BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi bila dilihat dari luar angkasa tampak halus dan indah, tetapi apabila
bagian bumi dilihat dari dekat, akan tampak bahwa permukaan Bumi tidak rata dan
bentuknya beragam. Pada permukaan Bumi, ada bagian yang
menonjol ke atas, ada pula bagian yang cekung ke bawah. Di daratan bagian yang
menonjol ke atas, dapat berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, bukit,
dan sebagainya. Bagian yang cekung dapat berupa ngarai, lembah, danau,
sungai, rawa, dan sebagainya. Di dasar laut juga terdapat bagian yang menonjol
ke atas dan bagian yang cekung ke bawah, dapat berupa palung laut, lubuk laut,
gunung bawah laut, dan sebagainya. Keragaman bentuk muka Bumi tidak terjadi
begitu saja, melainkan melalui berbagai proses dan waktu yang sangat lama.
Berbagai bentuk tenaga juga bekerja untuk mengubah muka Bumi, baik dari dalam
Bumi maupun dari luar Bumi yang dikenal dengan sebutan tenaga geologi.
Dari ilustrasi di atas jelas sekali bahwa hal-hal yang terjadi adalah
sangat berkaitan dengan bagian bumi yaitu bagian litosfer. Untuk diketahui
bahwa bumi pada dasarnya, terdiri dari 3 unsur, yaitu unsur air (hidrosfer),
unsur udara (atmosfer), dan unsur tanah (litosfer). Peristiwa-peristiwa yang
terjadi di lapisan litosfer sangatlah beragam. Namun sebelum mengetahui
peristiwa-peristiwa yang terjadi di litosfer, maka perlu untuk dipelajari
terlebih dahulu mengenai pengertian litosfer, bagian-bagian dari litosfer,
struktur batuan litosfer, siklus batuan, bentuk muka bumi akibat proses
vulkanisme dan diastropisme, dan manfaat dari litosfer itu sendiri. Maka dari
itu, makalah ini dibuat untuk menjawab semua pertanyaan di atas.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari
litosfer ?
2.
Apa bagian-bagian dari litosfer ?
3.
Apa saja struktur batuan kulit bumi (lithosfer)?
4.
Bagaimana proses dari siklus batuan?
5.
Bagaimanakah bentuk muka bumi
sebagai akibat proses vulkanisme dan diatropisme?
6.
Apa saja manfaat dari litosfer?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah:
1.
Mengetahui pengertian dari
litosfer.
2.
Mengetahui bagian-bagian litosfer.
3.
Mengetaui struktur batuan kulit bumi (lithosfer).
4.
Mengetahui proses dari siklus batuan.
5.
Mengetahui bentuk muka bumi sebagai akibat proses
vulkanisme dan diatropisme.
6.
Mengetahui manfaat
dari litosfer.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Litosfer
Kata
lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera
artinya lapisan. Lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Perlu dipahami bahwa yang dimaksud batuan bukanlah benda yang keras saja berupa
batu dalam kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah iat, abu gunung
api, pasir, kerikil dan sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi
di bagian benua atau daratan lebih tebal dari di bawah samudra.
2.2
Bagian-bagian litosfer
Bumi tersusun atas beberapa lapisan
yaitu:
a)
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari
lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer + 3.470
km.
b)
Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km.
Lapisan ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel), merupakan bahan cair
bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5
gr/cm3.
c)
Lithosfer yaitu lapisan
paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat
jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
icha
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1.
Lapisan sial yaitu
lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya
dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3. Pada lapisan
sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit
andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu
bertebaran rata-rata 35km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi
dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit
di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang
merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di Laut
pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling
bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
2.
Lapisan sima (silisium
magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis
yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium
yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang
bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Perhatikan gambar penampang bumi berikut
ini:
2.3
Struktur batuan kulit bumi
Kerak bumi terdiri daripada beraneka jenis batu-batuan.
Tiap-tiap batu-batuan ini berbeda daripada yang lainnya, baik tentang
corak, bentuk rupa, warna, ketelusan air, cara terjadinya, mahupun kekuatannya
menahan kuasa gondolan. Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji kandungan dan
perkembangan bumi secara fizikal, pengetahuan tentang batu-batan ini sangatlah
penting. Begitulah juga bagi ahli-ahli Geografi. Mereka perlu mempunyai
pengetahuan asas tentang jenis jenis batu-batan yang biasa terdapat dan juga
hubungannya dengan rupa bumi. Batu-batan juga menjadi asas bagi tanah-tanih dan
sedikit sebanyaknya menentukan jenis jenis tumbuhan dan penggunaan tanah-tanih
di sesuatu kawasan. Oleh itu kita perlu mengetahui dan mengenal batu-batuan
yang terdapat di sekeliling kita.
Pengkelasan ini dibuat dengan
berdasarkan
(a) kandungan mineral, yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan ini.
(b) tekstur batuan, yaitu saiz dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batuan;
(c) struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.
(a) kandungan mineral, yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan ini.
(b) tekstur batuan, yaitu saiz dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batuan;
(c) struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.
Batuan adalah material padat yang
tersusun oleh kristal-kristal dari berbagai jenis mineral, atau pecahan kristal
mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung fragmen cangkang
organisme.
Pada lithosfer
terdapat tiga jenis batuan yaitu:
Ø Batuan beku/ igneus
Ø Batuan sedimen/ enapan
Ø Batuan metamorf
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma
keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung
berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai
permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku.
Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai
selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut
tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran
batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan
sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena
adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau
batuan metamorf.
Untuk lebih memahami jenis-jenis batuan perhatikan uraian
berikut:
a.
Batuan Beku/ igneus
Batuan igneus terjadi akibat daripada
penyejukan dan pembekuan magma dari dalam kerak bumi. Batu ini biasanya
berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis dan tidak mengandungi fosil. Batu igneus
boleh dikelaskan berdasarkan kandungan bahan-bahan logam di dalamnya. Jikalau
batuan ini mengandungi lebih banyak silika maka batu itu digolongkan sebagai
batuan asid. Sebagai batuan granit, batuan igneus jenis asid ini tidaklah padat
dan lebih muda warnanya daripada batuan bes. Batuan bes pula lebih padat dan
lebih hitam warnanya karena banyak mengandung oksid bes, seperti besi,
aluminium dan magnesium.
Berdasarkan asal
kejadiannya,
batuan igneus boleh dikelaskan kepada dua jenis yaitu:
l. Batuan Igneus Plutonik atau Rejahan - Batu ini adalah batu igneus
yang terjadi di bahagian bawah kerak bumi. Penyejukan dan pembekuan cecair ini
berlaku secara perlahan-lahan. Oleh kerana itu terjadilah hablur-hablur kasar
yang mudah dikenal. Batu jalar dalam ini, umpamanya granit, diorit dan gabro
terdedah di permukaan bumi akibat daripada proses gondolan dan hakisan.
2. Batu Gunung
Berapi atau Terobosan - Batu gunung berapi adalah batu cecair yang telah melimpah keluar dari
gunung berapi sebagai lava. Lava ini membeku dengan cepat di permukaan bumi dan
hablur yang dihasilkannya berbentuk halus.
Batu gunung berapi atau batu jalar luar yang biasa terdapat ialah batu basol. Batu basol ini menghasilkan hanyutan lava, litupan lava dan daratan tinggi lava. Setengah-setengah batu basol membeku dengan cara yang luar biasa dan menghasilkan menara-menara batu. Sebahagian daripada lava cair itu mungkin mengalir keluar melalui rekahan-rekahan. Lava cair itu kemudian membeku dalam bentuk daik yang tegak dan sil yang datar.
Batu gunung berapi atau batu jalar luar yang biasa terdapat ialah batu basol. Batu basol ini menghasilkan hanyutan lava, litupan lava dan daratan tinggi lava. Setengah-setengah batu basol membeku dengan cara yang luar biasa dan menghasilkan menara-menara batu. Sebahagian daripada lava cair itu mungkin mengalir keluar melalui rekahan-rekahan. Lava cair itu kemudian membeku dalam bentuk daik yang tegak dan sil yang datar.
Kebanyakan batu igneus keras lagi
kukuh. Oleh kerana itulah batu igneus biasanya dipecahkan untuk kegunaan
membuat jalan raya, tugu-tugu peringatan dan batu-batu nisan yang berukir.
Berdasarkan berbagai macam komposisi kimianya salah satunya yang sederhana adalah berdasarkan
pada kandungan silika atau SiO2 , batuan beku dapat diklasifikasikan
menjadi :
Ø Batuan beku asam. Batuan ini berwarna cerah,
kandungan silika tinggi, 65 - 75 % SiO2, yang dicirikan terutama
oleh kehadiran mineral berwarna cerah: kuarsa dan K-feldspar, dan mineral
berwarna gelap:biotit. Termasuk kategori ini antara lain adalah Granit dan
Riolit.
Ø Batuan beku menengah. Batuan ini berwarna abu-abu
sampai abu-abu gelap, mengandung silika menengah, 52 - 65 %, yang dicirikan
oleh kehadiran mineral-mineral cerahnya plagioklas menengah (Ca-Na plagioklas)
yang dominan, dan mineral berwarna gelap yang utama adalah hornblende. Termasuk
kategori ini antara lain adalah Andesit dan Diorit.
Ø Batuan beku basa. Batuan ini berwarna gelap,
hitam, kandungan silikanya rendah, 45 - 52 %, yang dicirikan oleh kehadiran
mineral cerah plagioklas basa (Ca-plagioklas), dan mineral berwarna gelap yang
dominan piroksen. Termasuk kategori ini antara lain adalah Gabro dan Basalt.
Ø Batuan beku ultrabasa. Batuan ini berwarna gelap,
hijau gelap, kandungan silikanya sangat rendah, < 45 %, yang dicirikan
terutama oleh kehadiran mineral berwarna gelap olivin dan piroksin, dan tanpa
mineral berwarna cerah. Termasuk kategoti ini adalah Peridotit, Dunite,
Piroksenit.
Ada dua macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam (contohnya
batu granit), dan batuan beku luar (contohnya batu andesit ). Untuk mengetahui ketepatan
batuan jenis batuan harus dilakukan uji laboratorium dengan menggunakan
mikroskop untuk melihat bentuk kristal batuannya.
b. Batuan sedimen/ enapan
Batu enapan terjadi daripada enapan
yang terkumpul di kawasan perairan. Kejadiannya memakan masa yang panjang.
Batuan ini dapat dibedakan daripada batuan jenis lain oleh sifat-sifatnya yang
berlapis-lapis. Oleh sebab itu batuan ini disebut batu-batan berlapis. Tebal
lapisannya berbeda-beda dari beberapa sentimeter hingga ke beberapa meter.
Bentuknya kasar atau berbiji-biji halus, mungkin juga lembut atau keras. Bahan-bahan
yang membentuk batuan enapan ini mungkin telah diangkut oleh sungai-sungai,
glasier, angin atau binatang-binatang. Batuan enapan tidak berhablur dan
seringkali mengandungi fosil-fosil binatang, tumbuh-tumbuhan dan hidup-hidupan
halus. Batuan enapan inilah yang paling berbeda sekali cara kejadiannya jika
dibandingkan dengan batuan lain, batuan enapan dapat dikelaskan berdasarkan
umurnya. Berbagai-bagai jenis batu-batan yang terjadi dalam jangka waktu yang
sama telah dijeniskan ke dalam satu golongan. Mengetahui sifat-sifat pelbagai
jenis batu-batan itu sangatlah penting.
Berdasarkan
kepada asal kejadiannya dan kandungannya, batuan enapan dapat
diklasifikasikan menjadi :
l. Batuan enapan yang terjadi secara mekanik - Batuan jenis ini
terjadi daripada pemaduan bahan-bahan yang terkumpul daripada batuan yang lain.
Batu pasir merupakan batuan enapan yang paling banyak terdapat. Batuan ini
terjadi daripada pasir dan kadang-kadang serpihan batu kuarza. Susunan,
kandungan dan warnanya sangatlah berbeda-beda. Batu pasir banyak dipecahkan di
kuari-kuari untuk kegunaan membuat rumah atau membuat batu penggiling. Batu
pasir yang lebih besar dikenal sebagai grit. Apabila batu-batu kelikir yang
lebih besar berpadu dengan kukuhnya sehingga menjadi batu besar, maka batuan
itu disebut konglomeret (sekiranya bulat) dan brekia (sekiranya bersegi-segi).
Batuan enapan yang lebih halus menjadi tanah liat yang banyak digunakan untuk
membuat bata, syil atau batu lodak. Pasir dan batu kelikir mungkin terdapat
dalam bentuk yang tidak berpadu.
2. Batuan
enapan yang terjadi secara organik - Batu ini terjadi daripada bangkai hidup-hidupan yang
halus. Contohnya, organisma seperti karang dan kerang yang telah reput
dagingnya akan meninggalkan kulit-kulit yang keras. Kebanyakan batu yang
terjadi secara ini terdiri daripada jenis kalkeria antaranya termasuklah batu
kapur dan kapur. Batu yang mengandungi karbon juga terjadi secara organik.
Batuan ini terjadi daripada pemendapan tumbuh-tumbuhan yang telah reput seperti
yang terdapat di kawasan paya dan hutan. Batuan di atas memberikan tekanan
kepada tinggalan tumbuh-tumbuhan itu dan memampatkannya menjadi jisim karbon
yang padat. Akhirnya tinggalan ini menjadi gambut, lignit atau arang batu.
Semua bahan-bahan ini sangat tinggi nilainya dari segi ekonomi.
3. Batuan
enapan yang terjadi secara kimia - Batu jenis ini terenap melalui tindakan kimia larutan
yang berbagai jenis. Natrium klorid (garam batu) berpunca daripada lapisan yang
pada satu masa dahulu berada di dasar laut atau tasik. Gipsum atau kulsium
sulfat didapati dari penyejatan yang berlaku di tasik-tasik masin seperti Laut
Mati yang sangat masin airnya itu. Kalium karbonat dan nitrat juga terjadi dengan cara yang
sama.
Ada beberapa macam batuan sedimen,
yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen organic. Sedimen
klastik berupa campuran hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan
batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu
kapur dan batu giok. Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan dan
tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral.
c. Batuan Malihan
(Batuan Metamorf)
Tekanan dan haba yang sangat tinggi
akan menyebabkan semua batu-batuan, baik batuan igneus mahupun batuan enapan
akan bertukar menjadi batuan metamorfosis. Sifat-sifat asal batuan tersebut
mungkin berubah oleh kuasa-kuasa tersebut di atas tadi terutamanya apabila
pergerakan bumi yang sangat kuat berlaku dan dengan cara ini tanah lempung akan
berubah menjadi batu, batu kapur menjadi batu marmar, batu pasir menjadi
kuarzit, batu granit menjadi gneis, syal menjadi syis, arang batu menjadi
grafit dan grafit menjadi berlian. Batuan metamorfosis seperti batu marmar dan
syis banyak dijumpai di Malaysia. Batu marmar misalnya boleh didapati di Pulau
Langkawi dan syis pula boleh didapati di kawasan pergunungan di Sarawak.
Batuan metamorfosis ialah batuan yang
telah mengalami perubahan fizikal dan kimia akibat haba dan tekanan yang sangat
tinggi. Perubahan
fizikal dan kimia yang dimaksudkan itu ialah perubahan dari segi tekstur,
struktur dan komposisi mineral batuan. Batuan metamorfosis mungkin berasal
daripada batuan igneus, batuan enapan atau batuan metamorfosis yang lain. Suhu
yang diperlukan untuk berlakunya proses metamorfisma ialah antara 100°C hingga
800°C. Pada suhu ini batuan masih lagi berkeadaan lembut. Dalam keadaan yang
lembut ini, batuan boleh berubah dari segi susunan mineralnya. Hablur dalam
mineral pula boleh berubah dari segi ukuran dan bentuknya. Komposisi batuan juga boleh berubah
akibat tindak balas kimia. Tekanan yang kuat mungkin menghimpit hablur menjadi
rata atau panjang. Apabila magma panas mengalir keluar ke permukaan muka bumi
ataupun memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang disentuhnya
berubah menjadi batuan metamorfosis. Proses ini dikenali sebagai metamorfisma
terma. Batu marmar dan slat bintik terbentuk secara metamorfisma terma ini.
Metamorfisma yang berlaku secara besar-besaran adalah metamorfisma serantau. Di
kawasan kerak bumi yang pernah mengalami proses pembentukan gunung terdapat
batuan metamorfosis seperti syis dan gneis. Hal ini terjadi apabila batuan yang
terdapat jauh di dalam kerak bumi mengalami tekanan yang kuat dan haba yang
tinggi. Tekanan dan haba yang tinggi menyebabkan batuan mengalami proses penghabluran semula.
Batuan metamorfosis mempunyai
ciri-ciri yang jelas. Kesemua batuan metamorfosis mempunyai struktur berhablur.
Batuan metamorfosis mempunyai mineral yang sama seperti batuan igneus, tetapi
sering terdapat juga mineral yang hanya terbentuk pada suhu dan tekanan yang
sangat tinggi. Sesetengah batuan metamorfosis mampat dan menjadi lebih padat
akibat tekanan yang sangat tinggi yang dialaminya. Pemadatan batuan menyebabkan
molekulnya menjadi lebih rapat dan isipadu batuan lebih kecil. Sesetengah
batuan metamorfosis yang berjalur mempunyai mineral yang tersusun dalam
lapisan-lapisan yang selari. Batuan metamorfosis berjalur ini terjadi apabila
mineral dalam batuan itu mengalami penghabluran semula atau terhimpit akibat
tekanan. Jaluran juga terjadi apabila mineral yang mempunyai kepadatan
berlainan terasing lalu membentuk lapisan-lapisan. Contoh batuan berjalur ialah
batu loh dan syis. Batuan ini boleh pecah menjadi lapisan-lapisan yang nipis.
Batuan metamorfosis tidak berjalur seperti batu marmar dan kuarzit pula tidak
boleh pecah kepada beberapa lapisan.
Batuan malihan atau metamorf adalah
batuan yang berubah bentuk. Contohnya kapur
(kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit.
Lebih jelasnya, batuan
penyusun kulit bumi atau litosfer dapat mengalami perubahan. Berdasarkan
karakter perubahan yang terjadi, perubahan itu dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori sebagai berikut:
1. Pelapukan. Pelapukan dapat dibedakan
menjadi pelapukan fisik dan kimiawi. Pelapukan kimiawi,
yaitu pelapukan yang terjadi karena perubahan komposisi kimiawi; pelapukan ini
menyebabkan batuan mengalami perubahan komposisi kimia; agen utama penyebab
pelapukan tipe ini adalah air. Pelapukan fisik adalah
pelapukan yang terjadi karena kerusakan fisik batuan seperti pecahnya batuan
karena akar tumbuhan, atau pecahnya batuan karena perubahan temperatur;
pelapukan ini menyebabkan batuan pecah menjadi fragmen-fragmen batuan yang
lebih kecil. Pembicaraan tentang pelapukan batuan terutama dilakukan ketika
kita berbicara tentang geomorfologi dan pembentukan tanah. Proses pelapukan ini
terutama terjadi di permukaan bumi, dimana batuan (litosfer) mengalami kontak
dengan atmosfer dan hidrosfer serta biosfer.
2. Deformasi, yaitu perubahah fisik
batuan karena pengaruh tekanan. Karena deformasi batuan dapat terlipat,
terpatahkan dan atau mengalami kerusakan fisik seperti retak. Pembicaraan
tentang deformasi dilakukan ketika berbicara tentang struktur geologi. Proses
deformasi ini terjadi di bawah permukaan bumi yang melibatkan perlapisan batuan
dan tubuh-tubuh batuan beku atau metamorf.
3. Perubahan jenis batuan yang menyebabkan
suatu jenis batuan menjadi jenis batuan yang lain , seperti dari batuan beku
menjadi batuan sedimen atau batuan, dari batuan sedimen menjadi batuan metamorf
atau batuan beku, atau dari batuan metamorf menjadi batuan sedimen atau batuan
beku. Pembicaraan tentang perubahan jenis batuan ini dilakukan ketika kita
berbicara tentang petrologi. Di sini kita berbicara tentang siklus batuan.
Proses perubahan jenis batuan ini terjadi di litosfer secara keseluruhan mulai
dari permukaan bumi bahkan sampai mantel. Proses ini melibatkan seluruh agen
geomorfologi, gerak-gerak tektonik, dan temperatur.
2.4
Proses siklus batuan
Telah diketahui bahwa batuan itu terdiri atas tiga jenis utama, yaitu : Batuan
Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorph. apa yang membedakan ketiga jenis
batuan itu, dijelaskan pada siklus batuan itu dan penjelasannya adalah sebagai
berikut :
Suatu ketika
perut bumi mengeluarkan magma yang akhirnya membeku menciptakan batuan beku. Batuan ini akan tercipta dengan ciri utama memiliki
densitas tinggi, porositas rendah, besar butir yang besar, bersudut, bad
sorted. Contoh dari batuan beku adalah : Andesit, Granit, Gabro, dan Basalt. Kemudian , angin menderu, sungai mengalir membawa batuan beku yang
di atas gunung ke bagian yang lebih
rendah. Biasanya ketika hal ini terjadi baik secara mekanik atau kimia, maka
akan terjadi perubahan fisik. Yang tadinya bersudut tajam jadi membulat, yang
densitas tinggi menjadi punya porositas, dan lain-lain. Seperti yang
diberitahukan sebelumnya kalau batuan sedimen itu hasil transportasi dari atas
gunung (pusat keluarnya magma) ke pantai, itulah mengapa batuan sedimen banyak ditemukan di daerah perairan
rendah atau muara sungai atau bekas-bekas perairan. Contohnya didaerah
Padalarang,
yang dulunya merupakan pinggiran danau purba Bandung
sehingga banyak ditemukan batuan sedimen dengan fosil-fosil hewan air di dalamnya.
Contoh batuan sedimen adalah : lempung, pasir, gamping, konglomerat. Kemudian ketika batuan sedimen mengalami penekanan/tekanan dan
temperatur yang semakin tinggi maka terbentuklah batuan metamorph. Sebenarnya dari batuan beku juga bisa jadi batu metamorph.
Batuan ini sebagian besar menempati kerak bumi, bagian terluar dari perlapisan
di bumi ini. Lama kelamaan batuan metamorph ini akan semakin tertekan dan
semakin kepanasan (karena temperatur bumi semakin ke pusat semakin panaa) lalu melebur menjadi magma dan siap
untuk naik ke atas permukaan bumi lagi kalau diperlukan.
2.5 Bentuk muka bumi sebagai akibat proses vulkanisme dan
diatropisme.
Mengapa bentuk permukaan bumi tidak
merata. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari luar bumi dan dalam bumi
itu sendiri. Pengaruh dari dalam bumi berupa suatu tenaga yang sangat besar
sehingga dapat membentuk muka bumi yang beraneka ragam. Tenaga yang berasal dari
dalam bumi disebut endogen. Tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga
eksogen. Tenaga eksogen bersifat merusak bentuk bentuk permukaan bumi yang
dibangun atas tenaga endogen.
Tenaga endogen meliputi tektonisme,
vulkanisme dan seisme, sedangkan tenaga eksogen meliputi pengikisan dan
pengendapan. Tenaga
eksogen antara lain meliputi pelapukan (weathering) dan erosi (pengikisan).
a.
Gejala vulkanisme.
Vulkanisme
yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma
adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang
berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma
dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi
retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.Magma dapat berbentuk gas
padat dan cair.
Proses
terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer
(kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam
dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan
bumi disebut ekstrusi magma.
·
Intrusi magma
Intrusi magma adalah
peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-batuan, tetapi tidak
mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
v Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma
menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan
tersebut.
v Lakolit, yaitu magma yang
menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya
seperti lensa cembung atau kue serabi.
v Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup
dan membeku di sela sela lipatan (korok).
v Diatroma adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan
gunung berapi bentuknya seperti silinder memanjang .
Perhatikan
gambar berikut ini!
·
Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah
peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan membentuk gunung
api. Hal ini terjadi
bila Tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi . Ekstrusi magma dapat di bedakan Menjadi:
v Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit
bumi, berbentuk Kerucut gunung api.
v Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah
lubang permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
v Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena
letak Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah
gunung berapi yang sangat luas.
Gunung
merupakan tonjolan pada kulit bumi yang terdiri dari lereng dan puncak. Rangkaian
dari gunung-gunung membentuk pegunungan. Gunung dan pegunungan terbentuk karena
adanya tenaga endogen. Apabila suatu tempat di permukaan bumi yang pernah atau
masih mengeluarkan magma maka terbentuklah gunung berapi.
Berdasarkan tipe letusan
gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
·
Gunungapi strato atau
kerucut.
Kebanyakan
gunung berapi di dunia merupakan gunung berapai kerucut. Letusan pada gunung
api kerucut termasuk letusan kecil.letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas
dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunug berlapis Lapis. Oleh
karena itu, gunung api ini disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung
berapi di sumatera, jawa, bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api
kerucut.
·
Gunung api maar.
Bentuk
gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti danau
kering. Jenis gunung api maar tidak banyak. Gunung berapi ini terbentuk karena
ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah.
Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan
kawahnya Klakah.
·
Gunung api perisai
Di Indonesia tidak ada gunung yang
berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai
terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk menjadi sangat landai.
Pada umumnya bentuk gunung berapi di
Indonesia adalah strato (kerucut). Gunung berapi yang pernah meletus, umunya
berpuncak datar. Oleh karena itu, di
Indonesia sering terjadi peristiwa gunung meletus. Magma yang keluar ke permukaan bumi ada yang padat
cair dan gas. Material yang digunakan oleh
gunung api tersebut, antara lain:
ü Eflata (material padat) berupa lapili, kerikil, pasir dan
debu.
ü Lava dan lahar, berupa material cair.
ü Eksalasi (gas) berupa nitrogen belerang dan gas asam.
Ciri ciri gunung api yang akan
meletus, antara lain:
ü Suhu di sekitar gunung naik.
ü Mata air mejadi kering
ü Sering mengeluarkan suara
gemuruh, kadang kadang disertai getaran (gempa)
ü Tumbuhan di sekitar gunung
layu, dan
ü Binatang di sekitar gunung bermigrasi.
Tanda
tanda ini menandakan intrusi magma yang terus mendesak ke permukaan, apabila
desakan ini cukup kuat, yang terjadi adalah letusan gunung berapi. Setelah terjadi
letusan Gunung itu mengalami istirahat, tetapi aktifitas gunung tersebut masih
berlangsung, sehingga suatu saat dapat mengeluarkan suatu tanda tanda aktif
kembali. material vulkanik yang terdapat pada gunung berapi setelah meletus
(post vulkanik), antara lain:
ü Terdapatnya sumber gas H2 S, H2O,dan CO2.
ü Sumber air panas atau geiser.
Sumber
gas ini ada yang sangat berbahaya bagi kehidupan. Bahkan dapat mematikan
misalnya yang terjadi pada Kawah Sinila (Dieng) disamping berbahaya, gejala
post vulkanik bermanfaat juga bagi kehidupan manusia. bahkan dapat juga
dijadikan objek wisata , Misalnya air panas dan kawah gunung berapi.
§
Danau vulkanik
Setelah
gunung merapi meletus atas kepundannya yang kedap air dapat menampung air dan
membetuk danau. Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk akibat
letusan gunung yang kuat sehingga menghancurkan bagian puncaknya, kemudian
membentuk sebuah cekungan besar, cekungan menampung air dan membentuk danau. Contoh
danau vulkanik, antara lain: danau di pucak gunung lokon di Sulawesi Utara dan
Danau Kelimutu di Flores.
§ Manfaat dan
kerugian vulkanisme
Peristiwa
vulkanik selain memberikan manfaat juga dapat menimbulkan kerugian harta benda
maupun jiwa.
Keuntungan
yang kita peroleh setelah vulkanisme berlangsung antara lain:
v Objek wisata berupa kawah (Kawah gunung bromo ), sumber air
panas yang memancar (Yellowstone di amerika
serikat, dan pelabuhan ratu di cisolok), sumber air mineral (Maribaya di jawa
barat dan Baturaden di jawa tengah)
v Sumber energi panas bumi
misalnya di kamojang, Jawa Barat.
v Tanah subur yang akan diperoleh
setelah beberapa tahun kemudian.
Kerugian
yang kita alami terutama adalah berupa jiwa dan harta benda, karena:
v Gempa bumi yang dapat ditimbulkanya dapat merusak bangunan.
v Kebakaran hutan akibat aliran
lava pijar.
v Tebaran abu yang sangat tebal
dan meluas dapat merusak kesehatan dan
mengotori sarana yang ada.
- Bentuk muka bumi akibat diatropisme
Diatropisme adalah proses pembentukan kembali kulit bumi pembentukan gunung-gunung,
lembah-lembah, lipatan lipatan dan retakan retakan. Proses pembentukan lembah
kulit bumi tersebut karena adanya tenaga
Tektonik..
Tektonisme
adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan
permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik adalah tenaga
yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan
kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik.
(orogenesa dan epiro genesa).
Gerak orogenetik adalah gerak yang
dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan karena gerakan dalam bumi
yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang
singkat.
·
Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan
berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi
berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi
pegunungan. Punggung lipatan dinamakan aliklinal, daerah lembah (sinklinal)
yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan
tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
v lipatan tegak d. lipatan menggantung
v lipatan miring e. lipatan isoklin
v lipatan rebah f. lipatan kelopak
Patahan
yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam
waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau
patah. Bagian
muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik,
terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok
batuan mengalami penurunan.
·
Gerak epirogenetic
yaitu gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi seolah turun atau naik,
disebabkan karena gerakan di bumi yang lambat dan meliputi daerah yang luas
gerak epirogenetik di bedakan menjadi dua, yaitu gerak epiro genetic positif
dan gerak epiro genetic negatif.
v Gerak epirogenetic positif adalah gerakan permukaan bumi
turun dan seolah olah permukaan air laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan
Indonesia
timur (Kepulauan Maluku dan kepulauan Benda.
v Gerak epirogenetic negatif adalah gerakan permukaan bumi
seolaholah permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun. Contoh, naiknya dataran
tinggi Colorado. Perhatikan gambar di bawah ini.
2.6 Pemanfaatan
Litosfer
Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh
terhadap kehidupan dan memiliki manfaat yang
sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat
hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas
lithosfer.
Selanjutnya lithosfer bagian bawah mengandung bahan bahan
mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang
yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas,
batu bara, besi, nikel dan timah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Litosfer adalah
lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, seringkali
dinamakan lapisan silikat.
2.
Bagian-bagian litosfer adalah : lapisan
sial dan lapisan sima
(silisium magnesium)
3.
Struktur batuan kulit bumi :
Batuan beku/ igneus
Batuan sedimen/ enapan
Batuan metamorf
4.
Siklus batuan
batuan beku > batuan sedimen >
batuan metamorf > batuan beku
5.
Bentuk muka bumi sebagai akibat
proses vulkanisme dan diatropisme.
akibat
proses vulkanisme : terjadinya gunung api dan danau
akibat
diatropisme : perubahan
lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal contonnya timbulnya lipatan
patahan retakan dan timbulnya permukaan bumi seolah turun atau naik
6.
Manfaat dari litosfer :
tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman
sumber bahan
mineral bagi kehidupan
DAFTAR PUSTAKA
http://klastik.wordpress.com/2006/12/02/lithosfer/
http://www.litosfer.or.id/file/sertyuaa8..pdf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar