Kamis, 09 Februari 2012

MASALAH-MASALAH BELAJAR


MASALAH-MASALAH BELAJAR
                     
Tugas utama seorang guru adalah memebelajarkan siswa. Ini berarti bahwa guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar dan belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa belajar giat. Ada siswa pura-pura belajar. Ada siswa belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan konselor sekolah. Kedua petugas pendidikan tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siwa. Ada masalah yang dapat dipecahkan oleh konselor sekolah. Ada pula masalah yang harus dikonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pemebelajaran ternyata ada masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa. Bahkan guru memahami bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar.
Setelah mempelajari isi dan menyelesaikan tugas-tugas dalam bab ini, Anda diharapkan mampu:
  1. Mengidentifikasikan masalah pada pembelajaran.
  2. Menentukan masalah ekstern atau masalah intern pada pembelajaran.
  3. menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan masalah-masalah pembelajaran.
  4. Menemukan alternative pemecahan masalah-masalah pembelajaran.

Guru propesional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia menemukan bahwa ada bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa belajar. Ada siswa yang tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajarkan topic tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena dia bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru dan calon guru.
      Dalam bab ini secara berturut-turut  akan dipelajari masalah-masalah belajar. Masalah-masalah belajar yang akan dipelajari meliputi masalah-masalah intern belajar, masalah-masalah ekstern belajar, dan begaimana upaya menemukan masalah-masalah belajar tersebut. Pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan perngkat kompetensi guru dan calon guru.

A.    Masalah-masalah Intern Belajar
Dalam interaksi belajar-mengakar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar, dapat dilukiskan dalam bagan 7.1.
Aktivitas mempelajari bahan belajar tersebut memakan waktu. Lama waktu mempelajari tergantung pada jenis dan sifat bahan. Lama waktu mempelajari juga tergantung pada kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar, dan siswa kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu yang lama. Sebaliknya, jika bahan belajar mudah, dan siswa berkemampuan tinggi, maka proses belajar memakan waktu singkat. Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu. Aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar. Proses belajar  sesuatu dialami oleh siswa dan aktivitas belajar sesuatu dapat diamati guru.
Dari bagan 7.1 dapat diketahui hal-hal berikut. Pada kegiatan belajar dan mengajar disekolah ditemukan dua subjek, yaitu siswa dan guru. Dalam kegiatan belajar, siswalah yang memegang peranan penting. Dalam proses belajar ditemukan tiga tahap penting, yaitu: (1) Sebelum belajar. Hal yang berpengaruh pada belajar, menurut Biggs & Telfer dan Winkel, adalah cirri khas pribadi, minat, kecakapan, pengalaman, dan keinginan belajar. Hal-hal sebelum terjadi belajar tersebut merupakan keadaan awal; keadaan awal tersebut diharapkan mendorong terjadinya belajar, (2) Proses belajar, yaitu suatu kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa sendiri. Kegiatan atau proses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan, menggali, dan untuk berprestasi. (3) Sesudah belajar, merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar. Secara wajar diharapkan agar hasil belajar menjadi lebih baik, bila dibandingkan dengan keadaan sebelum belajar. (4) Proses belajar, merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman yang lain. Proses belajar ini tertuju pada bahan belajar dan sumber belajar yang diprogramkan guru. (5) Proses belajar yang berhubungan dengan bahan belajar tersebut, dapat diamati oleh guru, dan umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar Text Box: FAKTOR INTERNsiswa.







S
I
SWA
 






                

















G
U
R
U
 



Pembelajaran yang dilakukan guru
 












Text Box: FAKTOR EKSTERN
Text Box: FAKTOR EKSTERN


Bagan 7.1 : Faktor Intern dan Ekstern belajar                                                          
(Adaptasi dari Biggs & telfer, 1987 : 141-163; Winkel, 1991 : 200-210 ; Rooijakker, 1990: 13-14)
                      
Guru adalah pendidik yang membelajajarkan siswa. Dalam usaha pembelajaran fisika, maka guru melakukan (6) pengorganisasian belajar, (7) penyajian bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran tertentu, dan (8) melakukan evaluasi hasil belajar. Dipandang dari segi siswa, maka guru dengan usaha pembelajaran tersebut merupakan factor ekstern dari belajar.
Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siwalah yang menenrtukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siwa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik. Factor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut.
1.      Sikap terhadap Belajar
Sikap meupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan belajar. Meskipun demikian, siswa dapat menerima, menolak atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. Sebagai ilustrasi seorang siswa yang tidak lulus ujian matematika menolak ikut ulangan di kelas lain. Sikap menerima, menolak atau mengabaikan suatu kesesmpatan belajar merupakan urusan pribadi siswa. Akibat penerimaan, penolakan, atau pengabaian kesempatan belajar tersebu takan berpengaruh pada perkembangan pribadi. Oleh karena itu, ada baiknyo siswa mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap belajar. 
2.      Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melamahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang mengembirakan.
3.      Konsentrasi belajar  
Kosentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar-mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat. Dalam pemgajaran klasikal, menurut Rooijakker, kekuatan perhatian selama tiga puluh menit telah menurun.Ia menyarankan agar guru memberikan istirahat selingan selama beberapa menit. Dengan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar