MASALAH-MASALAH BELAJAR
Tugas
utama seorang guru adalah memebelajarkan siswa. Ini berarti bahwa guru
bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar dan belajar. Dalam kegiatan
belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan
baik. Ada siswa belajar giat. Ada siswa pura-pura belajar. Ada siswa belajar
setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung
menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan konselor sekolah.
Kedua petugas pendidikan tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami
siwa. Ada masalah yang dapat dipecahkan oleh konselor sekolah. Ada pula masalah
yang harus dikonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam
tugas pemebelajaran ternyata ada masalah-masalah belajar yang dialami oleh
siswa. Bahkan guru memahami bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi
sumber timbulnya masalah-masalah belajar.
Setelah
mempelajari isi dan menyelesaikan tugas-tugas dalam bab ini, Anda diharapkan
mampu:
- Mengidentifikasikan masalah pada pembelajaran.
- Menentukan masalah ekstern atau masalah intern pada pembelajaran.
- menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan masalah-masalah pembelajaran.
- Menemukan alternative pemecahan masalah-masalah pembelajaran.
Guru propesional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil.
Ia menemukan bahwa ada bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa belajar. Ada
siswa yang tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan
belajar karena pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian
waktu guru mengajarkan topic tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena
dia bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut
menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal
yang sangat penting bagi guru dan calon guru.
Dalam bab ini secara
berturut-turut akan dipelajari
masalah-masalah belajar. Masalah-masalah belajar yang akan dipelajari meliputi
masalah-masalah intern belajar, masalah-masalah ekstern belajar, dan begaimana
upaya menemukan masalah-masalah belajar tersebut. Pengetahuan tentang
masalah-masalah belajar merupakan perngkat kompetensi guru dan calon guru.
A. Masalah-masalah Intern Belajar
Dalam interaksi belajar-mengakar ditemukan bahwa proses
belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses
belajar merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan
aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar, dapat dilukiskan dalam bagan
7.1.
Aktivitas mempelajari bahan belajar tersebut memakan
waktu. Lama waktu mempelajari tergantung pada jenis dan sifat bahan. Lama waktu
mempelajari juga tergantung pada kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar,
dan siswa kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu
yang lama. Sebaliknya, jika bahan belajar mudah, dan siswa berkemampuan tinggi,
maka proses belajar memakan waktu singkat. Aktivitas belajar dialami oleh siswa
sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu. Aktivitas belajar tersebut
juga dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar.
Proses belajar sesuatu dialami oleh
siswa dan aktivitas belajar sesuatu dapat diamati guru.
Dari bagan 7.1 dapat diketahui hal-hal berikut. Pada
kegiatan belajar dan mengajar disekolah ditemukan dua subjek, yaitu siswa dan
guru. Dalam kegiatan belajar, siswalah yang memegang peranan penting. Dalam
proses belajar ditemukan tiga tahap penting, yaitu: (1) Sebelum belajar. Hal
yang berpengaruh pada belajar, menurut Biggs & Telfer dan Winkel, adalah cirri
khas pribadi, minat, kecakapan, pengalaman, dan keinginan belajar. Hal-hal
sebelum terjadi belajar tersebut merupakan keadaan awal; keadaan awal tersebut
diharapkan mendorong terjadinya belajar, (2) Proses belajar, yaitu suatu
kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa sendiri. Kegiatan atau proses belajar
ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan,
menggali, dan untuk berprestasi. (3) Sesudah belajar, merupakan tahap untuk
prestasi hasil belajar. Secara wajar diharapkan agar hasil belajar menjadi
lebih baik, bila dibandingkan dengan keadaan sebelum belajar. (4) Proses
belajar, merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman yang
lain. Proses belajar ini tertuju pada bahan belajar dan sumber belajar yang diprogramkan
guru. (5) Proses belajar yang berhubungan dengan bahan belajar tersebut, dapat
diamati oleh guru, dan umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa.
|
|||
|
||||||
|
Bagan 7.1 : Faktor Intern dan Ekstern
belajar
(Adaptasi
dari Biggs & telfer, 1987 : 141-163; Winkel, 1991 : 200-210 ; Rooijakker,
1990: 13-14)
Guru adalah pendidik yang membelajajarkan siswa. Dalam
usaha pembelajaran fisika, maka guru melakukan (6) pengorganisasian belajar,
(7) penyajian bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran tertentu, dan (8)
melakukan evaluasi hasil belajar. Dipandang dari segi siswa, maka guru dengan
usaha pembelajaran tersebut merupakan factor ekstern dari belajar.
Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siwalah yang
menenrtukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa
menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siwa tidak dapat mengatasi
masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik. Factor intern yang dialami dan
dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut.
1. Sikap terhadap Belajar
Sikap meupakan kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang
sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan.
Siswa memperoleh kesempatan belajar. Meskipun demikian, siswa dapat menerima,
menolak atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. Sebagai ilustrasi seorang
siswa yang tidak lulus ujian matematika menolak ikut ulangan di kelas lain.
Sikap menerima, menolak atau mengabaikan suatu kesesmpatan belajar merupakan
urusan pribadi siswa. Akibat penerimaan, penolakan, atau pengabaian kesempatan
belajar tersebu takan berpengaruh pada perkembangan pribadi. Oleh karena itu,
ada baiknyo siswa mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap
belajar.
2. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi
lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melamahkan
kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh
karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan
suasana belajar yang mengembirakan.
3. Konsentrasi belajar
Kosentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar
maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru
perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar-mengajar, dan memperhitungkan
waktu belajar serta selingan istirahat. Dalam pemgajaran klasikal, menurut
Rooijakker, kekuatan perhatian selama tiga puluh menit telah menurun.Ia
menyarankan agar guru memberikan istirahat selingan selama beberapa menit.
Dengan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar