KREASI KULIT LANTUNG
A. PENDAHULUAN
Pohon lantung yang banyak tumbuh di kawasan
sekitar lahan pertanian dan perkebunan warga di provinsi Bengkulu.kulit
lantung saat ini dijadikan berbagai
kerajinan souvenir menarik yang khas di propinsi Bengkulu sayangnya kerajinan
dari kulit pohon ini belum banyak dikenal
Kota Bengkulu ibu kota dari provinsi Bengkulu
yang merupakan salah satu rovinsi pecahan dari sumatera bagian selatan ternyata
banyak memiliki keunikan selain pantai yang mengelilingi kota ini,salah satunya
kulit lantung yang saat ini dijadikan primadona souvenir khas kota Bengkulu
untuk dijadikan oleh-oleh bagi para pengunjung di kota kecil ini mulai dari tas gantungan kunci
tempat tisu topi miniatur bangunan tabot
dan berbagai macam souvenir lainnya
banyak dibuat dari kulit pohon lantung
Tidak banyak orang yang mengetahui
bahwa kulit lantung mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar apabila
digarap secara maksimal. Pemahaman seperti itu untuk mengubah persepsi
masyarakat dari pemanfaatan kulit lantung secara tradisional menjadi suatu
komoditi yang lebih berdaya guna dengan menerapkan teknologi dan sentuhan seni,
sehingga kulit lantung dapat menjadi komoditi yang mampu mendatangkan
keuntungan bagi pengrajin. Bagi daerah propinsi bengkulu, industri kerajinan
kulit lantung seakan-akan belum menjadi kebanggaan untuk menambah pendapatan.
Hal ini dikarenakan tidak adanya tenaga terampil yang mampu mengolah tanaman
kulit lantung tersebut. Berbeda dengan di daerah pulau jawa di wilayah
kabupaten purworejo tanaman bamboo menjadi suatu kebanggaan dan menjadi salah
satu ikon dagang.
Kulit lantung sendiri berasal dari sebuah
pohon yang banyak tumbuh disekitar pekarangan dan kebun warga di daerah
kabupaten Bengkulu selatan dan Bengkulu tengah. Dahulunya kulit pohon yang
sering disebut dengan lantung ini dibuat kain untuk dikenakan para ibu-ibu
namun sekarang tidak lagi.
Salah satu petani yang masih mengusahakan
kulit lantung untuk dijual sebagai tambahan kebutuhan hidup adalah edi burhan
warga seluma kabupaten seluma.
Disela-sela pekerjaan utamanya merawat kebun
sawit dan karetnya ia sering mencari pohn lantung. Biasanya pohon yang dapat
diambil kulitnya adalah pohon yang sudah berusia enam sampai 10 tahun, pohon
lantung yang sudah ditebang kemudian dikupas kulitnya dari batangnya. Untuk
memudahkan agar kulit kayu terkelupas, maka terlebih dahulu dipukul-pukul
sesudah itu bagian tengah kulit kayu dipisahkan dari kulit keras atau kulit
luarnya.
Lembaran kulit tengah lantung kemudian
diratakan dengan peralatan sederhana dengan dipukul-pukul hingga tipis menjadi
lembaran seperti kertas yang lebar. lembaran kulit yang masih basah ini
kemudian dijemur hingga dua minggu lamanya agar mendapatkan kualitas kulit yang
baik.
Lembaran kulit lantung yang sudah kering ini/
biasanya ukurannya mencapai satu setengah meter kali satu meter yang ia jual
pada pengrajin kulit lantung dibengkulu bervariasi antara rp. 7000 hingga 10
ribu per lembarnya
bila
sudah jadi dalam bentuk kerajinan tangan kulit bagian dalam pohon lantung ini
harganya berfariasi dari mulai rp. 10.000 hingga rp. 200.000,- tergantung besar
kecilnya ukuran barang
B.
PROFIL
USAHA
Usaha kerajinan kulit lantung yang berada di Kota Bengkulu ini
pada umumnya dijalankan dalam dalam skala industri kecil atau industri rumah
tangga dan telah berkembang cukup lama. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut
beberapa perintis kerajinan kulit lantung di kota Bengkulu ini melakukan
pengamatan lebih dalam lagi di Bali dan berbekal informasi melimpahnya bahan
baku di wilayah ini maka mulailah kegiatan usaha kerajinan ini dijalankan.
Sejak awal berkembangnya usaha kerajinan kulit lantung di wilayah Kota
Bengkulu, produk utama para pengrajin kulit lantung adalah souvenir dan
pernak-perniknya, misalnya, gantungan kunci, bingkai photo, tempat pensil,
miniature bangunan dan lain-lainnya.
C. LOKASI USAHA
Lokasi usaha kerajinan kulit
lantung sangat dipengaruhi oleh lokasi keberadaan bahan baku utama (kulit
lantung) dan tenaga pengrajin, hal ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan
proses produksi dan penekanan biaya penyediaan bahan baku. Pada umumnya
pengrajin ini bertempat di sepanjang emperan Pertokoan di sepanjang Jalan
Suprapto dan sekitarnya para pengrajin memilih lokasi usaha di pinggir jalan
hal ini disebabkan karena lokasi dipinggir jalan ini memberikan nilai lebih
bagi pengrajin, khususnya dalam pemasaran produk, ke pembeli/konsumen.
D. FASILITAS
PRODUKSI DAN PERALATAN
Seperti halnya proses produksi untuk usaha kerajinan pada umumnya,
maka proses kegiatan kerajinan kulit lantung dilakukan secara alami dan manual
dengan mengandalkan kondisi alam dan kemampuan/keterampilan tangan pengrajin.
Kondisi alam dibutuhkan dalam proses pengeringan dan pengawetan bahan baku (kulit
lantung basah) hingga siap untuk dilakukan pembuatan kulit lantung, sedangkan
keterampilan pengrajin mutlak diperlukan karena seluruh proses produksi
dilakukan secara manual
Peralatan yang digunakan oleh para pengrajin kulit lantung
tergolong sangat sederhana dan dapat diperoleh dari daerah sekitar. Peralatan
tersebut antara lain :
1. Parang, digunakan untuk memotong kulit lantung dan membersihkan
cabang di setiap ruas kulit lantung,
2. Pisau kecil, atau pisau kater, digunakan untuk merapikan setelah
dilakukan pemotongan
3. Meteran, digunakan untuk membuat ukuran-ukuran sebelum kulit
lantung dipotong,
Lem digunakan untuk merekatkan kulit lantung
yang telah dipotong potong untuk dibuat seperti yang diinginkan.
E. BAHAN
BAKU
1. Bahan
Baku Utama
Bahan baku utama dalam kerajinan ini yaitu kulit lantung,
2. Bahan Pembantu
Kertas sejenis kardus dan papantipis atau papan triplek merupakan
bahan pembantu utama dalam pembuatan berbagai jenis kerajinan kulit lantung
yang difungsikan sebagai pembentuk kerajinan yang akan di bungkus sengan kulit
lantung.
F.
TENAGA
KERJA
pada umumnya usaha kerajinan kulit lantung diilaksanakan
berdasarkan sistem individu, makhsudnya, pengrajin disini selaku Bos, sekaligus
pekerjanya sendiri. Jadi segala sesuatunya mulai dari penediaan bahan baku
ssampai pemasaran dikerjakannya sendiri. Dengan kata lain sistemnya hamper sama
dengan tukang sate.
G. TEKNOLOGI
Teknologi proses dalam usaha kerajinan kulit lantung sangatlah sederhana karena hanya
mengandalkan keterampilan tangan pengrajin dengan bahan baku yang sederhana dan
mudah didapatkan. Namun dalam kesederhanaan teknologi produksi tersebut
diperlukan ketelitian dan ketekunan dalam mengerjakan kulit lantung agar memiliki nilai seni dan
nilai jual yang tinggi.
Untuk masa mendatang kebutuhan akan “inovasi” dan kreativitas
desain produk yang dinamis mutlak diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman
yang seringkali mengutamakan aspek seni dan artistik produk. Sebagai bentuk
usaha kerajinan tangan (handicraft), usaha ini tidak memerlukan teknologi
mekanik maupun mesin. Tidak ada teknologi yang dapat diterapkan pada usaha
kerajinan ini agar produksinya dapat ditingkatkan, melainkan hanya dengan
penambahan tenaga terampil sebagai tenaga kerja borongan yang menjadi pilihan
untuk menambah kapasitas usaha dam kapasitas produksi kerajinan kerajinan kulit
lantung.
H. JUMLAH, JENIS DAN MUTU PRODUKSI
Jenis kerajinan yang diusahakan oleh industri kerajinan kulit
lantung di Kota Bengkulu sangat beragam. Pada intinya bentuk umum kerajinan
yang diusahakan berbentuk hiasan-hiasan misalnya gantungan kunci, bingkai poto,
miniature bangunan tempat pensil, tisu, dan lain-lainnya. Pengendalian mutu dan
produk yang akan dihasilkan dilakukan oleh pengrajin sejak penyiapan bahan baku
hingga menjadi produk kerajinan yang siap dipasarkan.
J. ASPEK PEMASARAN
a. Permintaan
Khususnya Kota Bengkulu, seakan-akan tidak bisa terpisahkan dari
kerajinan kulit lantung, seperti terlihat dari cukup banyaknya pengrajin kulit
lantung di sepanjang jalan suprapto, sehingga
yang melewati jalan ini dapat melihat kekrajinan kulit lantung yang
memiliki nilai seni cukup tinggi. Metode pemasaran produk kerajinan kulit
lantung masih bersifat sederhana dan konvensional yaitu dengan cara menunggu
calon pembeli untuk datang ke lokasi usaha serta menyaksikan produk kerajinan kulit
lantung yang diletakkan di tempat berjualan dan berharap terjadi proses jual
beli kerajinan kulit lantung. Oleh karena produk yang dihasilkan berdasarkan
kontinuitas usaha, maka produk yang dihasilkan cenderung sama tanpa inovasi
yang baru. Pengrajin kerajinan kulit lantung di wilayah ini memiliki kemampuan
untuk membuat kerajinan kulit lantung dengan model dan inovasi baru, tetapi hal
itu lebih didasarkan kepada keinginan calon pembeli. Permintaan melalui
pemesanan kerajinan kulit lantung dari wilayah ini umumnya berasal dari dari
dalam kota maupun dalam kota. Model kerajinan kulit lantung yang dipesan oleh
pembeli ini pada umumnya yaitu, souvenir, model bingkai, gantungan kunci,
kenang-kenangan dan lain-lainnya.
b. Inovasi
Sebagai salah satu usaha yang berbasis kepada kerajinan tangan maka
produk kerajinan kulit lantung memerlukan keterampilan tangan dan keuletan,
sehingga produk yang dihasilkan memiliki seni dan bernilai jual tinggi.
Keterampilan dan keuletan pengrajin kerajinan kulit lantung di Kota Bengkulu
diperlihatkan dengan kemampuan mereka untuk memenuhi pemesanan dengan model
baru, sepanjang model tersebut berasal dari pemesan yang bersangkutan. Jenis
produk yang dihasilkan secara kontinue adalah kerajinan kulit lantung souvenir
dan pernak-perniknya, dan beberapa jenis kerajinan yang diproduksi sesuai
pesanan konsumennya. Kelemahan para pengrajin kulit lantung adalah kurangnya
inovasi baru dalam model souvenir dan pernak-pernik kerajinan kulit lantung
yang diproduksi, karena pengrajin akan membuat model baru sepanjang ada pesanan
dari calon pembeli.
c. Harga
Kerajinan kulit lantung merupakan suatu produk hasil kerajinan
tangan yang dihasilkan dari bahan baku sederhana dan murah namun memiliki nilai
seni. Cukup banyak model yang mampu dihasilkan oleh para pengrajin kulit
lantung. Harga jual produk kerajinan kulit lantung ini bervareasi antara
Rp.5000.- s/d Rp. 200.000.- tergantug dengan besar kecilnya ukuran barang dan
kerumitan proses pembuatannya.
d. Jalur Pemasaran
Pemasaran produk kerajinan kerajinan kulit lantung dilakukan
melalui 2 (dua) cara, yaitu penjualan secara langsung dan penjualan melalui
pemesanan. Penjualan secara langsung dilakukan pengrajin di lokasi usaha yang
umumnya terletak di pinggir jalan, dengan sistem penjualan dilakukan adalah
pembayaran kontan. Untuk pembelian melalui pemesanan, pengrajin mengharuskan
kepada calon pembeli/pemesan untuk memberikan uang muka antara 30% - 50% dari
total nilai penjualan, dan sisanya harus dibayar lunas pada saat barang akan
diangkut ke daerah calon pembeli.
e. Kendala
Produksi
Kemampuan yang dimiliki pengusaha kerajinan kulit lantung yang
didukung pula keterampilan tenaga kerja menjadikan kegiatan proses produksi
usaha kerajinan kerajinan kulit lantung dapat berjalan dengan baik tanpa ada
hambatan yang berarti. Satu-satunya situasi dan kondisi yang dapat menjadi
kendala dalam proses produksi adalah cuaca. Pada saat musim penghujan (antara
September hingga Pebruari) dimana curah hujan cukup tinggi menyebabkan proses
pengeringan kulit lantung bertambah lama. Semakin lama kulit lantung tersebut
kering maka proses produksi selanjutnya akan mengalami penundaan yang berakibat
pula pada turunnya volume kerajinan yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, pengusaha kerajinan akan memperbanyak stok kulit lantung yang sudah
dikeringkan pada bulan-bulan sebelum musim hujan. Belum adanya Standar Nasional
Indonesia mengenai produk dari kerajinan kerajinan kulit lantung membuat jenis
dan mutu kerajinan yang dihasilkan menjadi sangat beragam dan berakibat kepada
sulitnya menstandarisasi produk ini sesuai dengan standar internasional.
J. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. potensi pasar untuk produk kerajinan kulit lantung masih relatif
terbuka. Pengembangan inovasi baru dalam produk yang dihasilkan menjadi pilihan
utama bagi pengrajin agar kerajinan kulit lantung yang dihasilkan mampu
menembus pasar termasuk pasar ekspor.
2. secara teknis bahan baku dan bahan-bahan pembantu cukup tersedia
di wilayah sendiri, sementara teknis/proses produksi bukan merupakan hambatan
kegiatan usaha. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi
memudahkan pengrajin dalam memasarkan produk kerajinan kulit lantung.
3. usaha kerajinan kerajinan kulit lantung memberikan kontribusi
positif bagi kondisi ekonomi maupun sosial masyarakat sekitar dan wilayah
setempat termasuk bagi kemungkinan peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui
penciptaan sumber - sumber retribusi dari berbagai usaha yang terkait.
4. Dari aspek dampak lingkungan lebih disebabkan pada kebutuhan kulit
lantung oleh para pengrajin yang dapat mempengaruhi kondisi alam dan lingkungan
(erosi) apabila pola tanam dan peremajaan tanaman kulit lantung tidak dilakukan
dengan baik.
B. Saran
1. Produk kerajinan kulit lantung Indonesia saat ini masih dapat
bersaing dengan produk-produk sejenis dari China dan Thailand, namun melihat
grafik ekspor Indonesia cenderung mengalami penurunan, maka perlunya pembinaan
dinas terkait maupun pemerhati kerajinan kulit lantung untuk ikut serta dalam
pengembangan motif dan inovasi baru agar dapat
lebih diterima pasar
internasional.
2. Petani kulit lantung dan dinas terkait perlu memperhatikan kondisi
lahan hutan kulit lantung yang ada agar potensi kulit lantung dapat terjaga,
yang berdampak kepada ketersediaan pasokan bahan baku bagi pengrajin kulit
lantung serta mampu menjaga kelestarian lingkungan.
3. Kususnya di propinsi Bengkulu diharapkan pemerintah yang terkait
memberikan penyulhan pada masyarakat Bengkulu tentang peluang dari ketrampilan kulit
lantung. Mengingan di propinsi Bengkulu banyak sekali jenis-jenis kulit lantung
yang dapat digunakan sebagai bahan kerajinan karna tenaga trampil dibengkulu
yang bisa mengolah kulit lantung menjadi kerajinan yang bernilai sangat kurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar