- Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan dan konseling merupakan
bagian integral dari pendidikan tetapi tidak semua pendidikan dikategorikan
sebagai bimbingan. Intervensi bimbingan dan konseling mempunyai dampak yang
substansial terhadap perkembangn peribadi dan pendidikan siswa, meskipun
disadari bahwa produk yang dihasilkan bukan semata mata hasil bimbingan dan
konseling saja karena masih banyak ilmu dan okupasi lain dalam pendidikan yang
ikut menentukan perkembangan di sekolah. Janne Border &s Sandra M Drury
(clarborn & Robinson1992)
Bimbingan dan konseling perkembangan
merupakan pandangan mutakhir yang bertitik tolak dari asumsi yang positif tentang potensi manusia. Berdasarkan
asumsi ini maka bimbingan dan konseling dipandang sebagai suatu proses
perkembangan (developmental process) yang menekankan kepada upaya untuk membantu semua peserta didik
atau individu dalam semua aspek perkembangannya, yang menyangkut aspek
aspek vokasional, pendidikan peribadi dan sosial. (Shertzer &Stone, 1971:76; Robert
D. Myrick dalam Sunaryo K,1996; dan Dedi Supriadi,1997;7)
- Asumsi Dasar Bimbingan Dan Konseling Perkembangan
-
Menurut Myrick (1993) asumsi dasar bimbingan perkembangan
adalah sebagai berikut :
1.
Potensi individu
merupakan suatu aset yang sangat berharga bagi masyarakat dan masa depan
kemanusiaan
2.
Pendekatan
perkembangan mempertimbangkan hakeket perkembagan yang mencakup tahapan dan
tugas perkembangan secara umum sebagai besar individu mengalami dari masa kanak
kanak menuju dewasa.
3.
Tujuan akhir
pendidikan perkembangan adalah membantu belajar lebih efektif dan efisien.
4.
Bahwa program
perkembangan menghendaki bantuan dari semua personil sekolah sehingga dapat mencapai
tujuannya.
5.
Hakekeat manusia
menggerakan individu secara sekunsuil menuju yang positif dan peningkatan diri.
Maka rumusan asumsi bimbingan yang
selanjutanya adalah sebagai berikut :
1.
Bimbingan
merupakan jantungnya proses pendidikan, dengan bimbingan maka proses pendidikan
akan berjalan dengan baik karena bimbingan merupakan begian integral dari pendidikan maka
tujuan bimbingan akan mengarah pada tujuan pendidikan.
2.
Bimbingan
perkembangan diperlukan semua siswa terutama anak
yang berbakat, setiap siswa memiliki potensi dan kemampuan untuk berkembang dengan adanya
bimbingan maka semua siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, karena
setiap individu memiliki potensi yang berbeda.
3.
Klien adalah
individu yang bersifat umum, setiap individu memiliki kekhasan yang berbeda, dan memiliki
potensi yang sangat berbeda pula. Walaupun anak
kembar yang dilahirkan sama, tetapi tetap pasti berbeda baik itu potensi, bakat dan
kepribadian.
4.
Individu
hakekatnya bergerak pada peningkatan diri berdasarkan dengan tugas perkembangan
dan potensi dirinya, setiap individu memiliki potensi yang sangat berbeda dan memiliki tugas perkembangan yang
harus dilewati, apabila tugas tersebut dapat terselesaikan maka ia akan
melakukan tugas perkembangan yang selanjutnya dan apabila
tidak bisa manyelesaikan tugas perkembangannya maka akan menggangu tegas
perkembangan yang lainya.
5.
Potensi dan bakat
merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan masyarakat dan masa depan
kemanusiaan. Seseorang yang memiliki potensi kemudian mampu untuk memanfaatkan
dan mengembangkannya maka ia akan sangat dibutuhkan oleh lingkungan masyarakat
sehingga hal ini merupakan aset yang sangat berharga.
Bimbingan dan konseling perkembangan menitik
beratkan pada aspek pengembangan potensi individu, karena setiap individu
memiliki potensi yangsangat berbeda beda, unik, memiliki kekhasan tersandiri,
baik dalam menyikapi masalah dan dalam peningkatan dirinya ke arah lebih baik.
Seseorang yang dapat mengembangkan potensinya maka individu tersebut akan
sangat dibutuhkan, bermanfaat bagi dirinya dan juga bagi masyarakat.
Seorang konselor memiliki peran yang
signifikan dalam pengembangan potensi dan bakat yang dimiliki oleh seorang
individu sehingga individu dapat mengetahui potensi kemudian mengembangkan potensi
tersebut ke arah yang lebih baik dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
-
Menurut Blocher
(1974:5), ada dua Asumsi pokok bimbingan dan konseling perkembangan yaitu:
1.
Perkembangan
adalah tujuan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, Konselor perlu memiliki kemampuan untuk memahami perkembangan siswa sesuai dengan
tujuan bimbingan dan konseling.
2.
Interaksi yang
baik merupakan suatu perkembangan yang harus dikembangkan oleh
Guru Bimbingan dan Konseling. Oleh karena itu, Konselor
perlu menguasai pengetahuan
dan ketrampilan khusus untuk mengembangkan interaksi yang baik sebagai
pendukung sistem layanan bimbingan dan konseling.
- Prinsip Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Beberapa prinsip dasar yang dapat
menjadi dasar bagi layanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini didasarkan pada konsep filosofis tentang konsep kemanusiaan yang menjadi
dasar bagi pemberian layanan bimbingan di lingkungan sekolah ataupun di
lingkungan luar sekolah, perinsip-perinsip tersebut secara umum diantaranya, yaitu:
1.
Bimbingan diperuntukan bagi semua individu, jadi tidak hanya orang yang
bermasalah saja yang berhak mendapatkan bimbingan tetapi kepada semua individu,
baik wanita ataupun pria, baik remaja atau orang dewasa.
2.
Bimbingan
bersifat individualisasi, karena setiap individu bersifat unik mempunyai kekhasan dari yang lain, dengan proses
bimbingan maka dapat dibantu proses pengembangan keunikannaya tersebut, fokus
sasaran bantuan ini adalah individu itu sendiri.
3.
Bimbingan
menekankan pada hal yang positif bimbingan memberikan kesempatan individu untuk senantiasa
berkembang dengan potensi yang dimiliki, dan pandangan yang positif terhadap diri sendiri.
4.
Bimbingan
merupakan usaha bersama, jadi tidak hanya tugas koselor saja melainkan kerjasama.
5.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat
esensial dalam proses bimbingan. Bimbingan diarahkan supaya
individu tersebut dapat mengarahkan diri, melakukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan dalam memfasilitasi individu dalam
mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan
tujuan. kemampuan membuat pilihan secara tepat bukan merupakan kemampuan bawaan
tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Jones et.al. (1970)
6.
Bimbingan berlangsung
pada berbagai aturan kehidupan, pemberian layanan
bimbingan dan konseling tidak hanya berlangsung dalam setting sekolah tetapi ada juga bimbingan
karir, bimbingan keluarga, ataupun lembaga pemerintah ataupun swasta.
Prinsip bimbingan dan konseling diantaranya, bimbingan merupakan
hal yang pertama dan secara sitematis bersangkutan dengan perkembangan peribadi
individu, bimbingan terjadi karena ada hubungan interaksi dengan
individu, berorientasi pada bentuk kerja sama, didasarkan pada
penghargaan antara harkat dan martabat serta nilai individual, bimbingan
merupakan proses yang berkesinambungan dan menyatu dengan
proses pendidikan, setiap menusia dapat mengembangkan diri.
Untuk memahami
makna bimbingan dan konseling maka, maka sangat penting diketahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling perkembangan diantaranya, yaitu:
1.
Bimbingan dan
konseling perkembangan diperlukan oleh semua sisiwa dalam membantu pencapaian
tugas perkembangan.
2.
Bimbingan dan
konseling perkembangan anak memiliki fokus pada belajar anak myrick (1993) mengemukakan
bimbingan dankonseling perkembangan diorientasikan untuk membantu siswa supaya
dapat belajar lebih efektif dan efisien.
3.
Konselor dan guru
memiliki fungsi bersama dalam progaram bimbingan perkembangan.
4.
Suatu kurikulum yang terorganisasikan dan terencana
merupakan bagian yang sangat penting dalam bimbingan perkembangan.
5.
Bimbingan dan
konseling perkembangan sangat berkenaan dengan penerimaan diri, pemahaman
diri, dan peningkatan diri. Konseling perkembangan difokuskan pada kegiatan
yang dirancang untuk membantu anak dalam rangka mengetahui lebih baik tentang
dirinya dan menyadari kekurangan dirinya.
6.
Bimbingan dan
konseling perkembagan berfokus pada proses pendorongan diri.
7.
Bimbingan
perkembangan menghargai , memahami bahwa anak dalam proses menjadi, dan
aktivitas konselor perkembangan menekankan pada
efektifitas proses bimbingan dari pada menekankan harapan akhir bimbingan.
8.
Bimbingan dan
konseling perkembangan berorientasi pada tim dan menuntut layanan konseling
yang profesional dan terlatih.
9.
Bimbingan
perkembangan sangat berkenaan dengan identifikasi kebutuhan kasus sejak dini,
karena dengan diketahuinya kebutuhan anak sejak dini, akan memudahkan
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
10. Bimbingan dan konselin
perkembangansangat berkenaan dengan psikologi dan praktek. Konseling
perkembangan tidak hanya tertarik pada hasil asesment tentang kemampuan anak
untuk belajar melainkan tertarik pada bagaimana anak menggunakan kemampuan.
11. Bimbingan perkembangan memiliki
landasan yang berkenaan dengan bidang psikologi anak perkembangan anak dan teori-teori belajar, jika bimbingan bersifat
develop mental maka program bimbingan dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak.
12.
Bimbingan
perkembangan bersifat sekunsial dan fleksibel myrick(1993) menyatakan
bimbingan yang efektif harus bersifat fleksibel
untuk memenuhi perbedaan individu yang terencana dengan sitematis dan tidak bersifat acak
13. Bimbingan perkembangan merupakan
bagian intgral dari keseluruhan proses pendidikan myriek (1993) program bimbingan
perkembangan yang efektif harus tidak terpisahkan darikegiatan pengajaran,
bahkan menembus pada lingkungan sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar