pekerja pada pertengahan tahun 1980an menjadi sekitar 5 % di akhir tahun 1990an. Dibandingkan dengan negara maju, Indonesia
kehilangan kelompok industri menengah dalam struktur industrinya. Akibatnya disatu sisi terdapat sejumlah kecil perusahaan besar dan disisi lain melimpahnya usaha kecil yang berorientasi pasar domestik.











BAB III Pelaksanaan Usaha
            3.1  Alat dan Bahan

*      Kertas Koran bekas
*      Lem glue gun
*      Kerdus bekas
*      Karton padi tebal
*      Lidi 
*      Kertas kambing
*      Plastic jilid
*      Gunting
*      Cutter
*      Pensil
*      Penghapus
*      Penggaris
*      Sampul plastic kaca
*      Kuas
*      Pipa Sedotan


3.2 Prosedur Pembuatan
1. Menyiapkan kertas Koran menjadi bahan kerajinan.
Membuat pilinan
a.      Kertas Koran digunting memanjang dengan lebar kurang lebih 6 cm searah alur kertas. Pita-pita Koran dipelintir dengan keduatangan dengan arah yang berlawanan
b.      Pita korang yang telah dipelintir ditekuk salah satu bagiannya
c.       Kertas kemudian dipilin dengan kedua tangan. Apabila ujung pita telah habis dan hendak diperpanjang maka pita kertas disambung lebih dulu dengan lem.
Membuat kepang/ jalinan Koran
a.      Pita kertas Koran ditekuk dengan panjang yang berbeda (ujung tidak sama)
b.      Ambil pita kertas lain dan tempelkan ujungnya pada tekukan pita Koran sebelunmya
c.       Kepanglah seperti mengepang rambut
d.      Sambunglah dengan pita yang baru apabila pita yang terjalin telah habis

Membuat linting Koran
a.      Gunting keras Koran dengan ukuran 11 x 8 cm.
b.      Gulung kertas Koran dengan alat pelinting (lidi tusuk sate) didalamnya hingga kertas habis membungkus lidi.
c.       Lem kertas Koran pada akhir lintingan
d.      Lepaskan alat pelinting
Membuat kerucut Koran
a.      Potong kertas ukuran 6 x 6 cm. Lipat menjadi dua tepat di tengah
b.      Kemudian lipat bagian kanan lipatan secara serong seperti gambar
c.       Lipat lagi lipatan sebelumnya
d.      Gulung lipatan dan tempelkan dengan lem, sisi luar kertas gulungnya
e.      Potong bagian dasar kerucut. Kerucut Koran telah jadi.
Membuat segitiga Koran
a.      Potong kertas Koran ukuran 4 x 4 cm, kemudian lipat menjadi 2
b.      Lipat secara serong tepat simetris di tengah lipatan sebelumnya sehingga menjadi bentuk segitiga sama kaki
c.       Lipat bentuk segitiga sama kaki dan tempel dengan lem sehingga membentuk segitiga siku-siku
d.      Potong bagian tengah hingga terbentuk dua segitiga siku-siku





3.4 Proses Pemasaran
BAB IV Hasil dan Pembahasan
            4.1 Modal Pembuatan
Ø  Modal tetap                                         : Rp. 75.000,-
Ø  Lem lilin                                               : Rp. 40.000,-
Ø  Pewarna                                               : Rp.   7.000,-
Ø  Sampul plastic kaca                             : Rp.   8.000,-
Ø  Karton padi                                           : Rp. 14.000,-
Ø  Kertas kambing                                    : Rp.   2.000,-
Ø  Plastic jlid                                             : Rp.   5.000,-
Ø  Listrik                                                    : Rp. 10.000,-
Ø  Gaji pegawai                                        : Rp. 100.000,-
                                   Total                  : Rp. 261.000,-
            4.2 Produk yang Dihasilkan
*      Tempat pena gubug                             : 3 buah
*      Tempat pensil baling                           : 5 buah
*      Bingkai foto dan komedi putar            : 7 buah
*      Bingkai foto berbentuk buah               : 2 buah
*      Miniature sepeda                                 : 5 buah
*      Bunga                                                   : 5 buah
*      Tempat tissue                                       : 5 buah
*      Alas stoples                                          : 10 buah
   

   

4.2 Hasil Pemasaran
Kegitan yang paling penting dari suatu usaha adalah pada pemasarannya. Dalam kegiatan wirausaha kreasi kertas Koran ini, pemasaran dilakukan pada saat kegiatan wisuda ke 27 di Universitas Bengkulu yakni pada tanggal 24 April 2009 yakni disekitar gedung GSG Universitas Bengkulu. Selebihnya kegiatan pemasaran terjadi melalui kegiatan orderan.
Adapun hasil dari pemasaran ini adalah 42 barang yang telah dibuat terjual seluruhnya sehingga memperoleh masukan pendapatan sebesar Rp. 470.000,-  dengan rincian sebagai berikut:
*      Tempat pena gubug                             : 3 buah          @ Rp. 20.000,-            Rp. 60.000,-
*      Tempat pensil baling                           : 5 buah          @ Rp. 7.000,-              Rp. 35.000,-
*      Bingkai foto dan komedi putar            : 7 buah          @ Rp. 25.000,-            Rp. 175.000,-
*      Bingkai foto berbentuk buah               : 2 buah          @ Rp. 10.000,-            Rp. 20.000,-
*      Miniature sepeda                                 : 5 buah          @ Rp. 7.000,-              Rp. 35.000,-
*      Bunga                                                   : 5 buah          @ Rp. 5.000,-              Rp. 25.000,-
*      Tempat tissue                                       : 10 buah        @ Rp. 7.000,-              Rp. 70.000,-
*      Alas stoples                                          : 10 buah        @ Rp. 5.000,-              Rp. 50.000,-
Total : Rp. 470.000,-
            4.3 Pembahasan

BAB V Kesimpulan dan Saran
            5.1 Kesimpulan
            5.2 Saran
Daftar Pustaka
Arismunandar W., Komunikasi dalam Pendidikan, Disampaikan pada acara Apresiasi dan Pengabdian Guru Besar dan Dosen Senior Departemen Teknik Mesin ITB, Bandung
Harsiwi Th. A. M., Peranan Agen Perubahan dalam Institusi Pendidikan Tinggi, Available, http://artikel.us/aharsiwi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar