Minggu, 18 Agustus 2013

Pendidikan dalam Masyarakat Modern dan Sederhana

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
        Setiap individu dalam masyarakat merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk mendukung dan melancarkan kegiatan pembangunan dalam masyarakat tersebut. Manusia sebagai individu, sebagaimana kodratnya memiliki sifat baik maupun buruk. Sifat-sifat yang kurang baik inilah perlu dibina dan dirubah sehingga melahirkan sifat-sifat yang baik lalu dibina dan dikembangkan. Proses perubahan dan pembinaan tersebut disebut dengan pendidikan.
        Melalui pendidikan, manusia diharapkan menjadi individu yang mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk secara mandiri meningkatkan taraf hiudupnya baik lahir maupun bathin serta meningkatkan peranannya sebagai individu/pribadi, warga masyarakat, warga Negara dan sebagai khalifah-Nya     
B.      Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi pembahasan dalam makalah mengenai Pendidikan dalam Masyarakat Modern dan Sederhana

C.        Tujuan
Adapun  tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.   Mengetahui apa itu pendidikan
2.   Mengetahui pendidikan masyarakat modern
3.   Mengetahui pendidikan masyarakat sederhana
4.   Melengkapi nilai tugas mata kuliah landasan ilmiah ilmu pendidikan

 BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pendidikan
Berbicara mengenai pendidikan tidak terlepas dari sudut pandang serta pendekatan yang digunakan. Untuk melihat pendidikan secara utuh maka diperlukan suatu pendekatan system, sehingga pendidikan dilihat secara menyeluruh dan tidak lagi parsial atau pragmatis.
Pendidikan merupakan suatu proses, dimana proses tersebut dapat berlangsung dimana dan kapan saja, tidak hanya dalam lingkungan yang formal seperti di sekolah atau kampus karena pendidikan tidak hanya sekolah atau kuliah. Perkembangan seseorang mulai dari kecil, remaja sampai dewasa, di sekolah, di masyarakat dan di rumah merupakan proses pendidikan yang menyeluruh.
Menurut Pannen (2001 : 1) pendidikan digambarkan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari subsistem-subsistem dan membentuk satu sistem yang utuh. Sistem pendidikan ini memperoleh input dari masyarakat dan lingkungan serta akan memberikan output bagi masyarakat dan lingkungan tersebut.
Sedangkan menurut UU SPN No. 20 Tahun 2003, Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
B.     Masyarakat
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
C.     Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan munculnya perubahan dalam masyarakat Masyarakat modern dalam lingkungan kebudayan ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu dan teknologi untuk menghadapi keadaan sekitarnya.
Dalam masyarakat modern segala sesuatu diusahakan atau dikerjakan dengan sungguh-sungguh serta rasional sehingga menyebabkan selalu timbul pertanyaan dalam masyarakat apakah kegunaan sesuatu bagi usaha menguasai lingkungan sekitarnya. Akibat dari kehidupan tersebut, maka akan timbul sikap dalam masyarakat modern, diantaranya :
  1. Terlalu percaya dengan peralatan dan teknik yang berjalan secara mekanis sebagai satu hasil pemikiran manusia (Ilmu pengetahuan). Dalam hal ini masyarakat tergolong dalam paham positivism
  2. Berbuat dan bertindak sesuai dengan rencana yang terperinci sehingga tidak jarang manusia dikendalikan oleh rencana yang disusunnya.
  3. Timbul rasa kehilangan orientasi dan jati diri yang dapat melemahkan kehidupan bathin dan keagamaan.
Tanpa disadari masyarakat modern semakin tergantung pada alat dan teknologi yang diciptakan untuk menguasai dunia sekitarnya. Tidak jarang mereka kehilangan identitas karena sudah dikuasai oleh mekanisme yang mereka ciptakan sehingga mereka hidup tanpa jiwa dan tanpa kekuasaan. Dalam masyarakat modern (komplek – penduduk rapat) kompleksitas dan kerapatan penduduk yang tinggi membuat mereka kurang sensitif terhadap emosional mereka  apalagi masalah keagamaan mereka. Mereka cenderung ragu-ragu dalam memilih kepercayaan (Imran Manan : 1989 : 53).
Yang paling fundamental dalam masyarakat modern adalah kepercayaan akan kemajuan ilmu pengetahuan. Bagi mereka, masa depan bersifat terbuka. Mereka percaya bahwa kondisi kemanusiaan, fisik, spiritual dapat diperbaiki dengan penggunaan sain dan teknologi. Beberapa akibat dari kehidupan masyarakat modern adalah mereka terasing secara kehidupan sosial yang disebabkan oleh pertumbuhan urbanisme yang mendorong mobilitas dan melemahkan ikatan-ikatan kekeluargaan.
D.         Masyarakat Sederhana (Tradisional)
Sikap berpikir subjektif yang menyatukan dirinya dalam memahami gejala yang timbul merupakan salah satu ciri masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sederhana. Masyarakat sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir dengan pola pikir yang tidak objektif dan rasional untuk menganalisis, menilai dan menghubungkan suatu gejala dengan gejala yang lain.
Manusia yang hidup tradisional (sederhana) biasanya masih ditandai dengan sikap berpikir analogis dengan mengadakan generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang mengenal waktu secara fisik. Masyarakat sederhana menurut Robert Redfield dalam Imran Manan (1983 : 52) mengistilahkannya dengan “Folk Sociaty” yaitu masyarakat yang kecil, homogen, sangat terintegrasi, terasing, solidaritas kelompok yang tinggi, pembagian kerja yang sederhana, sebagian anggota masyarakat memiliki pengetahuan dan perhatian yang sama dan biasa dengan pemikiran, sikap-sikap dan aktivitas dari seluruh anggota masyarakat. Komuniktas masyarakat sederhana menimbang segala-galanya dengan prinsip-prinsip yang telah baku, mereka cendrung untuk berubah sangat lambat.
E.      Pendidikan dalam Mayarakat Sederhana dan Modern
Dalam kebudayaan masyarakat sederhana agen pendidikan yang formal termasuk di dalamnya keluarga dan kerabat. Sedangkan sekolah muncul relatif terlambat dalam lingkungan masyarakat sederhana. Adapun beberapa kondisi menurut Imran Manan (1989 : 57) yang mendorong timbulnya lembaga pendidikan (sekolah) dalam masyarakat sederhana adalah :
  1. Perkembangan agama dan kebutuhan untuk mendidik para calon ulama, pendeta, dll.
  2. Pertumbuhan dari dalam (lingkungan masyarakat itu sendiri) atau pengaruh dari luar.
  3. Pembagian kerja dalam masyarakat yang menuntut keterampilan dan dan teknik khusus.
  4. Konflik dalam masyarakat yang mengancam nilai-nilai tradisional dan akhirnya menuntut pendidikan untuk menguatkan penerimaan nilai-nilai warisan budaya.
Anak –anak dalam masyarakat modern terhadap pendidikan mempunyai sebab–sebab berlawanan, ketidak mampuannya menghubungkan informasi yang diperolehnya disekolah dengan apa  yang mesti dia ketahui supaya bekerja produktif dan menikmatinya dalam kehidupannya. Sementara anak-anak masyarakat sederhana selalu dalam hubungan yang intim dengan visi orang dewasa terhadap keterampilan yang sedang dipelajarinya,sebaliknya anak-anak masyarakat modern pada umumnya terpisah  secara fisik dan psikologi dari pekerjaan-pekerjaan yang akan menggunakan pengetahuanya.
Perbandingan Pendidikan Masyarakat Modern dan sederhana
  1.  Dalam masyarakat sederhana guru-guru mempraktekkan apa yang mereka ajarkan sedangkan dalam masyarakat modern guru –guru tidak bisa sekalian menjadi eksekutif karena tidak mempunyai lagi yang di ajarkan.
  2. guru-guru dalam msayarakat sederhana sangat terikat pada murid-murudnya ,anggota kerabatnya dan juga pada apa yang diajarkannya sedangkan pada masyarakat modern  tidak terlibat secara langsung dengan sukses atau gagal muridnya, kurang merasakan insentif hidup atau mati untuk mengajar secara efektif.
  3. Dalam masyarakat Sederhana mengajarkan dan belajar menjadi lebih mudah sebab objek pengajaran selalu dapat diperoleh sedangkan masyarakat modern pada umumnya sulit didapatkan.
  4. Masyarakat modern mengajarkan anak-anak mereka lebih banyak pengetahuan daripada masyarakat sederhana, masyarakat modern lebih banyak metode mengajar dan menggunakan waktu lebih banyak dalam pengajaran formal
.


BAB III
PENUTUP

Satu perbedaan yang sangat mendasar antara pendidikan dalam masyarakat sederhana dengan masyarakat modern adalah pergeseran dari kebutuhan individu untuk mempelajari sesuatu yang disetujui oleh setiap orang untuk kelangsungan hidupnya baik masa sekarang maupun masa akan datang. Semakin besar pengetahuan dan kompleks keterampilan yang akan dipelajari maka  semakin lama waktu diperlukan untuk kelangsungan kehidupan bermasyarakat.
Tugas pendidikan dalam masyarakat adalah membangkitkan rasa ingin tahu intelektual, yaitu perhatian terhadap pengetahuan yang terpisah dari aplikasi praktisnya. Hal ini sangatlah tidah mudah, karena diperlukan sikap, disiplin dan intelektual yang tidak bersifat pragmatis, instant dan serba cepat. Dengan adanya perbandingan pendidikan dalam masyarakat ini dieperolah perbandingan yang lebih seimbang kritis mengenai sisstem pendidikan kita. Jelas, bahwa dalam pendidikan tidak bias memindahkan praktek-praktek yang komplek kedalam kebudayaan yang lebih komplek dan besar dan mengharapkan akan hasil. Sebaliknya sukses masyarakat sederhana dalam mengurus aspek-aspek tertentu dalam mendorong pendidikannya, akan mendorong kita untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan kita seperti masalah mengintegrasikan anak-anak kedalam komunitas kedalam lingkungannya dan membangkitkan minat, motivasi serta perhatian siswa selama masa pendidikan merupakan permasalahan-permasalahan yang perlu dicarai solusinya dengan prespektif dan optimisme yang lebih besar.


DAFTAR PUSTAKA
-      http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/711091538.pdf, Diakses 2 Oktober 2012
-      Manan, Imran (1989), Anthropologi Pendidikan (Suatu pengantar), Departemen P & K, PP-LPTK, Jakarta.
-      Tim Penyusun Kamus. 1988. Kamus Besar Berbahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai  Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar