Kamis, 09 Februari 2012

KREASI KULIT LANTUNG


 KREASI KULIT LANTUNG

A.     PENDAHULUAN
Pohon lantung yang banyak tumbuh di kawasan sekitar lahan pertanian dan perkebunan warga di provinsi Bengkulu.kulit lantung  saat ini dijadikan berbagai kerajinan souvenir menarik yang khas di propinsi Bengkulu sayangnya kerajinan dari kulit pohon ini belum banyak dikenal

Kota Bengkulu ibu kota dari provinsi Bengkulu yang merupakan salah satu rovinsi pecahan dari sumatera bagian selatan ternyata banyak memiliki keunikan selain pantai yang mengelilingi kota ini,salah satunya kulit lantung yang saat ini dijadikan primadona souvenir khas kota Bengkulu untuk dijadikan oleh-oleh bagi para pengunjung di  kota kecil ini mulai dari tas gantungan kunci tempat tisu  topi miniatur bangunan tabot dan berbagai macam souvenir lainnya  banyak dibuat dari kulit pohon lantung

Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa kulit lantung mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar apabila digarap secara maksimal. Pemahaman seperti itu untuk mengubah persepsi masyarakat dari pemanfaatan kulit lantung secara tradisional menjadi suatu komoditi yang lebih berdaya guna dengan menerapkan teknologi dan sentuhan seni, sehingga kulit lantung dapat menjadi komoditi yang mampu mendatangkan keuntungan bagi pengrajin. Bagi daerah propinsi bengkulu, industri kerajinan kulit lantung seakan-akan belum menjadi kebanggaan untuk menambah pendapatan. Hal ini dikarenakan tidak adanya tenaga terampil yang mampu mengolah tanaman kulit lantung tersebut. Berbeda dengan di daerah pulau jawa di wilayah kabupaten purworejo tanaman bamboo menjadi suatu kebanggaan dan menjadi salah satu ikon dagang.

 Kulit lantung sendiri berasal dari sebuah pohon yang banyak tumbuh disekitar pekarangan dan kebun warga di daerah kabupaten Bengkulu selatan dan Bengkulu tengah. Dahulunya kulit pohon yang sering disebut dengan lantung ini dibuat kain untuk dikenakan para ibu-ibu namun sekarang tidak lagi.

 Salah satu petani yang masih mengusahakan kulit lantung untuk dijual sebagai tambahan kebutuhan hidup adalah edi burhan warga seluma kabupaten seluma.

 Disela-sela pekerjaan utamanya merawat kebun sawit dan karetnya ia sering mencari pohn lantung. Biasanya pohon yang dapat diambil kulitnya adalah pohon yang sudah berusia enam sampai 10 tahun, pohon lantung yang sudah ditebang kemudian dikupas kulitnya dari batangnya. Untuk memudahkan agar kulit kayu terkelupas, maka terlebih dahulu dipukul-pukul sesudah itu bagian tengah kulit kayu dipisahkan dari kulit keras atau kulit luarnya.

 Lembaran kulit tengah lantung kemudian diratakan dengan peralatan sederhana dengan dipukul-pukul hingga tipis menjadi lembaran seperti kertas yang lebar. lembaran kulit yang masih basah ini kemudian dijemur hingga dua minggu lamanya agar mendapatkan kualitas kulit yang baik.

 Lembaran kulit lantung yang sudah kering ini/ biasanya ukurannya mencapai satu setengah meter kali satu meter yang ia jual pada pengrajin kulit lantung dibengkulu bervariasi antara rp. 7000 hingga 10 ribu per lembarnya


          bila sudah jadi dalam bentuk kerajinan tangan kulit bagian dalam pohon lantung ini harganya berfariasi dari mulai rp. 10.000 hingga rp. 200.000,- tergantung besar kecilnya ukuran barang


B.        PROFIL USAHA
Usaha kerajinan kulit lantung yang berada di Kota Bengkulu ini pada umumnya dijalankan dalam dalam skala industri kecil atau industri rumah tangga dan telah berkembang cukup lama. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut beberapa perintis kerajinan kulit lantung di kota Bengkulu ini melakukan pengamatan lebih dalam lagi di Bali dan berbekal informasi melimpahnya bahan baku di wilayah ini maka mulailah kegiatan usaha kerajinan ini dijalankan.
Sejak awal berkembangnya usaha kerajinan kulit lantung di wilayah Kota Bengkulu, produk utama para pengrajin kulit lantung adalah souvenir dan pernak-perniknya, misalnya, gantungan kunci, bingkai photo, tempat pensil, miniature bangunan dan lain-lainnya.

C.        LOKASI USAHA
Lokasi usaha kerajinan kulit lantung sangat dipengaruhi oleh lokasi keberadaan bahan baku utama (kulit lantung) dan tenaga pengrajin, hal ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi dan penekanan biaya penyediaan bahan baku. Pada umumnya pengrajin ini bertempat di sepanjang emperan Pertokoan di sepanjang Jalan Suprapto dan sekitarnya para pengrajin memilih lokasi usaha di pinggir jalan hal ini disebabkan karena lokasi dipinggir jalan ini memberikan nilai lebih bagi pengrajin, khususnya dalam pemasaran produk, ke pembeli/konsumen.

D.       FASILITAS PRODUKSI DAN PERALATAN
Seperti halnya proses produksi untuk usaha kerajinan pada umumnya, maka proses kegiatan kerajinan kulit lantung dilakukan secara alami dan manual dengan mengandalkan kondisi alam dan kemampuan/keterampilan tangan pengrajin. Kondisi alam dibutuhkan dalam proses pengeringan dan pengawetan bahan baku (kulit lantung basah) hingga siap untuk dilakukan pembuatan kulit lantung, sedangkan keterampilan pengrajin mutlak diperlukan karena seluruh proses produksi dilakukan secara manual
Peralatan yang digunakan oleh para pengrajin kulit lantung tergolong sangat sederhana dan dapat diperoleh dari daerah sekitar. Peralatan tersebut antara lain :
1.      Parang, digunakan untuk memotong kulit lantung dan membersihkan cabang di setiap ruas kulit lantung,
2.      Pisau kecil, atau pisau kater, digunakan untuk merapikan setelah dilakukan pemotongan
3.      Meteran, digunakan untuk membuat ukuran-ukuran sebelum kulit lantung dipotong,
Lem digunakan untuk merekatkan kulit lantung yang telah dipotong potong untuk dibuat seperti yang diinginkan.

E.      BAHAN BAKU
           1. Bahan Baku Utama
Bahan baku utama dalam kerajinan ini yaitu  kulit lantung,
           2. Bahan Pembantu
Kertas sejenis kardus dan papantipis atau papan triplek merupakan bahan pembantu utama dalam pembuatan berbagai jenis kerajinan kulit lantung yang difungsikan sebagai pembentuk kerajinan yang akan di bungkus sengan kulit lantung.

F.            TENAGA KERJA
pada umumnya usaha kerajinan kulit lantung diilaksanakan berdasarkan sistem individu, makhsudnya, pengrajin disini selaku Bos, sekaligus pekerjanya sendiri. Jadi segala sesuatunya mulai dari penediaan bahan baku ssampai pemasaran dikerjakannya sendiri. Dengan kata lain sistemnya hamper sama dengan tukang sate.

G.        TEKNOLOGI
Teknologi proses dalam usaha kerajinan  kulit lantung sangatlah sederhana karena hanya mengandalkan keterampilan tangan pengrajin dengan bahan baku yang sederhana dan mudah didapatkan. Namun dalam kesederhanaan teknologi produksi tersebut diperlukan ketelitian dan ketekunan dalam mengerjakan  kulit lantung agar memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi.

Untuk masa mendatang kebutuhan akan “inovasi” dan kreativitas desain produk yang dinamis mutlak diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman yang seringkali mengutamakan aspek seni dan artistik produk. Sebagai bentuk usaha kerajinan tangan (handicraft), usaha ini tidak memerlukan teknologi mekanik maupun mesin. Tidak ada teknologi yang dapat diterapkan pada usaha kerajinan ini agar produksinya dapat ditingkatkan, melainkan hanya dengan penambahan tenaga terampil sebagai tenaga kerja borongan yang menjadi pilihan untuk menambah kapasitas usaha dam kapasitas produksi kerajinan kerajinan kulit lantung.

H.         JUMLAH, JENIS DAN MUTU PRODUKSI
Jenis kerajinan yang diusahakan oleh industri kerajinan kulit lantung di Kota Bengkulu sangat beragam. Pada intinya bentuk umum kerajinan yang diusahakan berbentuk hiasan-hiasan misalnya gantungan kunci, bingkai poto, miniature bangunan tempat pensil, tisu, dan lain-lainnya. Pengendalian mutu dan produk yang akan dihasilkan dilakukan oleh pengrajin sejak penyiapan bahan baku hingga menjadi produk kerajinan yang siap dipasarkan.

 J.        ASPEK PEMASARAN

 a.    Permintaan
Khususnya Kota Bengkulu, seakan-akan tidak bisa terpisahkan dari kerajinan kulit lantung, seperti terlihat dari cukup banyaknya pengrajin kulit lantung di sepanjang jalan suprapto, sehingga  yang melewati jalan ini dapat melihat kekrajinan kulit lantung yang memiliki nilai seni cukup tinggi. Metode pemasaran produk kerajinan kulit lantung masih bersifat sederhana dan konvensional yaitu dengan cara menunggu calon pembeli untuk datang ke lokasi usaha serta menyaksikan produk kerajinan kulit lantung yang diletakkan di tempat berjualan dan berharap terjadi proses jual beli kerajinan kulit lantung. Oleh karena produk yang dihasilkan berdasarkan kontinuitas usaha, maka produk yang dihasilkan cenderung sama tanpa inovasi yang baru. Pengrajin kerajinan kulit lantung di wilayah ini memiliki kemampuan untuk membuat kerajinan kulit lantung dengan model dan inovasi baru, tetapi hal itu lebih didasarkan kepada keinginan calon pembeli. Permintaan melalui pemesanan kerajinan kulit lantung dari wilayah ini umumnya berasal dari dari dalam kota maupun dalam kota. Model kerajinan kulit lantung yang dipesan oleh pembeli ini pada umumnya yaitu, souvenir, model bingkai, gantungan kunci, kenang-kenangan dan lain-lainnya.

             b.   Inovasi
Sebagai salah satu usaha yang berbasis kepada kerajinan tangan maka produk kerajinan kulit lantung memerlukan keterampilan tangan dan keuletan, sehingga produk yang dihasilkan memiliki seni dan bernilai jual tinggi. Keterampilan dan keuletan pengrajin kerajinan kulit lantung di Kota Bengkulu diperlihatkan dengan kemampuan mereka untuk memenuhi pemesanan dengan model baru, sepanjang model tersebut berasal dari pemesan yang bersangkutan. Jenis produk yang dihasilkan secara kontinue adalah kerajinan kulit lantung souvenir dan pernak-perniknya, dan beberapa jenis kerajinan yang diproduksi sesuai pesanan konsumennya. Kelemahan para pengrajin kulit lantung adalah kurangnya inovasi baru dalam model souvenir dan pernak-pernik kerajinan kulit lantung yang diproduksi, karena pengrajin akan membuat model baru sepanjang ada pesanan dari calon pembeli.

c.   Harga
Kerajinan kulit lantung merupakan suatu produk hasil kerajinan tangan yang dihasilkan dari bahan baku sederhana dan murah namun memiliki nilai seni. Cukup banyak model yang mampu dihasilkan oleh para pengrajin kulit lantung. Harga jual produk kerajinan kulit lantung ini bervareasi antara Rp.5000.- s/d Rp. 200.000.- tergantug dengan besar kecilnya ukuran barang dan kerumitan proses pembuatannya.

d.  Jalur Pemasaran
Pemasaran produk kerajinan kerajinan kulit lantung dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu penjualan secara langsung dan penjualan melalui pemesanan. Penjualan secara langsung dilakukan pengrajin di lokasi usaha yang umumnya terletak di pinggir jalan, dengan sistem penjualan dilakukan adalah pembayaran kontan. Untuk pembelian melalui pemesanan, pengrajin mengharuskan kepada calon pembeli/pemesan untuk memberikan uang muka antara 30% - 50% dari total nilai penjualan, dan sisanya harus dibayar lunas pada saat barang akan diangkut ke daerah calon pembeli.


e.   Kendala Produksi
Kemampuan yang dimiliki pengusaha kerajinan kulit lantung yang didukung pula keterampilan tenaga kerja menjadikan kegiatan proses produksi usaha kerajinan kerajinan kulit lantung dapat berjalan dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Satu-satunya situasi dan kondisi yang dapat menjadi kendala dalam proses produksi adalah cuaca. Pada saat musim penghujan (antara September hingga Pebruari) dimana curah hujan cukup tinggi menyebabkan proses pengeringan kulit lantung bertambah lama. Semakin lama kulit lantung tersebut kering maka proses produksi selanjutnya akan mengalami penundaan yang berakibat pula pada turunnya volume kerajinan yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pengusaha kerajinan akan memperbanyak stok kulit lantung yang sudah dikeringkan pada bulan-bulan sebelum musim hujan. Belum adanya Standar Nasional Indonesia mengenai produk dari kerajinan kerajinan kulit lantung membuat jenis dan mutu kerajinan yang dihasilkan menjadi sangat beragam dan berakibat kepada sulitnya menstandarisasi produk ini sesuai dengan standar internasional.

J.     PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      potensi pasar untuk produk kerajinan kulit lantung masih relatif terbuka. Pengembangan inovasi baru dalam produk yang dihasilkan menjadi pilihan utama bagi pengrajin agar kerajinan kulit lantung yang dihasilkan mampu menembus pasar termasuk pasar ekspor.

2.      secara teknis bahan baku dan bahan-bahan pembantu cukup tersedia di wilayah sendiri, sementara teknis/proses produksi bukan merupakan hambatan kegiatan usaha. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi memudahkan pengrajin dalam memasarkan produk kerajinan kulit lantung.
3.      usaha kerajinan kerajinan kulit lantung memberikan kontribusi positif bagi kondisi ekonomi maupun sosial masyarakat sekitar dan wilayah setempat termasuk bagi kemungkinan peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui penciptaan sumber - sumber retribusi dari berbagai usaha yang terkait.
4.      Dari aspek dampak lingkungan lebih disebabkan pada kebutuhan kulit lantung oleh para pengrajin yang dapat mempengaruhi kondisi alam dan lingkungan (erosi) apabila pola tanam dan peremajaan tanaman kulit lantung tidak dilakukan dengan baik.

B.     Saran
1.      Produk kerajinan kulit lantung Indonesia saat ini masih dapat bersaing dengan produk-produk sejenis dari China dan Thailand, namun melihat grafik ekspor Indonesia cenderung mengalami penurunan, maka perlunya pembinaan dinas terkait maupun pemerhati kerajinan kulit lantung untuk ikut serta dalam pengembangan motif dan inovasi baru agar dapat
lebih diterima pasar internasional.
2.      Petani kulit lantung dan dinas terkait perlu memperhatikan kondisi lahan hutan kulit lantung yang ada agar potensi kulit lantung dapat terjaga, yang berdampak kepada ketersediaan pasokan bahan baku bagi pengrajin kulit lantung serta mampu menjaga kelestarian lingkungan.
3.      Kususnya di propinsi Bengkulu diharapkan pemerintah yang terkait memberikan penyulhan pada masyarakat Bengkulu tentang peluang dari ketrampilan kulit lantung. Mengingan di propinsi Bengkulu banyak sekali jenis-jenis kulit lantung yang dapat digunakan sebagai bahan kerajinan karna tenaga trampil dibengkulu yang bisa mengolah kulit lantung menjadi kerajinan yang bernilai sangat kurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar