Kamis, 09 Februari 2012

Proses Terbentuknya Litosfer


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bumi bila dilihat dari luar angkasa tampak halus dan indah, tetapi apabila bagian bumi dilihat dari dekat, akan tampak bahwa permukaan Bumi tidak rata dan bentuknya beragam. Pada permukaan Bumi, ada bagian yang menonjol ke atas, ada pula bagian yang cekung ke bawah. Di daratan bagian yang menonjol ke atas, dapat berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, bukit, dan  sebagainya. Bagian yang cekung dapat berupa ngarai, lembah, danau, sungai, rawa, dan sebagainya. Di dasar laut juga terdapat bagian yang menonjol ke atas dan bagian yang cekung ke bawah, dapat berupa palung laut, lubuk laut, gunung bawah laut, dan sebagainya. Keragaman bentuk muka Bumi tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui berbagai proses dan waktu yang sangat lama. Berbagai bentuk tenaga juga bekerja untuk mengubah muka Bumi, baik dari dalam Bumi maupun dari luar Bumi yang dikenal dengan sebutan tenaga geologi.
Dari ilustrasi di atas jelas sekali bahwa hal-hal yang terjadi adalah sangat berkaitan dengan bagian bumi yaitu bagian litosfer. Untuk diketahui bahwa bumi pada dasarnya, terdiri dari 3 unsur, yaitu unsur air (hidrosfer), unsur udara (atmosfer), dan unsur tanah (litosfer). Peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapisan litosfer sangatlah beragam. Namun sebelum mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di litosfer, maka perlu untuk dipelajari terlebih dahulu mengenai pengertian litosfer, bagian-bagian dari litosfer, struktur batuan litosfer, siklus batuan, bentuk muka bumi akibat proses vulkanisme dan diastropisme, dan manfaat dari litosfer itu sendiri. Maka dari itu, makalah ini dibuat untuk menjawab semua pertanyaan di atas.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari litosfer ?
2.      Apa bagian-bagian dari litosfer ?
3.      Apa saja struktur batuan kulit bumi (lithosfer)?
4.      Bagaimana proses dari siklus batuan?
5.      Bagaimanakah bentuk muka bumi sebagai akibat proses vulkanisme dan diatropisme?
6.      Apa saja manfaat dari litosfer?

1.3 Tujuan
            Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1.      Mengetahui pengertian dari litosfer.
2.      Mengetahui bagian-bagian litosfer.
3.      Mengetaui struktur batuan kulit bumi (lithosfer).
4.      Mengetahui proses dari siklus batuan.
5.      Mengetahui bentuk muka bumi sebagai akibat proses vulkanisme dan diatropisme.
6.      Mengetahui manfaat dari litosfer.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Litosfer
Kata lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan. Lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Perlu dipahami bahwa yang dimaksud batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah iat, abu gunung api, pasir, kerikil dan sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari di bawah samudra.

2.2    Bagian-bagian litosfer
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
a)        Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer + 3.470 km.
b)        Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c)        Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
icha
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1.        Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di Laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
2.        Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Perhatikan gambar penampang bumi berikut ini:

2.3  Struktur batuan kulit bumi
Kerak bumi terdiri daripada beraneka jenis batu-batuan. Tiap-tiap batu-batuan ini berbeda daripada yang lainnya, baik tentang corak, bentuk rupa, warna, ketelusan air, cara terjadinya, mahupun kekuatannya menahan kuasa gondolan. Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara fizikal, pengetahuan tentang batu-batan ini sangatlah penting. Begitulah juga bagi ahli-ahli Geografi. Mereka perlu mempunyai pengetahuan asas tentang jenis jenis batu-batan yang biasa terdapat dan juga hubungannya dengan rupa bumi. Batu-batan juga menjadi asas bagi tanah-tanih dan sedikit sebanyaknya menentukan jenis jenis tumbuhan dan penggunaan tanah-tanih di sesuatu kawasan. Oleh itu kita perlu mengetahui dan mengenal batu-batuan yang terdapat di sekeliling kita.
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan
(a) kandungan mineral, yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan ini.
(b) tekstur batuan, yaitu saiz dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batuan;
(c) struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.
Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal-kristal dari berbagai jenis mineral, atau pecahan kristal mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung fragmen cangkang organisme.
Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
Ø  Batuan beku/ igneus
Ø  Batuan sedimen/ enapan
Ø  Batuan metamorf

Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.

Untuk lebih memahami jenis-jenis batuan perhatikan uraian berikut:
a.        Batuan Beku/ igneus
Batuan igneus terjadi akibat daripada penyejukan dan pembekuan magma dari dalam kerak bumi. Batu ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis dan tidak mengandungi fosil. Batu igneus boleh dikelaskan berdasarkan kandungan bahan-bahan logam di dalamnya. Jikalau batuan ini mengandungi lebih banyak silika maka batu itu digolongkan sebagai batuan asid. Sebagai batuan granit, batuan igneus jenis asid ini tidaklah padat dan lebih muda warnanya daripada batuan bes. Batuan bes pula lebih padat dan lebih hitam warnanya karena banyak mengandung oksid bes, seperti besi, aluminium dan magnesium.

Berdasarkan asal kejadiannya, batuan igneus boleh dikelaskan kepada dua jenis yaitu:
l. Batuan Igneus Plutonik atau Rejahan - Batu ini adalah batu igneus yang terjadi di bahagian bawah kerak bumi. Penyejukan dan pembekuan cecair ini berlaku secara perlahan-lahan. Oleh kerana itu terjadilah hablur-hablur kasar yang mudah dikenal. Batu jalar dalam ini, umpamanya granit, diorit dan gabro terdedah di permukaan bumi akibat daripada proses gondolan dan hakisan.
2. Batu Gunung Berapi atau Terobosan - Batu gunung berapi adalah batu cecair yang telah melimpah keluar dari gunung berapi sebagai lava. Lava ini membeku dengan cepat di permukaan bumi dan hablur yang dihasilkannya berbentuk halus.
Batu gunung berapi atau batu jalar luar yang biasa terdapat ialah batu basol. Batu basol ini menghasilkan hanyutan lava, litupan lava dan daratan tinggi lava. Setengah-setengah batu basol membeku dengan cara yang luar biasa dan menghasilkan menara-menara batu. Sebahagian daripada lava cair itu mungkin mengalir keluar melalui rekahan-rekahan. Lava cair itu kemudian membeku dalam bentuk daik yang tegak dan sil yang datar.
Kebanyakan batu igneus keras lagi kukuh. Oleh kerana itulah batu igneus biasanya dipecahkan untuk kegunaan membuat jalan raya, tugu-tugu peringatan dan batu-batu nisan yang berukir.
Berdasarkan berbagai macam komposisi kimianya salah satunya yang sederhana adalah berdasarkan pada kandungan silika atau SiO2 , batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi :
Ø Batuan beku asam. Batuan ini berwarna cerah, kandungan silika tinggi, 65 - 75 % SiO2, yang dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna cerah: kuarsa dan K-feldspar, dan mineral berwarna gelap:biotit. Termasuk kategori ini antara lain adalah Granit dan Riolit.
Ø Batuan beku menengah. Batuan ini berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, mengandung silika menengah, 52 - 65 %, yang dicirikan oleh kehadiran mineral-mineral cerahnya plagioklas menengah (Ca-Na plagioklas) yang dominan, dan mineral berwarna gelap yang utama adalah hornblende. Termasuk kategori ini antara lain adalah Andesit dan Diorit.
Ø Batuan beku basa. Batuan ini berwarna gelap, hitam, kandungan silikanya rendah, 45 - 52 %, yang dicirikan oleh kehadiran mineral cerah plagioklas basa (Ca-plagioklas), dan mineral berwarna gelap yang dominan piroksen. Termasuk kategori ini antara lain adalah Gabro dan Basalt.
Ø Batuan beku ultrabasa. Batuan ini berwarna gelap, hijau gelap, kandungan silikanya sangat rendah, < 45 %, yang dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna gelap olivin dan piroksin, dan tanpa mineral berwarna cerah. Termasuk kategoti ini adalah Peridotit, Dunite, Piroksenit.

Ada dua macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam (contohnya batu granit), dan batuan beku luar (contohnya batu andesit ). Untuk mengetahui ketepatan batuan jenis batuan harus dilakukan uji laboratorium dengan menggunakan mikroskop untuk melihat bentuk kristal batuannya.
   


b.           Batuan sedimen/ enapan
Batu enapan terjadi daripada enapan yang terkumpul di kawasan perairan. Kejadiannya memakan masa yang panjang. Batuan ini dapat dibedakan daripada batuan jenis lain oleh sifat-sifatnya yang berlapis-lapis. Oleh sebab itu batuan ini disebut batu-batan berlapis. Tebal lapisannya berbeda-beda dari beberapa sentimeter hingga ke beberapa meter. Bentuknya kasar atau berbiji-biji halus, mungkin juga lembut atau keras. Bahan-bahan yang membentuk batuan enapan ini mungkin telah diangkut oleh sungai-sungai, glasier, angin atau binatang-binatang. Batuan enapan tidak berhablur dan seringkali mengandungi fosil-fosil binatang, tumbuh-tumbuhan dan hidup-hidupan halus. Batuan enapan inilah yang paling berbeda sekali cara kejadiannya jika dibandingkan dengan batuan lain, batuan enapan dapat dikelaskan berdasarkan umurnya. Berbagai-bagai jenis batu-batan yang terjadi dalam jangka waktu yang sama telah dijeniskan ke dalam satu golongan. Mengetahui sifat-sifat pelbagai jenis batu-batan itu sangatlah penting.
Berdasarkan kepada asal kejadiannya dan kandungannya, batuan enapan dapat diklasifikasikan menjadi :
l. Batuan enapan yang terjadi secara mekanik - Batuan jenis ini terjadi daripada pemaduan bahan-bahan yang terkumpul daripada batuan yang lain. Batu pasir merupakan batuan enapan yang paling banyak terdapat. Batuan ini terjadi daripada pasir dan kadang-kadang serpihan batu kuarza. Susunan, kandungan dan warnanya sangatlah berbeda-beda. Batu pasir banyak dipecahkan di kuari-kuari untuk kegunaan membuat rumah atau membuat batu penggiling. Batu pasir yang lebih besar dikenal sebagai grit. Apabila batu-batu kelikir yang lebih besar berpadu dengan kukuhnya sehingga menjadi batu besar, maka batuan itu disebut konglomeret (sekiranya bulat) dan brekia (sekiranya bersegi-segi). Batuan enapan yang lebih halus menjadi tanah liat yang banyak digunakan untuk membuat bata, syil atau batu lodak. Pasir dan batu kelikir mungkin terdapat dalam bentuk yang tidak berpadu.
2. Batuan enapan yang terjadi secara organik - Batu ini terjadi daripada bangkai hidup-hidupan yang halus. Contohnya, organisma seperti karang dan kerang yang telah reput dagingnya akan meninggalkan kulit-kulit yang keras. Kebanyakan batu yang terjadi secara ini terdiri daripada jenis kalkeria antaranya termasuklah batu kapur dan kapur. Batu yang mengandungi karbon juga terjadi secara organik. Batuan ini terjadi daripada pemendapan tumbuh-tumbuhan yang telah reput seperti yang terdapat di kawasan paya dan hutan. Batuan di atas memberikan tekanan kepada tinggalan tumbuh-tumbuhan itu dan memampatkannya menjadi jisim karbon yang padat. Akhirnya tinggalan ini menjadi gambut, lignit atau arang batu. Semua bahan-bahan ini sangat tinggi nilainya dari segi ekonomi.
3. Batuan enapan yang terjadi secara kimia - Batu jenis ini terenap melalui tindakan kimia larutan yang berbagai jenis. Natrium klorid (garam batu) berpunca daripada lapisan yang pada satu masa dahulu berada di dasar laut atau tasik. Gipsum atau kulsium sulfat didapati dari penyejatan yang berlaku di tasik-tasik masin seperti Laut Mati yang sangat masin airnya itu. Kalium karbonat dan nitrat juga terjadi dengan cara yang sama.

Ada beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen organic. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok. Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral.          

c.     Batuan Malihan (Batuan Metamorf)
Tekanan dan haba yang sangat tinggi akan menyebabkan semua batu-batuan, baik batuan igneus mahupun batuan enapan akan bertukar menjadi batuan metamorfosis. Sifat-sifat asal batuan tersebut mungkin berubah oleh kuasa-kuasa tersebut di atas tadi terutamanya apabila pergerakan bumi yang sangat kuat berlaku dan dengan cara ini tanah lempung akan berubah menjadi batu, batu kapur menjadi batu marmar, batu pasir menjadi kuarzit, batu granit menjadi gneis, syal menjadi syis, arang batu menjadi grafit dan grafit menjadi berlian. Batuan metamorfosis seperti batu marmar dan syis banyak dijumpai di Malaysia. Batu marmar misalnya boleh didapati di Pulau Langkawi dan syis pula boleh didapati di kawasan pergunungan di Sarawak.
Batuan metamorfosis ialah batuan yang telah mengalami perubahan fizikal dan kimia akibat haba dan tekanan yang sangat tinggi. Perubahan fizikal dan kimia yang dimaksudkan itu ialah perubahan dari segi tekstur, struktur dan komposisi mineral batuan. Batuan metamorfosis mungkin berasal daripada batuan igneus, batuan enapan atau batuan metamorfosis yang lain. Suhu yang diperlukan untuk berlakunya proses metamorfisma ialah antara 100°C hingga 800°C. Pada suhu ini batuan masih lagi berkeadaan lembut. Dalam keadaan yang lembut ini, batuan boleh berubah dari segi susunan mineralnya. Hablur dalam mineral pula boleh berubah dari segi ukuran dan bentuknya. Komposisi batuan juga boleh berubah akibat tindak balas kimia. Tekanan yang kuat mungkin menghimpit hablur menjadi rata atau panjang. Apabila magma panas mengalir keluar ke permukaan muka bumi ataupun memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang disentuhnya berubah menjadi batuan metamorfosis. Proses ini dikenali sebagai metamorfisma terma. Batu marmar dan slat bintik terbentuk secara metamorfisma terma ini. Metamorfisma yang berlaku secara besar-besaran adalah metamorfisma serantau. Di kawasan kerak bumi yang pernah mengalami proses pembentukan gunung terdapat batuan metamorfosis seperti syis dan gneis. Hal ini terjadi apabila batuan yang terdapat jauh di dalam kerak bumi mengalami tekanan yang kuat dan haba yang tinggi. Tekanan dan haba yang tinggi menyebabkan batuan mengalami proses penghabluran semula.
Batuan metamorfosis mempunyai ciri-ciri yang jelas. Kesemua batuan metamorfosis mempunyai struktur berhablur. Batuan metamorfosis mempunyai mineral yang sama seperti batuan igneus, tetapi sering terdapat juga mineral yang hanya terbentuk pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Sesetengah batuan metamorfosis mampat dan menjadi lebih padat akibat tekanan yang sangat tinggi yang dialaminya. Pemadatan batuan menyebabkan molekulnya menjadi lebih rapat dan isipadu batuan lebih kecil. Sesetengah batuan metamorfosis yang berjalur mempunyai mineral yang tersusun dalam lapisan-lapisan yang selari. Batuan metamorfosis berjalur ini terjadi apabila mineral dalam batuan itu mengalami penghabluran semula atau terhimpit akibat tekanan. Jaluran juga terjadi apabila mineral yang mempunyai kepadatan berlainan terasing lalu membentuk lapisan-lapisan. Contoh batuan berjalur ialah batu loh dan syis. Batuan ini boleh pecah menjadi lapisan-lapisan yang nipis. Batuan metamorfosis tidak berjalur seperti batu marmar dan kuarzit pula tidak boleh pecah kepada beberapa lapisan.
Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang berubah bentuk. Contohnya  kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit.
Lebih jelasnya, batuan penyusun kulit bumi atau litosfer dapat mengalami perubahan. Berdasarkan karakter perubahan yang terjadi, perubahan itu dapat dibedakan menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
1.    Pelapukan. Pelapukan dapat dibedakan menjadi pelapukan fisik dan kimiawi. Pelapukan kimiawi, yaitu pelapukan yang terjadi karena perubahan komposisi kimiawi; pelapukan ini menyebabkan batuan mengalami perubahan komposisi kimia; agen utama penyebab pelapukan tipe ini adalah air. Pelapukan fisik adalah pelapukan yang terjadi karena kerusakan fisik batuan seperti pecahnya batuan karena akar tumbuhan, atau pecahnya batuan karena perubahan temperatur; pelapukan ini menyebabkan batuan pecah menjadi fragmen-fragmen batuan yang lebih kecil. Pembicaraan tentang pelapukan batuan terutama dilakukan ketika kita berbicara tentang geomorfologi dan pembentukan tanah. Proses pelapukan ini terutama terjadi di permukaan bumi, dimana batuan (litosfer) mengalami kontak dengan atmosfer dan hidrosfer serta biosfer.
2.    Deformasi, yaitu perubahah fisik batuan karena pengaruh tekanan. Karena deformasi batuan dapat terlipat, terpatahkan dan atau mengalami kerusakan fisik seperti retak. Pembicaraan tentang deformasi dilakukan ketika berbicara tentang struktur geologi. Proses deformasi ini terjadi di bawah permukaan bumi yang melibatkan perlapisan batuan dan tubuh-tubuh batuan beku atau metamorf.
3.    Perubahan jenis batuan yang menyebabkan suatu jenis batuan menjadi jenis batuan yang lain , seperti dari batuan beku menjadi batuan sedimen atau batuan, dari batuan sedimen menjadi batuan metamorf atau batuan beku, atau dari batuan metamorf menjadi batuan sedimen atau batuan beku. Pembicaraan tentang perubahan jenis batuan ini dilakukan ketika kita berbicara tentang petrologi. Di sini kita berbicara tentang siklus batuan. Proses perubahan jenis batuan ini terjadi di litosfer secara keseluruhan mulai dari permukaan bumi bahkan sampai mantel. Proses ini melibatkan seluruh agen geomorfologi, gerak-gerak tektonik, dan temperatur.
2.4   Proses siklus batuan
Telah diketahui bahwa batuan itu terdiri atas tiga jenis utama, yaitu : Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorph. apa yang membedakan ketiga jenis batuan itu, dijelaskan pada siklus batuan itu dan penjelasannya adalah sebagai berikut :
Suatu ketika perut bumi mengeluarkan magma yang akhirnya membeku menciptakan batuan beku. Batuan ini akan tercipta dengan ciri utama memiliki densitas tinggi, porositas rendah, besar butir yang besar, bersudut, bad sorted. Contoh dari batuan beku adalah : Andesit, Granit, Gabro, dan Basalt. Kemudian , angin menderu, sungai mengalir membawa batuan beku yang di atas gunung ke bagian yang lebih rendah. Biasanya ketika hal ini terjadi baik secara mekanik atau kimia, maka akan terjadi perubahan fisik. Yang tadinya bersudut tajam jadi membulat, yang densitas tinggi menjadi punya porositas, dan lain-lain. Seperti yang diberitahukan sebelumnya kalau batuan sedimen itu hasil transportasi dari atas gunung (pusat keluarnya magma) ke pantai, itulah mengapa batuan sedimen banyak ditemukan di daerah perairan rendah atau muara sungai atau bekas-bekas perairan. Contohnya didaerah Padalarang, yang dulunya merupakan  pinggiran danau purba Bandung sehingga banyak ditemukan batuan sedimen dengan fosil-fosil hewan air di dalamnya. Contoh batuan sedimen adalah : lempung, pasir, gamping, konglomerat. Kemudian ketika batuan sedimen mengalami penekanan/tekanan dan temperatur yang semakin tinggi maka terbentuklah batuan metamorph. Sebenarnya dari batuan beku juga bisa jadi batu metamorph. Batuan ini sebagian besar menempati kerak bumi, bagian terluar dari perlapisan di bumi ini. Lama kelamaan batuan metamorph ini akan semakin tertekan dan semakin kepanasan (karena temperatur bumi semakin ke pusat semakin panaa) lalu melebur menjadi magma dan siap untuk naik ke atas permukaan bumi lagi kalau diperlukan.
2.5  Bentuk muka bumi sebagai akibat proses vulkanisme dan diatropisme.
Mengapa bentuk permukaan bumi tidak merata. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari luar bumi dan dalam bumi itu sendiri. Pengaruh dari dalam bumi berupa suatu tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk muka bumi yang beraneka ragam. Tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut endogen. Tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen. Tenaga eksogen bersifat merusak bentuk bentuk permukaan bumi yang dibangun atas tenaga endogen.
Tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme dan seisme, sedangkan tenaga eksogen meliputi pengikisan dan pengendapan. Tenaga eksogen antara lain meliputi pelapukan (weathering) dan erosi (pengikisan).

a.    Gejala vulkanisme.
Vulkanisme yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.Magma dapat berbentuk gas padat dan cair.
Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
·      Intrusi magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-batuan, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
v  Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.
v  Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
v  Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela sela lipatan (korok).
v  Diatroma adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan gunung berapi bentuknya seperti silinder memanjang .
Perhatikan gambar berikut ini!
·       Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi bila Tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi . Ekstrusi magma dapat di bedakan Menjadi:
v Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi, berbentuk Kerucut gunung api.
v Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
v Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah gunung berapi yang sangat luas.


Gunung merupakan tonjolan pada kulit bumi yang terdiri dari lereng dan puncak. Rangkaian dari gunung-gunung membentuk pegunungan. Gunung dan pegunungan terbentuk karena adanya tenaga endogen. Apabila suatu tempat di permukaan bumi yang pernah atau masih mengeluarkan magma maka terbentuklah gunung berapi.
Berdasarkan tipe letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
·         Gunungapi strato atau kerucut.
Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung berapai kerucut. Letusan pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil.letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunug berlapis Lapis. Oleh karena itu, gunung api ini disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung berapi di sumatera, jawa, bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api kerucut.
                       
·         Gunung api maar.
Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar tidak banyak. Gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
                            
·         Gunung api perisai
Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk menjadi sangat landai.
                         
Pada umumnya bentuk gunung berapi di Indonesia adalah strato (kerucut). Gunung berapi yang pernah meletus, umunya berpuncak datar. Oleh  karena itu, di Indonesia sering terjadi peristiwa gunung meletus. Magma  yang keluar ke permukaan bumi ada yang padat cair dan gas. Material yang digunakan oleh gunung api tersebut, antara lain:
ü  Eflata (material padat) berupa lapili, kerikil, pasir dan debu.
ü  Lava dan lahar, berupa material cair.
ü  Eksalasi (gas) berupa nitrogen belerang dan gas asam.

Ciri ciri gunung api yang akan meletus, antara lain:
ü Suhu di sekitar gunung naik.
ü Mata air mejadi kering
ü Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang kadang disertai getaran (gempa)
ü Tumbuhan di sekitar gunung layu, dan
ü Binatang di sekitar gunung bermigrasi.

Tanda tanda ini menandakan intrusi magma yang terus mendesak ke permukaan, apabila desakan ini cukup kuat, yang terjadi adalah letusan gunung berapi. Setelah terjadi letusan Gunung itu mengalami istirahat, tetapi aktifitas gunung tersebut masih berlangsung, sehingga suatu saat dapat mengeluarkan suatu tanda tanda aktif kembali. material vulkanik yang terdapat pada gunung berapi setelah meletus (post vulkanik), antara lain:
ü Terdapatnya sumber gas H2 S, H2O,dan CO2.
ü Sumber air panas atau geiser.
Sumber gas ini ada yang sangat berbahaya bagi kehidupan. Bahkan dapat mematikan misalnya yang terjadi pada Kawah Sinila (Dieng) disamping berbahaya, gejala post vulkanik bermanfaat juga bagi kehidupan manusia. bahkan dapat juga dijadikan objek wisata , Misalnya air panas dan kawah gunung berapi.

§    Danau vulkanik
Setelah gunung merapi meletus atas kepundannya yang kedap air dapat menampung air dan membetuk danau. Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk akibat letusan gunung yang kuat sehingga menghancurkan bagian puncaknya, kemudian membentuk sebuah cekungan besar, cekungan menampung air dan membentuk danau. Contoh danau vulkanik, antara lain: danau di pucak gunung lokon di Sulawesi Utara dan Danau Kelimutu di Flores.
§  Manfaat dan kerugian vulkanisme
Peristiwa vulkanik selain memberikan manfaat juga dapat menimbulkan kerugian harta benda maupun jiwa.
Keuntungan yang kita peroleh setelah vulkanisme berlangsung antara lain:
v Objek wisata berupa kawah (Kawah gunung bromo ), sumber air panas yang memancar (Yellowstone di amerika serikat, dan pelabuhan ratu di cisolok), sumber air mineral (Maribaya di jawa barat dan Baturaden di jawa tengah)
v Sumber energi panas bumi misalnya di kamojang, Jawa Barat.
v Tanah subur yang akan diperoleh setelah beberapa tahun kemudian.
Kerugian yang kita alami terutama adalah berupa jiwa dan harta benda, karena:
v Gempa bumi yang dapat ditimbulkanya dapat merusak bangunan.
v Kebakaran hutan akibat aliran lava pijar.
v Tebaran abu yang sangat tebal dan meluas dapat merusak kesehatan  dan mengotori sarana yang ada.

  1. Bentuk muka bumi akibat diatropisme
Diatropisme adalah proses pembentukan kembali kulit bumi pembentukan gunung-gunung, lembah-lembah, lipatan lipatan dan retakan retakan. Proses pembentukan lembah kulit bumi tersebut karena adanya tenaga Tektonik..
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik. (orogenesa dan epiro genesa).
Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat.
·      Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan aliklinal, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
                  
v  lipatan tegak d. lipatan menggantung
v  lipatan miring e. lipatan isoklin
v  lipatan rebah f. lipatan kelopak
Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.
·       Gerak epirogenetic yaitu gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi seolah turun atau naik, disebabkan karena gerakan di bumi yang lambat dan meliputi daerah yang luas gerak epirogenetik di bedakan menjadi dua, yaitu gerak epiro genetic positif dan gerak epiro genetic negatif.
v Gerak epirogenetic positif adalah gerakan permukaan bumi turun dan seolah olah permukaan air laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku dan kepulauan Benda.
v Gerak epirogenetic negatif adalah gerakan permukaan bumi seolaholah permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun. Contoh, naiknya dataran tinggi Colorado. Perhatikan gambar di bawah ini.
                

2.6   Pemanfaatan Litosfer
Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer.
Selanjutnya lithosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.    Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, seringkali dinamakan lapisan silikat.
2.    Bagian-bagian litosfer adalah : lapisan sial dan  lapisan sima (silisium magnesium)
3.    Struktur batuan kulit bumi :
Batuan beku/ igneus
Batuan sedimen/ enapan
Batuan metamorf
4.    Siklus batuan
batuan beku > batuan sedimen > batuan metamorf > batuan beku
5.    Bentuk muka bumi sebagai akibat proses vulkanisme dan diatropisme.
akibat proses vulkanisme : terjadinya gunung api dan danau
akibat diatropisme : perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal contonnya timbulnya lipatan patahan retakan dan timbulnya permukaan bumi seolah turun atau naik
6.    Manfaat dari litosfer :
tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman
sumber bahan mineral bagi kehidupan


 DAFTAR PUSTAKA

http://klastik.wordpress.com/2006/12/02/lithosfer/
http://www.litosfer.or.id/file/sertyuaa8..pdf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar