Jumat, 16 Agustus 2013

Perubahan Sosial Budaya, Modernisasi dan Pembangunan

BAB I
PENDAHULUAN
Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan yang terjadi dalam masyarakat kita. Perubahan dapat terlihat apabila kita membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan masa lampau.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan ketidak sesuaian antara unsur-unsur  sosial yang ada pada masyarakat. Sehingga akan mengubah struktur dan fungsi dari unsur-unsur sosial masyarakat tertentu.
Telah diketahui bersama bahwasanya pendidikan lahir seiring dengan keberadaan manusia, bahkan dalam proses pembentukan masyarakat pendidikan ikut andil untuk menyumbangkan proses-proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat. Melalui pewarisan kebudayaan dan internalisasi pada setiap individu, pendidikan hadir dalam bentuk sosialisasi kebudayaan, berinteraksi dengan nilai-nilai masyarakat setempat dan memelihara hubungan timbal balik yang menentukan proses-proses perubahan tatanan sosio-kultur masyarakat dalam rangka mengembangkan kemajuan peradabannya.
Sebaliknya, dimensi-dimensi sosial yang senantiasa mengalami dinamika perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor dominan yang telah membentuk eksistensi pendidikan manusia. Penggunaan alat dan sarana kebutuhan hidup yang modern telah memungkinkan pola pikir dan sikap manusia untuk memproduk nilai-nilai baru sesuai dengan intensitas pengaruh teknologi terhadap tatanan kehidupan sosial budaya. Dalam hal ini, pendidikan menjadi instrumen kekuatan sosial masyarakat untuk mengembangkan suatu sistem pembinaan anggota masyarakat yang relevan dengan tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu bangsa. Keharusan pengembangan pendidikan itu akan membuka pintu untuk menuju ke dunia modern, karena hanya dengan pendidikan dapat dilakukan perubahan sosial budaya, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan, penyesuaian niali-nilai dan sikap-sikap yang mendukung pembangunan dan penguasaan berbagai keterampilan dalam menggunakan teknologi maju untuk mempercepat proses pembangunan. Sehingga terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa.



BAB II
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA, MODERNISASI DAN PEMBANGUNAN
A.    Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu bangsa. Pendidikan mempunyai peranan penting mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala aspek pendidikan mengandung aspek dari kebudayaan berupa interaksi sosial masyarakat. Pendidikan sebagaimana ilmu pengetahuan itu sendiri selalu berubah, berkembang secara progresif. Sejauh mana pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan itulah sebenarnya perkembangan suatu bangsa.
Manan (1989: 9) menyebutkan bahwa dalam arti luas, pendidikan mencakup semua proses, kecuali yang bersifat genetis, yang menolong membentuk fikiran, karakter, atau kapasitas fisik seseorang.
Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
B.     Perubahan Sosial Budaya
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses penyampaian kebudayaan (proses of transitting culture), didalamnya termasuk keterampilan, pengetahuan, sikap-sikap, dan nilai-nilai, serta pola-pola perilaku tertentu. Dari pernyataan-pernyataan diatas terlihat bahwa hakikatnya pendidikan tersebut adalah proses penyampaiaan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya atau proses pembudayaan anak manusia.
1.      Tipologi Perubahan
a.       Perubahan Siklus dan Linier
1)   Perubahan Siklus
Perubahan-perubahan berpola siklus diterangkan antara lain oleh Arnold Toynbe, Oswald Spengler, dan Vilfredo Pareto, bahwa masyarakat berkembang laksana suatu roda, kadangkala naik ke atas, kadang kala turun ke bawah.
2)   Perubahan Linier
Perubahan berpola linier dianut oleh Comte, Spencer, Durkheim, Weber, Parsons, dst.,  bahwa kemajuan progresif masyarakat mengikuti suatu jalan yang linier, dari suatu kondisi ke kondisi lain, misalnya dari tradisional menjadi modern, dari agraris ke industria.
b.      Evolusi dan Revolusi
1)   Evolusi merupakan perubahan yang berangsung secara lambat.  suatu proses perubahan yang berkelanjutan dari bentuk yang lebih rendah, lebih sederhana ke bentuk-bentuk yang lebih tinggi, lebih kompleks
2)   Revolusi merupakan perubahan yang berlangsung cepat, radikal,  dan/atau menyangkut nilai-nilai dan unsur-unsur yang mendasar.
Revolusi dapat berlangsung dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun kebudayaan. Dalam kehidupan politik,  revolusi politik terjadi apabila:  (1) ada keinginan umum, (2) ada pemimpin, (3) pemimpin tadi dapat menampung aspirasi,  (4) pemimpin tadi dapat menunjukkan tujuan yang konkrit maupun yang abstrak paska revolusi, dan (5) ada momentum yang tepat. Dapat dibayangkan, Revolusi Indonesia pada 17 Agustus 1945, dapat terjadi karena adanya momentum yang tepat, pembomam Hiroshima dan Nagasaki yang membuat Jepang lumpuh.
c.       Perubahan Progresif dan Regresif
Perubahan progresif merupakan perubahan ke arah kemajuan, sedangkan regresif merupakan perubahan menuju ke arah keadaan yang lebih buruk (mundur).
d.      Perubahan intended (diinginkan) dan unintended (tidak diinginkan)
Perubahan intended merupakan perubahan yang diinginkan atau direncanakan (planned change), misalnya pembangunan, sedangkan unintended merupakan perubahan-perubahan  yang tidak diinginkan (dapat berupa dampak dari suatu perubahan).
2.      Faktor Penyebab Perubahan
Perobahan sosial budaya itu biasanya terjadi karena adanya dorongan dari beberapa faktor baik yang berasal dari dalam masyarakat (internal) maupun yang berasal dari luar masyarakat (eksternal).
a.       Faktor-faktor internal, merupakan faktor-faktor perubahan yang berasal dari dalam masyarakat, misalnya:
1)      Perubahan aspek demografi (bertambah dan berkurangnya penduduk),
2)      Konflik antar-kelompok dalam masyarakat
3)      Terjadinya gerakan sosial dan/atau pemberontakan (revolusi) dan
4)      Penemuan-penemuan baru, yang meliputi:
a) Discovery, atau penemuan  ide/alat/hal baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya
b)Invention, penyempurnaan penemuan-penemuan pada discovery oleh individu atau serangkaian individu, dan
c)Inovation, yaitu diterapkannya ide-ide baru atau alat-alat baru menggantikan atau melengkapi ide-ide atau alat-alat yang telah ada.
b.      Faktor-faktor eksternal, atau faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat, dapat berupa:
1)      Pengaruh kebudayaan masyarakat lain,  yang meliputi proses-proses difusi (penyebaran unsur kebudayaan), akulturasi (kontak kebudayaan), dan asimilasi (perkawinan budaya)
2)      Perang dengan negara atau masyarakat lain, dan
3)      Perubahan lingkungan alam, misalnya disebabkan oleh bencana.
 Kontak langsung antara dua sistem sosial budaya akan menimbulkan perubahan pada keduanya. Berapa besar perobahan yang terjadi pada masing-masingnya akan sangat tergantung kepada ukuran dan prestise relatif dari kedua kebudayaan yang berhubungan (akulturasi). Kontak ini telah menyebabkan terdapatnya berbagai persamaan diantara berbagai kebudayaan. 
Berhubungan erat dengan akulturasi ini adalah difusi atau peminjaman unsur-unsur budaya. Proses peminjaman tidak memerlukan kontak langsung antara orang-orang dari dua kebudayaan yang berlainan. Berbagai saluran komunikasi dapat jadi perantara penyebaran gagasan-gagasan dari berbagai sumber.
Perobahan lingkungan fisik seperti adanya banjir, epidemic, pertambahan penduduk, perobahan iklim, dapat mendorong terjadinya perobahan sosial budaya. Hal yang sebaliknya dapat pula terjadi, yaitu kemajuan sosial budaya dapat membawa perubahan pola lingkungan fisik sebuah sistem sosial budaya.   
Karena Pendidikan sebagai proses penyampaian kebudayaan (proses of transitting culture), didalamnya termasuk keterampilan, pengetahuan, sikap-sikap, dan nilai-nilai, serta pola-pola perilaku tertentu. Maka, pendidikan dengan isi dan cara yang tepat akan dapat mempercepat proses pengejaran ketertinggalan dan proses inovasi, yang akan dapat menghasilkan pembangunan yang diingini oleh sebuah sistem sosial budaya. Pendidikan akan dapat menghasilkan para pembaharu (inovator), pendukung pembaharuan, dan pelaksana pembaharuan, yang semuanya diperlukan dalam proses perubahan sosial budaya yang diingini oleh suatu masyarakat.
C.    Modernisasi dan Pembangunan
Modernisasi merupakan proses menjadi modern. Istilah modern berasal dari kata modo yang artinya yang kini. Sehingga, modernisasi dapat diartikan sebagai cara hidup yang sesuai dengan situasi yang kini ada, atau konteks masa sekarang.  Apabila cara hidup suatu masyarakat seperti  yang diwariskan oleh nenek-moyang atau generasi pendahulunya, masyarakat tersebut disebut masyarakat tradisional. Istilah tradisi berasal dari kata traditum yang artinya warisan. Tekanan pengertian modernisasi adalah pada teknologi dan organisasi sosial.
J.W Schoorl  (1980) mendefinisikan phenomena perubahan sosial budaya ini sebagai berikut “modernisasi masyarakat itu secara umum dapat dirumuskan sebagai proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda dengan tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan.
Menurut Samuel Huntington proses modernisasi mengandung beberapa ciri pokok sebagai berikut:
  1. Merupakan proses bertahap, dari tatanan hidup yang primitif-sederhana menuju kepada tatanan yang lebih maju dan kompleks
  2. Merupakan proses homogenisasi. Modernisasi membentuk struktur dan kecenderungan yang serupa pada banyak masyarakat. Penyebab utama proses homogenisasi ini adalah perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi.
  3. Merupakan proses yang tidak bergerak mundur, tidak dapat dihindarkan dan tidak dapat dihentikan
  4. Merupakan proses progresif (ke arah kemajuan), meskipun tidak dapat dihindari adanya dampak (samping).
  5. Merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner; hanya waktu dan sejarah yang dapat mencatat seluruh proses, hasil maupun akibat-akibat serta dampaknya
Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial secara positif yang terarah, secara sadar dan terencana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencantumkan tujuan pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan yang selalu menjadi cita-cita seluruh bangsa di dunia ini.
Ada dua paradigma  dalam pembangunan  yaitu paradigma modernisasi dan paradigma ketergantungan.
  1. Pokok paradigma modernisasi adalah:
a)      Pembangunan adalah suatu proses yang spontan, tidak dapat dibalikkan dan menjadi sifat dari masing-masing negara
b)      Pembangunan secara tersirat menuju ke differensiasi struktural dan spesialisasi fungsional
c)      Proses pembangunan dapat dibagi menjadi tahap-tahapan yang berbeda, yang menunjukkan tingkat pembangunan yang dicapai oleh setiap masyarakat
d)     Pembangunan dapat dirangsang oleh persaingan ekstern atau ancaman militer dan intern serta modernisasi sektor-sektor tradisional.
  1. Pokok paradigma ketergantungan adalah:
a)      Rintangan-rintangan yang paling penting bagi pembangunan bukan tidak adanya modal atau kecekatan kewiraswataan. Hal-hal ini bersifat ekstern bagi perekonomian yang kurang berkembang
b)      Proses pembangunan dianalisa dalam arti hubungan antara kawasan-kawasan, yaitu pusat dan pinggiran
c)      Karena kenyataan bahwa kawasan pinggiran itu kehilangan hak atas surplusnya, pembangunan di pusat secara tersirat. Berarti keterbelakangan di derah pinggiran.
d)     Bagi suatu Negara pinggiran perlu memisahkan diri dan berjuang untuk mandiri
Kedua paradigma ini saling berhubungan, contohnya keterkaitan negara maju dengan negara berkembang. Keharusan pengembangan pendidikan itu akan membuka pintu untuk menuju ke dunia modern, karena hanya dengan pendidikan dapat dilakukan perubahan sosial budaya, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan, penyesuaian niali-nilai dan sikap-sikap yang mendukung pembangunan dan penguasaan berbagai keterampilan dalam menggunakan teknologi maju untuk mempercepat proses pembangunan.
D.    Arah Perubahan Sosial Budaya
Arah perubahan sosial budaya, modernisasi dan pembangunan yang akan dituju oleh semua masyarakat bangsa-bangsa di seluruh dunia adalah meningkatkan kesejahteraaan atau kemakmuran yang diingini. Hidup di dunia sekarang dan masa depan, menuntun penguasaan ilmu dan teknologi.
Mutakin (2007) menyebutkan yang dimaksudkan orientasi atau arah perubahan di sini meliputi beberapa orientasi, antara lain (1) perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada berbagai bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jati diri sebagai bangsa yang bermartabat.
E.     Teori-Teori Perubahan Sosial Budaya
Ulfiarahmi (2012) menyebutkan ada beberapa teori yang menghubungkan pengembangan berbagai aspek atau unsur sosial budaya (nilai, institusi dan kepribadian) dengan kebutuhan pembangunan yang pencapaiannya akan memerlukan institusi pendidikan. Diantara teori tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Teori orientasi nilai sosial budaya yang dikembangkan oleh Kluckhohn dan Strodtbeck yang mana dalam teori ini mengatakan bahwa dalam masyarakat terlihat dimana orientasi nilai-nilai yang menekankan pandangan waktu yang berorientasi kemasa depan, pandangan terhadap alam yang menekankan bahwa hukum alam dapat diketahui dan dikuasai, pandangan bahwa bekerja itu sesuatu yang dapat menimbulkan kerja yang lebih banyak, pandangan bahwa semua manusia itu sama, semuanya merupakan orientasi nilai yang telah membawa kemajuan.
  2. Teori Pattern yang mana menurut teori ini masyarakat modren adalah masyarakat yang menganut orientasi nilai yang mengutakan penilaian berdasarkan achivement atau keberhasilan atau prestasi bukan status.
  3. Teori Alisyahbana yang menekankan pengembangan nilai teori dan nilai ekonomi yang merupakan asperk progresif dari suatu kebudayaan.
  4. Selanjutnya teori Max Weber yang mana menurutnya panggilan hidup, pekerjaan atau karir itu bukanlah suatu kondisi yang ditentukan oleh kelahiran, tetapi merupakan pekerjaan yang dipilih dengan tepat dan dikerjakan dengna giat, harus dipilih sendiri dengan rasa tanggung jawab keagamaan.
  5. Hegen yang mengemukakan teori yang menjelaskan faktor-faktor yang bersifat motivasi yang mempengaruhi perobahan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.
Semua teori yang dikemukakan tersebut berisi tentang nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang kondusif untuk merobah sebuah masyarakat tradisional menjadi masyarakat modren yang mencerminkan tuntunan akan perlunya peninjauan dan perubahan sosial budaya, modernisasi dan pembangunan.


Daftar Kepustakaan
Hanaadhia (2011). Pendidikan dan Perubahan Sosial, Modernisasi dan Pembangunan. http://hanaadhia.wordpress.com/2011/01/28/75/. Diakses 25 September 2012.

Manan, Imran (1988). Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjendikti.

                        (1988). Anthropologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjendikti


Santosa, Agus (2009). Perubahan Sosial, Modernisasi, dan Pembangunan. http://agsasman3yk.wordpress.com/2009/08/04/perubahan-sosial-modernisasi-dan-pembangunan/. Diakses 25 September 2012.




 

1 komentar: