BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masyarakat
adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Dalam masyarakat berlangsung
proses kehidupan sosial. Di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan
manusia,
berlangsung pula keseluruhan proses perkembangan kehidupan. Dengan demikian
masyarakat dapat diartikan sebagai wadah atau medan tempat berlangsungnya interaksi
warga masyarakat itu. Tetapi masyarakat dapat pula diartikan sebagai subyek,
yakni sebagai perwujudan warga masyarakat dengan semua sifat dalam suatu gejala
dan manifestasi tertentu atau keseluruhan, sosio-psikologisnya.
Untuk
mengerti bentuk dan sifat masyarakat
dalam mekanismenya ada ilmu masyarakat (sosiologi), pengertian secara
sosiologis atau ilmiah sesungguhnya memadai bagi seseorang profesional supaya
lebih efektif menjalankan fungsinya didalam masyarakat, khususnya bagi
pendidik. Hidup bermasyarakat memang sudah menjadi keharusan bagi siapa saja
yang hidup di dunia ini. Adakah orang yang bisa hidup sendiri tanpa orang lain?
Tentu saja tidak ada. Berbagai macam manusia dengan aneka karakter membuat kita
harus bisa menempatkan diri dengan baik. Mengingat pentingnya mempelajari masyarakat, maka
pada makalah ini akan dibahas mengenai masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan masyarakat?
2.
Apa
saja teori tentang hakekat masyarakat?
3.
Bagaimana
hakikat nilai dan moral dalam kehidupan di masyarakat?
4.
Apa
perbedaan pola hidup masyarakat desa dan kota?
5. Apa faktor penyebab
dan penghambat manusia dalam bersosialisasi di masyarakat?
6. Apa yang dimaksud dengan interaksi
sosial?
7. Bagaimana hubungan masyarakat dan
pendidikan?
C. TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian masyarakat.
2.
Untuk
mengetahui teori tentang hakekat masyarakat.
3.
Untuk
mengetahui hakikat nilai dan moral dalam kehidupan
di masyarakat.
4.
Untuk
mengetahui perbedaan pola hidup masyarakat desa
dan kota.
5.
Untuk
mengetahui faktor penyebab dan penghambat manusia
bersosialisasi.
6.
Untuk
mengetahui interaksi sosial.
7.
Untuk
mengetahui hubungan masyarakat dan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Masyarakat
Istilah masyarakat dalam bahasa
inggrisnya society, yang berarti kumpulan
orang yang sudah lama terbentuk,
memiliki sistem sosial atau struktur sosial tersendiri dan
memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang
dimiliki bersama. Menurut
Paul B. Horton dan
Hunt, masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama
tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan yang sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia. Menurut Ogburn dan
Nimkoff, suatu masyarakat ialah satu kelompok atau sekumpulan kelompok-kelompok
yang mendiami suatu daerah. Sedangkan menurut Plato masyarakat merupakan
refleksi dari manusia perorangan. Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan
sebagaimana halnya manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang
terdiri dari tiga unsur yaitu nafsu, semangat dan intelegensia. Dalam konsep
an-Nas bahwa masyarakat adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup
sendiri dengan mengabaikan keterlibatannya dengan kepentingan pergaulan antara
sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat diartikan
sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah pada waktu tertentu
dengan tata cara berfikir dan bertindak
yang relatif sama dengan pola-pola kehidupan yang terbentuk oleh antar
hubungan dan interaksi warga masyarakat itu dengan alam sekitar yang membuat
warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagi satu kesatuan (kelompok). Unsur-unsur masyarakat
antara lain:
1.
Kumpulan orang
Didalam
ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan
berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimumnya adalah dua
orang yang hidup bersama.
2.
Sudah terbentuk dengan
lama.
Kumpulan
dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti kursi, meja
dsb. Karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru.
Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti. Mereka juga
mempunyai keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya.
Akibat hidup bersama maka timbullah sistem komunikasi dan peraturan-peraturan
yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok
tersebut.
3.
Sudah memiliki sistem
dan struktur sosial tersendiri.
4.
Memiliki kepercayaan (nilai), siap dan
perilaku yang dimiliki bersama.
5.
Adanya kesinambungan
dan pertahanan diri.
6.
Memiliki kebudayaan, sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa
dirinya terikat satu dengan lainnya.
Dalam hubungan manusia dengan
masyarakat terjadi interaksi aktif. Manusia dapat mengintervensi dengan
masyarakat lingkungannya dan sebaliknya masyarakat pun dapat memberi pada
manusia sebagai warganya. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, masyarakat
memiliki karakteristik tertentu.
Fungsi masyarakat terhadap individu
yaitu untuk mengembangkan cipta, rasa, karya dan karsa setiap individu. Karya
masyarakat yaitu menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan/kebudayaan
kebendaan yang dibutuhkan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar dapat
diabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa meliputi jiwa manusia, mewujudkan
segala kaedah-kaedah dan nilai-nilai kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah
kemasyarakatan. Cipta yaitu kemampuan mental, kemampuan berpikir dari
orang-orang yang hidup bermasyarakat. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh
karsa (niat)
Perkembangan jiwa seseorang banyak
ditentukan oleh pergaulannya dengan orang-orang lainnya. Sebagai contoh orang yng
sejak kecilnya diasingkan dari pergaulan dengan orang lain, mempunyai
kelakuan-kelakuan yang mirip dengan hewan. Tak dapat berbicara dan tak dapat
berprilaku sebagai manusia biasa. Secara fisik mereka sebagai manusia, tetapi
perkembangan jiwanya jauh terbelakang.
B.
Teori Tentang Hakekat Masyarakat
Teori-teori tentang hakekat
masyarakat yang berkembang dan dianut dunia pada umumnya hingga dewasa ini
adalah:
1.
Teori
Atomic
Pribadi manusia sebagai individu
memiliki kebebasan, kemerdekaan dan persamaan diantara manusia lainnya, karena
didorong oleh kesadaran tertentu, mereka secara sukarela membentuk masyarakat
dan masyarakat dalam bentuk yang formal ialah negara. Tiap-tiap pribadi sebagai
individu adalah sederajat dan didalam kebersamaan mereka itulah untuk tujuan tertentu
terbentuk apa yang dikenal sebagai masyarakat.
Berdasarkan asas pandangan
atomisme ini penghargaan kepada pribadi manusia adalah prinsip utama.
Nilai-nilai sosial di dalam masyarakat berorientasi kepada martabat manusia,
terutama selft-respect. Artinya
setiap praktek tentang kehidupan didalam masyarakat selalu diarahkan bagi
pembinaan hak-hak manusia, demi martabat manusia. Tata kehidupan sosial menurut
menurut teori atomistic pasti
berlandaskan nilai-nilai demokrasi.
2.
Teori
Organisme
Prinsip pelaksanaan pola-pola
kehidupan di dalam masyarakat menurut teori organisme ialah:1) bahwa kekuasaan
dan kehendak masyarakat sebagai lembaga monolistis dan vertikal hak,
kepentingan, keinginan, cita-cita dan kekuasaan individu, 2) lembaga masyarakat
yang meliputi seluruh bangsa, secara nasional, bersifat totaliter, pendidikan
berfungsi mewujudkan warga negara ideal, dan bukan manusia sebagai individu
ideal.
3.
Teori
integralistik
Menurut teori ini meskipun
masyarakat sebagai satu lembaga yang mencerminkan kebersamaan sebagai satu
totalitas, namun tak dapat diingkari realita manusia sebagai pribadi.
Sebaliknya manusia sebagai pribadi selalu ada dan hidup didalam kebersamaan,
didalam masyarakat. Pelaksanaan
asas-asas menurut teori integralistik adalah berdasarkan keseimbangan antara hak-hak dan
kewajiban-kewajiban. Praktek tata kehidupan
sosial berdasarkan kesadaran nilai-nilai, norma-norma sosial yang
berlaku dan dijunjung bersama baik oleh individu sebagai pribadi, maupun oleh
masyarakat sebagai lembaga.
C. Hakikat Nilai dan Moral
dalam Kehidupan di Masyarakat
Dalam masyarakat ini, manusia
tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka hidup berinteraksi dengan orang lain, dalam interaksi
itulah manusia harusnya memiliki suatu etika hidup bermasyarakat. Etika bisa
dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Nilai erat hubungannya
dengan masyarakat, baik
dalam bidang etika yang mengatur kehidupan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Manusia
sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai sebagai suatu yang objektif, apabila ia memandang
nilai itu ada tanpa ada yang menilainya, tetapi ada sebagian sesuatu yang ada
dan menuntun manusia dan kehidupannya. jadi nilai nilai memang tidak akan ada
dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilaian. Oleh karena itu nilai melekat dengan
subjek penilaian.
D. Perbedaan Pola Hidup
Masyarakat Desa dan Kota
Masyarakat berdasarkan tempat
hidupnya dibagi dua yaitu masyarakat kota dan masyarakat desa. Pola hidup
antara masyarakat desa dan kota pada umumnya sangat terlihat jelas berbeda.
Selain faktor lingkungan di mana mereka tinggal dalam melakukan kegiatan
sehari-hari, faktor etika dan budaya juga sangat memperlihatkan perbedaan yang
ada. Kesederhanaan misalnya, sebagian masyarakat desa terbiasa hidup dalam
kesederhanaan. Hal tersebut bisa disebabkan karena pada dasarnya secara ekonomi
mereka memang tidak mampu dan secara budaya memang tidak senang menyombongkan
diri. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung terbiasa hidup dalam
kemewahan.
Dalam hal kewaspadaan, masyarakat
desa lebih mudah menaruh curiga terhadap hal-hal baru yang belum dipahaminya
dan akan menganggap hal tersebut sesuatu yang asing. Sedangkan masyarakat kota
lebih mudah menerima perubahan-perubahan atau hal asing tersebut sebagai sebuah
tren baru atau perkembangan.
Orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan, misalnya
dalam berhadapan dengan orang yang lebih tua, dengan pejabat, dengan tetangga,
orang yang tinggi tingkat pendidikannya dan lain-lain. Sudah menjadi
karakteristik bagi mereka bahwa suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah
mendarah-daging dalam hati mereka.
Ciri khas lain yang dimiliki
masyarakat desa antara lain, berbicara apa adanya. Mereka tidak peduli apakah
ucapan mereka menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena memang mereka tidak
bermaksud untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka tanamkan. Dalam hal keuangan,
masyarakat kota lebih cenderung mempublikasikannya ke khalayak. Karena menurut
mereka, status sosial dari segi materi sangat berpengaruh dalam pergaulan.
Sedangkan masyarakat desa biasanya akan menutup diri jika ada orang yang
bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang tersebut
belum begitu dikenalnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung, ketika
bertemu dan bergaul dengan orang kota, masyarakat desa cenderung memiliki
perasaan minder yang cukup besar. Biasanya mereka lebih memilih untuk tidak
banyak bicara. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung agresif dalam
bergaul. Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang
pernah diterimanya. Balas budi yang diberikan ada orang lain tidak selalu dalam
wujud materi seperti yang kebanyakan dilakukan oleh orang kota.
Ada pula salah satu ciri khas masyarakat desa
yang dimiliki hampir di seluruh kawasan Indonesia, yaitu gotong royong. Tanpa
dimintai pertolongan, dengan serta merta mereka akan membantu tetangga mereka
yang butuh pertolongan. Sedangkan masyarakat kota biasanya cenderung kurang
peka terhadap lingkungan sekitar karena kesibukkan yang dijalani setia
individu.antara masyarakat kota dan masyarakat desa tergantung kepada individu
yang masing-masing menjalaninya. Karena di zaman globalisasi seperti ini, pola
kehidupan berubah begitu drastis mengikuti perkembangan jaman yang ada.
E.
Faktor
Penyebab dan Penghambat Hidup Manusia dalam Bersosialisasi Di Masyarakat
1. Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah
individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu
hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan
dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan
pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa
terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan
latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit
banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.
Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan
individu yang dapat memicu konflik.
3. Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian
maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk
tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam
hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan
budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan
tidak boleh ditebang. Para petani menebang pohon-pohon karena dianggap sebagai
penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha
kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang
dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pencinta lingkungan, hutan adalah bagian
dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga
akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan
kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan
budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan
individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi
karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah
yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk
dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
4. Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan
wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan
mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya,
pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak
akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat
tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi
nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai
kegotong royongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi
hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan.
Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang
pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu
yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.
Perubahan-perubahan ini, jika terjadi secara cepat atau mendadak, akan membuat
kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehidupan masyarakat yang telah ada.
F.
Interaksi
sosial
Bentuk
umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang dinamakan proses sosial
karena interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut orang perorangan dengan sekelompok manusia.Apabila dua orang bertemu
interaksi sosial dimulai,
pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan bahkan
mungkin ada yang berkelahi.
1. Interaksi
sosial
Interaksi adalah proses di mana orang berkomunikasi saling
memengaruhi dalam pikiran dan tindakan.Seperti kita ketahui bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidak lepas dari hubungan yang satu dengan yang lain.Ada
beberapa pengertian interaksi yang ada di masyarakat, di antaranya:
a. Menurut
H. Booner, merumuskan interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau
lebih, di
mana kelakuan individu yang satu memengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya.
b. Menurut
Gillin (1954) yang menyatakan bahwa
interaksi sosial adalah hubungan antara orang-orang secara individu,antar
kelompok dan orang perorangan dengan kelompok.
c. Interaksi
sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu dengan individu, antar
kelompok dengan kelompok, antar individu dengan kelompok.
Interaksi
sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan. Ada pun faktor-faktor
yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu:
a.
Faktor imitasi, faktor ini mempunyai
peranan sangat penting dalam proses interaksi sosial.Salah satu segi positifnya
yaitu imitasi dapat membawa kaidah-kaidah yang berlaku.
b. Faktor
sugesti, yang
dimaksud sugesti di sini yaitu pengaruh psikis,baik yang datang dari dirinya
maupun dari orang lain,yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik
c. Faktor
identifikasi,
identifikasi dalam fisiologi berarti dorongan untuk menjadi
identik(sama) dengan orang lain.
d.
Faktor simpati, simpati adalah
perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul
tidak atas dasar logis rasional,melainkan berdasarkan penilaian perasaan
seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang akan tiba-tiba merasa
tertarik pada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah
laku menarik baginya.
G.
Hubungan
Masyarakat dan Pendidikan
Hubungan masyarakat dan pendidikan
sangat bersifat korelatif, masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan
yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju pula. Masyarakat
harus secara aktif menetapkan asas-asas pendidikan yang tersimpul didalam
filsafat pendidikan masyarakat (bangsa dan negara).
Menurut Thompson, pendidikan
berhubungan dengan masalah manusia pribadi dan masyarakat, dan oleh beberapa
ahli diberi batasan sebagai proses penyesuain oleh pribadi untuk melaksanakan
fungsinya didalam masyarakat. Untuk pedoman pelaksanaan pendidikan termaktub
didalam undang-undnag pendidikan. Jadi masyarakat/negara sebagai subyek makro
kependidikan wajar menentukan motivasi, tujuan, lembaga atau keseluruhan sistem
pendidikan nasional berdasarkan cita karsa.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Masyarakat
diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah pada waktu tertentu
dengan tata cara berfikir dan bertindak
yang relatif sama dengan pola-pola kehidupan yang terbentuk oleh antar
hubungan dan interaksi warga masyarakat itu dengan alam sekitar yang membuat
warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagi satu kesatuan (kelompok).
2. Teori-teori
tentang hakekat masyarakat
a. Teori
Atomic
b. Teori
Organisme
c. Teori
integralistik
3.
Dalam
berinteraksi dengan orang lain manusia harusnya memiliki suatu etika, nilai dan norma
hidup bermasyarakat.
4.
Pola hidup antara
masyarakat desa dan kota pada umumnya sangat terlihat jelas berbeda, faktor yang membedakan yaitu faktor lingkungan, faktor etika
dan budaya.
5.
Faktor penyebab dan
penghambat hidup manusia dalam bersosialisasi di masyarakat
a. Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
b. Perbedaan
latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
c. Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok.
d. Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
6.
Hubungan masyarakat
dan pendidikan sangat bersifat korelatif, masyarakat maju karena pendidikan dan
pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju pula.
B.
Saran
1.
Terdapat
berbagai macam manusia dengan aneka karakter dimasyarakat, sebaiknya setiap
individu bisa menempatkan diri dengan baik.
2.
Etika,
nilai dan norma sebaiknya dijadikan pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya sehingga tercipta masyarakat yang
damai.
DAFTAR
PUTAKA
Syam,
M.Noor. 1986. Filsafat Kependidikan dan Dasar
Filasafat Kependidikan Pancasila. Usaha Nasional: Surabaya.
http://cham-chemistry.blogspot.com/2010/07/hakikat-masyarakat-dan-makna-manusia.html. diakses 12 Oktober 2012
http://www.masbied.com/2011/02/27/masyarakat-dan-pola-hidup-masyarakat/. diakses 12 Oktober 2012
terimakasih mbak, semoga tulisan2 yang di post bermanfaat untuk orang banya
BalasHapus