RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA
“METODE PEMBELAJARAN’’
OLEH
SRI WAHYU WIDYANINGSIH (1104033)
DOSEN
PEMBIMBING
Prof.
Dr. Festiyed, M.S
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Puji
dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya lah penulis telah dapat menyelesaikan resume yang
berjudul “Metode Pembelajaran”
ini. Selawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW karena
dengan kerasulan beliaulah kita telah dibawa dari alam yang penuh dengan
kejahiliahan menuju alam yang penuh keimanan seperti yang kita rasakan sekarang
ini.
Selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah Srategi Pembelajaran Fisika, resume ini juga
disusun untuk menambah pengetahuan kita tentang Metode Pembelajaran. Dengan adanya resume ini penulis
berharap dapat membantu teman-teman dalam mata kuliah Srategi Pembelajaran Fisika
dan dalam mengajar nantinya.
Dalam
penyusunan resume ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Festiyed, MS selaku dosen
pembimbing mata kulian Srategi
Pembelajaran Fisika dan teman-teman yang telah membantu
hingga resume ini selesai sebagaimana mestinya.
Penulis
menyadari dalam penyajian resume ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dari pembaca agar dapat diperbaiki pada
pembuatan resume yang akan datang. Semoga resume ini bermanfaat sebagaimana
yang diharapkan.
Padang, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A.
Pengertian
Metode Pembelajaran............................................................................... 2
B.
Jenis-Jenis Metode Pembelajaran............................................................................... 3
C.
Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Metode
Pembelajaran................. 24
BAB III. PENUTUP........................................................................................................ 28
A.
KESIMPULAN......................................................................................................... 28
B.
SARAN...................................................................................................................... 28
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peran penting
dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu,
pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam
pendidikan, aspek pembelajaran merupakan elemen yang memiliki pengaruh yang
sangat signifikan untuk mewujudkan kualitas lulusan atau output pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Muchith (2008) bahwa, “Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki
peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (output) pendidikan”.
Pembelajaran, Menurut Usman (2000:
4) adalah, “suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu”. Dalam hal ini tujuan yang dimaksud adalah tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi
antara semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu
sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Salah satu komponen dalam
pembelajaran adalah metode pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan metode
pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran, tentunya akan berpengaruh pada
baiknya hasil belajar yang dicapai, begitu pula sebaliknya pemilihan metoda
pembelajaran yang tidak tepat akan mengakibatkan siswa merasa jenuh dan tidak
semangat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran. Hal tersebut
mengakibatkan apa yang menjadi tujuan dalam proses pembelajaran tidak tercapai.
Untuk itulah, mengingat pentingnya
keberadaan matode pembelajaran dalam pembelajaran, maka pada makalah ini, kami
akan mencoba membahas mengenai metode pembelajaran sehingga nantinya dapat
dijadikan referensi bagi guru/calon guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN
Ada beberapa sumber yang memaparkan pengertian metode pembelajaran,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Nana Sudjana (2005: 76):
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
2.
M. Sobri Sutikno (2009: 88):
Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan
oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya
untuk mencapai tujuan.
3.
Daryanto (2009: 173): Metode pembelajaran adalah suatu
cara atau teknik yang akan digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses
pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara
sistematik dan sistemik”.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah
kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena
ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan
generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya
akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital,
maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang
mungkin bisa kita persiapkan.
Menurut
Fathurrahman Pupuh (2007) metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian
yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran,
metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian, salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih
motode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam
menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga
pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena itu, salah
satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan
belajar-mengajar sama pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam
keseluruhan komponen pendidikan.
Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam
mengajar akan semakin efektif kegiatan pembelajaran. Tentunya ada
juga faktor-faktor lain yang harus diperhatikan, seperti: faktor guru, anak,
situasi (lingkungan belajar), media, dan lain-lain.
B. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Jenis-jenis metode dapat dikelompokkan kedalam beberapa pendekatan, diantaranya:
1. Berdasarkan pemberian informasi
a.
Metode ceramah.
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal, karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi
lisan antara guru dan siswa dalam interaksi edukatif. Metode
ceramah merupakan suatu metode yang digunakan untuk menjelaskan materi secara
verbal, dan biasanya memiliki alat bantu visual. Metode ceramah yaitu sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode
yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya
beli dan paham siswa.
Adapun
langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah antara lain:
1.
Rumuskan tujuan khusus yang hendak
dipelajari oleh siswa.
2.
Setelah menetapkan tujuan, hendaklah
diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar merupakan metode yang sangat pada
tempatnya.
3.
Susun bahan ceramah yang benar-benar
perlu diceramahkan.
4.
Pengertian yang dapat dijelaskan dengan
alat atau dengan uraian tertentu, harus ditetapkan sebelumnya.
5.
Tangkaplah perhatian siswa dan arahkan
pada pokok yang akan diceramahkan
6.
Usahakan menanam pengertian yang jelas.
Hal ini biasa dilaksanakan dengan melalui beberapa jalan misalnya : Pertama,
pengajar memberikan ikhtisar ringkas mengenai pokok-pokok yang akan diuraikan.
Kedua, pengajar menguraikan pokok tersebut dan akhirnya menyimpulakan
pokok-pokok penting dalam pembicaraan itu.
7.
Adakan rencana penilaian. Teknik
evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan
khusus itu perlu ditetapkan.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah:
1.
Membuat siswa pasif
2.
Mengandung unsur paksaan kepada siswa
3.
Anak didik yang lebih tanggap dari visi
visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat
lebih besar menerimanya.
4.
Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan
belajar anak didik.
5.
Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme
(pengertian kata-kata).
6.
Bila terlalu lama membosankan.
Beberapa
kelebihan metode ceramah adalah :
1.
Guru mudah menguasai kelas.
2.
Guru mudah menerangkan bahan pelajaran
berjumlah besar
3.
Dapat diikuti anak didik dalam jumlah
besar.
4.
Mudah dilaksanakan
Dalam metode ceramah proses belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode ceramah yang monoton,
memanglah dirasakan sangat membosankan bagi para peserta didiknya, apalagi bila
disajikan dalam bentuk dongeng, yang berfungsi sebagai pengantar siswanya untuk
tidur di malam yang hening, bahkan kadang kala si pengajar melenceng dari
materi yang semestinya disampaikan, justru ia malah menceritakan tentang
keadaan keluarganya, sampai ke para tetangganya, seolah-olah si guru itu curhat
kepada muridnya.
Ini
adalah contoh nyata dari bumi belahan lain di dunia pendidikan, oleh karena itu
kita sebagai calon guru masa depan yang baik, haruslah mempersiapkan segala
sesuatunya, baik itu dari segi disiplin ilmu, pemahaman segala konsep dan
teknik segala keterampilan, hubungan sosial terhadap lingkungan, serta akhlak
dari personal kita sendiri, karena bukanlah tidak mungkin, kisah dosen tadi
terjadi pada diri kita, menjadi seorang pengajar yang membosankan, tidak
menarik, bahkan sampai dijuluki ‘monster’ oleh anak didik kita sendiri.
b.
Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu
cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang
mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi
efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki
nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi
pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan
pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta
disajikan dengan cara yang menarik.
Metode tanya jawab merupakan suatu
cara penyampaian informasi yang dilaksanakan dengan saling bertanya dan
menjawab antara guru dengan siswa. Metode tanya jawab merupakan
suatu metode yang bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik agar lebih
terpusat kepada proses pembelajaran. Apabila siswa kurang konsentrasi, guru
dapat melontarkan pertanyaan sebagai salah satu upaya membangkitkan konsentrasi
siswa sehingga siswa menjadi lebih konsentrasi karena terpaksa harus mencari
jawaban atas pertanyaan guru.
Kelebihan metode tanya Jawab:
1.
Kelas lebih
aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja.
2.
Memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya sehingga Guru mengetahui hal-hal yang
belum dimengerti oleh siswa.
3.
Guru dapat
mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang
diterangkan.
Kelemahan metode tanya Jawab:
1.
Dengan
tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila
dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada
hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak
terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
2.
Membutuhkan
waktu lebih banyak.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan
pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang
dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan
selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan
yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang
oleh siswa.
Metode demonstrasi adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan. Metode demonstrasi biasanya
diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda
miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain. Akan tetapi,
alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board,
mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan
siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika,
dan lain-lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
Manfaat
psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah:
1.
Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
2.
Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang
sedang dipelajari.
3.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih
melekat dalam diri siswa.
Kelebihan
metode demonstrasi sebagai berikut:
1.
Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atu kerja suatu benda.
2.
Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
3.
Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah
dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan
obyek sebenarnya
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut:
1.
Siswa terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang
akan dipertunjukkan.
2.
Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3.
Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang
kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
2.
Berdasarkan pemecahan masalah
a.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola
pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis
sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai
menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan
menghasilkan suatu pemecahan masalah.
Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme
siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai
berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus
jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana
diskusi tanpa tekanan.
Metode diskusi adalah
suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau
pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha
untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati
bersama. Dengan
catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
Kelebihan Metode Diskusi:
1.
Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan
dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2.
Menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka
saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
3.
Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang
lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap
toleran.
Kekurangan Metode Diskusi
1.
Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
2.
Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
3.
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
4.
Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih
formal.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan
diperlukan apabila guru hendak:
1.
Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada
pada siswa
2.
Memberi kesempatan pada siswa untuk
mengeluarkan kemampuannya
3.
Mendapatkan balikan dari siswa apakah
tujuan telah tercapai
4.
Membantu siswa belajar berpikir secara
kritis
5.
Membantu siswa belajar menilai kemampuan
dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
6.
Membantu siswa menyadari dan mampu
merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
7.
Mengembangkan motivasi untuk belajar
lebih lanjut.
b. Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun
menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan di
dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya
dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan.
Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra
diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang
penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa
efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode debat merupakan
salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat
orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua
orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang
ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan
kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat
mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi
tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang
diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar
yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar
materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas.
Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang
penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat
diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi
proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya,
peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi
(material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor
proses belajar.
Metode
debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi
paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang
mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan
perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang
menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya
guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi
kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam
prosedur debat.
Langkah-langkah :
1.
Guru membagi 2 kelompok peserta debat
yang satu pro dan yg lainnya kontra
2.
Guru memberikan tugas untuk membaca
materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3.
Setelah selesai membaca materi. Guru
menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi
atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar
siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.
Sementara siswa menyampaikan gagasannya
guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis.
Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5.
Guru menambahkan konsep/ide yang belum
terungkap
6.
Dari data-data di papan tersebut, guru
mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin
dicapai.
c.
Metode Brain
Storming (Curah Pendapat)
Metode Brainstorming atau Curah Pendapat
merupakan suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara menghimpun
setiap gagasan atau pendapat dari setiap siswa tentang suatu permasalahan.
Metode ini bersifat “lunak”, yang didasarkan pada pendapat bahwa sekelompok
manusia dapat mengajukan usul lebih banyak dari anggotanya masing-masing.
Dalam metode ini disajikan sebuah persoalan, lalu
siswa diajak untuk mengajukan ide apapun mengenai persoalan itu, tanpa
memperdulikan betapa anehnya ide yang disampaikan. Ide-ide yang aneh ini tidak
ditolak apriori, tetapi dianalisis, disintesis dan dievaluasi juga. Boleh jadi
diperoleh pemecahan yang tidak terduga praktisnya. Dasar pikiran ini sehat
ditinjau dari segi ilmu jiwa dan ilmu pendidikan.
Menurut Taylor, Berry, dan Black (1958), brain
storming dapat menanam inhibisi pada pemikiran kreatif, karena ide-ide yang
terlalu aneh dari beberapa siswa bisa menggoncangkan gairah berpikir siswa
lain. Selanjutnya, Pernes dan Mesdow (1959) dengan menggunakan tes AC penemuan
Hanger dan Brown berpendapat bahwa brain storming menghasilkan buah pikiran
kreatif.
2.
Berdasarkan penugasan:
a. Metode Latihan (Drill)
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara
mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana
untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan
keterampilan.
Kelebihan
Metode Latihan:
1.
Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti
menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2.
Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam
perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan
sebagainya.
3.
Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan
Metode Latihan:
1.
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak
didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan
pengertian.
2.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada
lingkungan.
3.
Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara
berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4.
Dapat menimbulkan verbalisme.
b.
Metode
Proyek
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan
pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
Kelebihan
Metode Proyek:
1.
Dapat merombak pola pikir siswa dari yang sempit
menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan.
2.
Melalui metode ini, siswa dibina dengan membiasakan
menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan
praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan Metode
Proyek:
1.
Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik
secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
2.
Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan
pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru,
sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini
3.
Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai
kebutuhan siswa, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang
diperlukan
4.
Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat
mengaburkan pokok unit yang dibahas.
c.
Metode
Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran
dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan
lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat
memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan
bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila
digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau
pendekatan penemuan.
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Percobaan dapat dilakukan
melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan
makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan
dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.
Kelebihan
Metode Eksperimen:
1.
Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku
2.
Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut
dari seorang ilmuwan
3.
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat
membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan
Metode Eksperimen:
1.
Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap
siswa berkesempatan mengadakan eksperimen
2.
Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama,
siswa akan terhambat untuk melanjutkan pelajaran
3.
Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang
ilmu dan teknologi.
Beberapa saran untuk
mengadakan eksperimen:
1.
Menerangkan sejelas-jelasnya
tujuan-tujuan pelajaran pada siswa, sehingga siswa mengetahui pertanyaan yang
perlu dijawab dengan eksperimen
2.
Membicarakan bersama dengan siswa
prosedur atau langkah-langkah yang dianggap sebaik-baiknya untuk memecahkan
rnasalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang
perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat
3.
Menolong siswa untuk memperoleh
bahan-bahan yang diperlukan
4.
Setelah eksperimen selesai siswa
membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain dan mendiskusikan
bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-kekeliruan.
d.
Metode Penugasan (Resitasi)
Metode pemberian tugas adalah metode yang dilakukan
oleh guru terhadap siswa, yang biasanya lebih banyak dikerjakan di rumah atau
di luar sekolah karena penyelesaiannya memerlukan waktu yang lebih
panjang. Tugas yang diberikan guru dapat
berupa masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan.
Metode ini biasa dilakukan guru apabila pembelajaran telah selesai, supaya apa
yang telah dijelaskan guru dalam pembelajaran semakin diresapi siswa.
Selanjutnya, tugas laporan ditanggapi bersama supaya dicapai hasil yang lebih
baik.
Kelebihan
Metode Pemberian Tugas:
1.
Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar
sendiri akan dapat diingat lebih lama
2.
Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan
keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
Kekurangan
Metode Pemberian Tugas:
1.
Seringkali siswa melakukan penipuan di mana siswa
hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan
sendiri
2.
Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa
pengawasan
3.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan
individual.
e.
Metode Bermain Peran/Simulasi
Pembelajaran dengan metode bermain
peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi
untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa
berkesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan
lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama. Metode Role
Playing juga bisa dikatakan sebagai suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati.
Kelebihan
metode Role Playing:
1.
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
2.
Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara
utuh.
3.
Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat
digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
4.
Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui
pengamatan pada waktu melakukan permainan.
5.
Permainan merupakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi anak.
f. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan
oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Metoda
ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam
kerja kelompok. Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing
sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Penyelenggaraan
metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
a.
Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar
Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama digunakan dalam bentuk kegiatan
klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang teori dan prinsip.
b.
Kemudian para siswa dibagi menjadi empat
kelompok untuk membahas pokok bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan
rotasi antar kelompok.
c.
Sementara para siswa mempelajari maupun
mengerjakan tugas-tugas, guru berkeliling diantara para siswa, mendengar,
menjelaskan teori, dan membimbing mereka untuk memecahkan problemanya.
d.
Dengan bantuan guru, para siswa
memperoleh kebiasaan tentang bagaimana mencari informasi yang diperlukan,
belajar sendiri dan berfikir sendiri.
Perhatian guru dapat diberikan
lebih intensif kepada siswa yang sedang mengoperasikan alat-alat yang belum
biasa digunakan.
g. Metode Role Playing
Metode
Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada
umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang
diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
a.
Melibatkan
seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam bekerjasama.
b.
Siswa bebas
mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c.
Permainan
merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang
berbeda.
d.
Guru dapat
mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan.
e.
Permainan
merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
h. Metode Pemecahan
Masalah (Problem Solving)
Metode
pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah
baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
a.
Melatih
siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b.
Berpikir dan
bertindak kreatif.
c.
Memecahkan
masalah yang dihadapi secara realistis
d.
Mengidentifikasi
dan melakukan penyelidikan.
e.
Menafsirkan dan
mengevaluasi hasil pengamatan.
f.
Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
g.
Dapat membuat
pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
a.
Beberapa pokok
bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat
laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat
menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
b.
Memerlukan
alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang
lain.
i.
Pembelajaran
Berdasarkan Masalah
Problem
Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi
siswa, peran guru menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan
logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
a. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya
benar-benar diserapnya dengan baik.
b. Dilatih untuk dapat bekerjasama
dengan siswa lain.
c. Dapat memperoleh dari berbagai
sumber.
Kekurangan:
a.
Untuk
siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
b.
Membutuhkan
banyak waktu dan dana.
c.
Tidak
semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
j.
Metode
Cooperative Script
Skrip
kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara
lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
a.
Guru
membagi siswa untuk berpasangan.
b.
Guru
membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c.
Guru
dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara
membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.
Bertukar
peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta
lakukan seperti di atas.
f.
Kesimpulan
guru.
g.
Penutup.
Kelebihan:
a.
Melatih
pendengaran, ketelitian / kecermatan.
b.
Setiap
siswa mendapat peran.
c.
Melatih
mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran
tertentu.
b. Hanya dilakukan dua orang (tidak
melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang
tersebut).
3.
Metode Permainan:
a.
Picture
and Picture
Picture
and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan
/ diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan / memperlihatkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
d. Guru menunjuk / memanggil siswa
secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis.
e. Guru menanyakan alasan / dasar
pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan / urutan gambar tersebut
guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
g. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
a.
Guru
lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
b.
Melatih
berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan: Memakan banyak waktu. Banyak siswa
yang pasif.
b.
Numbered
Heads Together
Numbered
Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor
kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari
siswa. Langkah-langkah:
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap
siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor
siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
e. Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan.
Kelebihan:
a. Setiap siswa menjadi siap semua.
b. Dapat melakukan diskusi dengan
sungguh-sungguh.
c. Siswa yang pandai dapat mengajari
siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
a.
Kemungkinan
nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b.
Tidak
semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
c.
Metode
Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode
investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan
paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan
proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode
investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan
5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat
juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu
topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti
investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian
menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a.
Seleksi
topic
Para
siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang\ biasanya
digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan
menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups)
yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam
jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b.
Merencanakan
kerjasama
Para
siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan
tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih
dari langkah a) di atas.
c.
Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d.
Analisis
dan sintesis
Para
siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang
menarik di depan kelas.
e.
Penyajian
hasil akhir
Semua
kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang
telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai
suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok
dikoordinir oleh guru.
f.
Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
d.
Metode
Jigsaw
Pada
dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan
guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab
terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri
dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa
ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan
menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan
subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa
tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam
subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya.
Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa
bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang
ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus
menguasai topik secara keseluruhan.
e.
Metode
Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran
kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif
yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas
belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5
komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
a. Penyajian kelas
Pada
awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya
dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin
guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan
skor kelompok.
b. Kelompok (team)
Kelompok
biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat
dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok
adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game.
c. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
d. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
e. Team recognize (penghargaan
kelompok)
Guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau
lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila
rata-ratanya 30-40
f.
Model
Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa
dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota
lain sampai mengerti. Langkah-langkah:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4
orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok
untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada
anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis / pertanyaan
kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e. Memberi evaluasi.
f. Penutup.
Kelebihan:
a.
Seluruh
siswa menjadi lebih siap.
b.
Melatih
kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
a.
Anggota
kelompok semua mengalami kesulitan.
b.
Membedakan
siswa.
g.
Model
Examples Non Examples
Examples
Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.
Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
a.
Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.
Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c.
Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa
gambar.
d.
Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas.
e.
Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f.
Mulai
dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
g.
Kesimpulan.
Kebaikan:
a.
Siswa
lebih kritis dalam menganalisa gambar.
b.
Siswa
mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c.
Siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
a.
Tidak
semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b.
Memakan
waktu yang lama.
h.
Metode
Lesson Study
Lesson
Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa
Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh
Makoto Yoshida.
Lesson
Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di
Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi
lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Sejumlah guru bekerjasama dalam
suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
1. Perencanaan.
2. Praktek mengajar.
3. Observasi.
4. Refleksi/ kritikan terhadap
pembelajaran.
b. Salah satu guru dalam kelompok
tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang
matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
c. Guru yang telah membuat rencana
pembelajaran pada (b) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek
mengajar terlaksana.
d. Guru-guru lain dalam kelompok
tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran
yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
e. Semua guru dalam kelompok termasuk
guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap
refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk
pembelajaran berikutnya.
f. Hasil pada (e) selanjutnya diimplementasikan
pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (b).
Adapun kelebihan metode lesson study
sebagai berikut:
a. Dapat diterapkan di setiap bidang
mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan
kelas.
b. Dapat dilaksanakan antar/ lintas
sekolah.
C. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Metode
Pembelajaran
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan metode pembelajaran
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan Pembelajaran
Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi
bahwa metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode
apa yang akan kita gunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran
itu sendiri. Tujuan pembelajaran disini menyangkut kemampuan yang harus dimilki
siswa setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Bloom (1956)
diungkapkan bahwa kemampuan yang terdapat pada tujuan pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar dari
kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada setiap ranah
mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis metode pembelajaran. Ketepatan
pemilihan metode akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi, bahkan
dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi pula. Untuk mencapai kemampuan
yang bersifat menyatakan tidak usah menggunakan variasi metode yang terlalu
rumit, tetapi misalnya cukup menggunakan metode yang hanya untuk menyampaikan
informasi. Tetapi sebaliknya apabila kemampuan belajar yang diharapkan itu
menyangkut psikomotor yang tinggi maka harus menggunakan variasi metode yang
sekiranya siswa dapat menampilkan/mempraktekkan kemampuan tertentu.
2.
Bahan/Materi Pembelajaran
Pengaruh bahan belajar terhadap penetapan metode pada hakekatnya merupakan
kelanjutan dari pengaruh tujuan pembelajaran. Gagne (1976) mengungkapkan bahwa
bahan belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur dan fakta atau kenyataan
yang ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut memilki tingkatan kesulitan
yang terdiri dari bahan belajar dasar, kelanjutan dan tinggi. Berdasarkan
keragaman bahan belajar tersebut maka dituntut adanya penggunaan variasi metode
dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan jenis bahan belajar itu sendiri.
Metode-metode tertentu ada yang dapat digunakan untuk membahas seluruh bahan
belajar, tetapi ada metode-metode tertentu yang hanya tepat digunakan untuk
bahan-bahan tertentu pula.
3.
Sumber Belajar
Sumber belajar juga merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pemlihan suatu metode. Kondisi sumber belajar menyangkut kondisi diri
yang mempengaruhi baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.
Kondisi internal yaitu menyangkut pemahaman terhadap bahan kajian, pemahaman
penggunaan metode dan kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran, sedangkan
kondisi eksternal yaitu kondisi di luar diri sumber belajar tersebut yang dapat
mempengaruhi terhadap pengelolaan kegiatan pembelajaran. Jangan terlalu
memaksakan dalam penggunaan suatu metode yang hanya didasarkan kepada
pengalaman orang lain, sebab belum tentu efektif dan efisien penggunaan suatu
metode yang sudah digunakan oleh orang lain apabila diterapkan oleh diri kita
dalam proses pembelajaran yang kita kelola. Hal ini didasarkan bahwa kemampuan
sumber belajar yang satu dengan yang lainnya memiki perbedaan.
Sumber belajar harus mempertimbangkan kondisi diri dalam menggunakan metode
tersebut baik yang menyangkut pemahaman terhadap bahan belajar, pemahaman penggunaan
metode dan kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran
4.
Siswa
Siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai masukan mentah yang akan dirubah
melalui proses pembelajaran. Karakteristik kondisi siswa menyangkut: jenis
kelamin, usia, latar belakang sosial ekonomi, pengalaman dan keadaan psikisnya.
Keragaman kondisi siswa mengakibatkan perlu adanya pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran yang akan digunakan. Siswa yang memiliki pengalaman yang
sederhana dan terbatas, akan lain cara belajarnya apabila dibandingkan dengan
siswa yang sudah banyak memiliki pengalaman walaupun mempelajari bahan kajian
yang sama. Untuk mengatasi keanekaragaman karakteristik siswa tersebut, maka
guru perlu menganalisinya terlebih dahulu dalam penetapan suatu metode,
sehingga dalam penerapannya tidak akan mengalami ketimpangan cara berfikir.
Apabila guru sudah dapat mengantisipasi karakteristik siswa sejak awal, maka
iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan kondusif.
5.
Sarana/Fasilitas Belajar
Sarana dalam pembelajaran diartikan sebagai segala macam fasilitas yang
dapat menunjang dan melengkapi terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfungsi sebagai:
fasilitas atau alat belajar dan sumber belajar. Sebagai fasilitas atau alat
belajar diantaranya seperti alat tulis, ruangan kelas, tempat duduk, buku
bacaan, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan
belajar. Sedangkan sarana sebagai sumber belajar yaitu sarana tersebut
merupakan alat atau orang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian
tertentu.
Sarana/fasilitas belajar dapat mempengaruhi kualitas pemahaman siswa. Hal
ini terjadi misalnya apabila dalam proses pembelajaran memerlukan alat
tertentu, akan tetapi apabila alat yang diperlukan tidak ada maka akibatnya
proses pembelajaran tersebut hanya bersifat verbalisme. Kelengkapan sarana
dalam kegiatan pembelajaran mempunyai implikasi terhadap penetapan metode yang
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Akibat hal ini maka guru harus
mampu menyesuaikan antara penggunaan metode dengan kelengkapan dan jenis sarana
yang tersedia. Misalnya apabila sarana belajar yang tersedia hanya grafis maka
sebaiknya tidak menggunakan metode yang memerlukan sarana elektronik.
6.
Waktu Pembelajaran
Penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan
waktu. Walaupun guru dapat menetapkan metoda yang dianggap paling tepat
berdasarkan kecenderungan program pembelajaran tertentu, namun apabila metoda
tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan waktu yang tersedia sangat
terbatas, maka metoda tersebut kurang tepat untuk digunakan. Ketepatan metoda
dengan jumlah waktu yang tersedia akan menjurus kepada tercapainya tujuan
pembelajaran dengan baik.
Disamping harus menyesuaikan dengan jumlah waktu yang tersedia, juga perlu
dilakukan penyesuaian dengan kondisi waktu itu sendiri. Kondisi waktu tersebut
adalah kondisi pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari.
Kondisi-kondisi tersebut berdampak ke dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran,
sehingga mempunyai implikasi terhadap metoda yang akan digunakan oleh guru.
Supaya tercipta kondisi pembelajaran yang kondusif dalam kondisi kapanpun maka
metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran harus disesuaikan, misalnya
ketika pembelajaran berlangsung pagi hari penggunaan metoda yang bersifat
informasi akan lebih baik daripada diterapkan siang hari dalam keadaan cuaca
panas sekali. Untuk menanggulangi hal ini maka apabila siang hari kegiatan
pembelajaran dilangsungkan, maka metode yang digunakan harus bervariasi
sehingga warga belajar tidak merasa kepanasan atau merasa ngantuk, contoh
metode yang dapat digunakan misalnya diskusi , demonstrasi, forum musik.
7.
Besar Kecilnya Kelompok
Pembelajaran dalam diri seseorang akan lebih mudah terjadi jika interaksi
antara sumber belajar dengan siswa terjalin dengan baik. Semakin besar
kelompok, maka akan menimbulkan kurangnya interaksi baik antar siswa maupun
antar siswa dengan sumber belajar. Untuk itulah dalam pemilihan metode
pembelajaran, guru harus mempertimbangkan hal tersebut.
BAB
III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Metode adalah
cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. SARAN
Dalam pembuatan
makalah ini tentu banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh sebab itu
pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya.
REFERENSI
http://edisman4lahat.blogspot.com/2010/05/metode-pembelajaran-efektif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar