Kamis, 26 Januari 2012

METODE PEMBELAJARAN


RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA
“METODE PEMBELAJARAN’’



 












OLEH
SRI WAHYU WIDYANINGSIH (1104033)




DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Festiyed, M.S



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,
            Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya lah penulis telah dapat menyelesaikan resume yang berjudul “Metode Pembelajaran” ini. Selawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW karena dengan kerasulan beliaulah kita telah dibawa dari alam yang penuh dengan kejahiliahan menuju alam yang penuh keimanan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Srategi Pembelajaran Fisika, resume ini juga disusun untuk menambah pengetahuan kita tentang Metode Pembelajaran. Dengan adanya resume ini penulis berharap dapat membantu teman-teman dalam mata kuliah Srategi Pembelajaran Fisika dan dalam mengajar nantinya.
Dalam penyusunan resume ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Festiyed, MS selaku dosen pembimbing mata kulian Srategi Pembelajaran Fisika dan teman-teman yang telah membantu hingga resume ini selesai sebagaimana mestinya.
Penulis menyadari dalam penyajian resume ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dari pembaca agar dapat diperbaiki pada pembuatan resume yang akan datang. Semoga resume ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Padang,   Oktober 2011


Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................      i
DAFTAR ISI....................................................................................................................      ii
BAB I.   PENDAHULUAN............................................................................................      1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................      2
A.    Pengertian Metode Pembelajaran...............................................................................      2
B.     Jenis-Jenis Metode Pembelajaran...............................................................................      3
C.     Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Metode Pembelajaran.................      24
BAB III. PENUTUP........................................................................................................      28
A.    KESIMPULAN.........................................................................................................      28
B.     SARAN......................................................................................................................      28
DAFTAR PUSTAKA







BAB  I
PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pendidikan, aspek pembelajaran merupakan elemen yang memiliki pengaruh yang sangat signifikan untuk mewujudkan kualitas lulusan atau output pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Muchith (2008) bahwa, “Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (output) pendidikan”.
Pembelajaran, Menurut Usman (2000: 4) adalah, “suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”. Dalam hal ini tujuan yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah metode pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran, tentunya akan berpengaruh pada baiknya hasil belajar yang dicapai, begitu pula sebaliknya pemilihan metoda pembelajaran yang tidak tepat akan mengakibatkan siswa merasa jenuh dan tidak semangat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan apa yang menjadi tujuan dalam proses pembelajaran tidak tercapai.
Untuk itulah, mengingat pentingnya keberadaan matode pembelajaran dalam pembelajaran, maka pada makalah ini, kami akan mencoba membahas mengenai metode pembelajaran sehingga nantinya dapat dijadikan referensi bagi guru/calon guru dalam pelaksanaan pembelajaran.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN
Ada beberapa sumber yang memaparkan pengertian metode pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.         Nana Sudjana (2005: 76): Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
2.         M. Sobri Sutikno (2009: 88): Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
3.         Daryanto (2009: 173): Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik yang akan digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.
Menurut Fathurrahman Pupuh (2007) metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih motode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar-mengajar sama pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan.
Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar akan semakin efektif kegiatan pembelajaran. Tentunya ada juga faktor-faktor lain yang harus diperhatikan, seperti: faktor guru, anak, situasi (lingkungan belajar), media, dan  lain-lain.
B.   Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Jenis-jenis metode dapat dikelompokkan kedalam beberapa pendekatan, diantaranya:
1.     Berdasarkan pemberian informasi
a.      Metode ceramah.
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam interaksi edukatif. Metode ceramah merupakan suatu metode yang digunakan untuk menjelaskan materi secara verbal, dan biasanya memiliki alat bantu visual. Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah antara lain:
1.        Rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh siswa.
2.        Setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar merupakan metode yang sangat pada tempatnya.
3.        Susun bahan ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan.
4.        Pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian tertentu, harus ditetapkan sebelumnya.
5.        Tangkaplah perhatian siswa dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan
6.        Usahakan menanam pengertian yang jelas. Hal ini biasa dilaksanakan dengan melalui beberapa jalan misalnya : Pertama, pengajar memberikan ikhtisar ringkas mengenai pokok-pokok yang akan diuraikan. Kedua, pengajar menguraikan pokok tersebut dan akhirnya menyimpulakan pokok-pokok penting dalam pembicaraan itu.
7.        Adakan rencana penilaian. Teknik evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus itu perlu ditetapkan.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah:
1.        Membuat siswa pasif
2.     Mengandung unsur paksaan kepada siswa
3.     Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
4.     Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
5.     Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
6.     Bila terlalu lama membosankan.
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
1.        Guru mudah menguasai kelas.
2.     Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
3.     Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4.     Mudah dilaksanakan
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode ceramah yang monoton, memanglah dirasakan sangat membosankan bagi para peserta didiknya, apalagi bila disajikan dalam bentuk dongeng, yang berfungsi sebagai pengantar siswanya untuk tidur di malam yang hening, bahkan kadang kala si pengajar melenceng dari materi yang semestinya disampaikan, justru ia malah menceritakan tentang keadaan keluarganya, sampai ke para tetangganya, seolah-olah si guru itu curhat kepada muridnya.
Ini adalah contoh nyata dari bumi belahan lain di dunia pendidikan, oleh karena itu kita sebagai calon guru masa depan yang baik, haruslah mempersiapkan segala sesuatunya, baik itu dari segi disiplin ilmu, pemahaman segala konsep dan teknik segala keterampilan, hubungan sosial terhadap lingkungan, serta akhlak dari personal kita sendiri, karena bukanlah tidak mungkin, kisah dosen tadi terjadi pada diri kita, menjadi seorang pengajar yang membosankan, tidak menarik, bahkan sampai dijuluki ‘monster’ oleh anak didik kita sendiri.
b.      Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
Metode tanya jawab merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dilaksanakan dengan saling bertanya dan menjawab antara guru dengan siswa. Metode tanya jawab merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik agar lebih terpusat kepada proses pembelajaran. Apabila siswa kurang konsentrasi, guru dapat melontarkan pertanyaan sebagai salah satu upaya membangkitkan konsentrasi siswa sehingga siswa menjadi lebih konsentrasi karena terpaksa harus mencari jawaban atas pertanyaan guru.
Kelebihan metode tanya Jawab:
1.        Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja.
2.        Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya sehingga Guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.
3.        Guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahan metode tanya Jawab:
1.        Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
2.        Membutuhkan waktu lebih banyak.
c.       Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.
Metode demonstrasi adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan  dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain-lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah:
1.        Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
2.        Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3.        Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:
1.        Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
2.        Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
3.        Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut:
1.        Siswa terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
2.        Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3.        Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
         2.      Berdasarkan pemecahan masalah
a.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
Kelebihan Metode Diskusi:
1.        Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2.        Menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3.        Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
Kekurangan Metode Diskusi
1.        Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
2.        Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
3.        Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
4.        Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
1.        Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
2.        Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
3.        Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
4.        Membantu siswa belajar berpikir secara kritis
5.        Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
6.        Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
7.        Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
b.   Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat. Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Langkah-langkah :
1.        Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
2.        Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3.        Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.        Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5.        Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6.        Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
c.       Metode Brain Storming (Curah Pendapat)
Metode Brainstorming atau Curah Pendapat merupakan suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara menghimpun setiap gagasan atau pendapat dari setiap siswa tentang suatu permasalahan. Metode ini bersifat “lunak”, yang didasarkan pada pendapat bahwa sekelompok manusia dapat mengajukan usul lebih banyak dari anggotanya masing-masing.
Dalam metode ini disajikan sebuah persoalan, lalu siswa diajak untuk mengajukan ide apapun mengenai persoalan itu, tanpa memperdulikan betapa anehnya ide yang disampaikan. Ide-ide yang aneh ini tidak ditolak apriori, tetapi dianalisis, disintesis dan dievaluasi juga. Boleh jadi diperoleh pemecahan yang tidak terduga praktisnya. Dasar pikiran ini sehat ditinjau dari segi ilmu jiwa dan ilmu pendidikan.
Menurut Taylor, Berry, dan Black (1958), brain storming dapat menanam inhibisi pada pemikiran kreatif, karena ide-ide yang terlalu aneh dari beberapa siswa bisa menggoncangkan gairah berpikir siswa lain. Selanjutnya, Pernes dan Mesdow (1959) dengan menggunakan tes AC penemuan Hanger dan Brown berpendapat bahwa brain storming menghasilkan buah pikiran kreatif.
2.         Berdasarkan penugasan:
a.    Metode Latihan (Drill)
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Kelebihan Metode Latihan:
1.        Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2.     Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3.     Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan Metode Latihan:
1.     Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2.     Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3.     Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4.     Dapat menimbulkan verbalisme.
b.      Metode Proyek
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
Kelebihan Metode Proyek:
1.        Dapat merombak pola pikir siswa dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2.        Melalui metode ini, siswa dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan Metode Proyek:
1.        Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
2.        Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini
3.        Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan siswa, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan
4.        Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
c.       Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.



Kelebihan Metode Eksperimen:
1.        Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku
2.        Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan
3.        Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan Metode Eksperimen:
1.        Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan eksperimen
2.        Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, siswa akan terhambat untuk melanjutkan pelajaran
3.        Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Beberapa saran untuk mengadakan eksperimen:
1.        Menerangkan sejelas-jelasnya tujuan-tujuan pelajaran pada siswa, sehingga siswa mengetahui pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen
2.        Membicarakan bersama dengan siswa prosedur atau langkah-langkah yang dianggap sebaik-baiknya untuk memecahkan rnasalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat
3.        Menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan
4.        Setelah eksperimen selesai siswa membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain dan mendiskusikan bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-kekeliruan.
d.   Metode Penugasan (Resitasi)
Metode pemberian tugas adalah metode yang dilakukan oleh guru terhadap siswa, yang biasanya lebih banyak dikerjakan di rumah atau di luar sekolah karena penyelesaiannya memerlukan waktu yang lebih panjang.  Tugas yang diberikan guru dapat berupa masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan. Metode ini biasa dilakukan guru apabila pembelajaran telah selesai, supaya apa yang telah dijelaskan guru dalam pembelajaran semakin diresapi siswa. Selanjutnya, tugas laporan ditanggapi bersama supaya dicapai hasil yang lebih baik.
Kelebihan Metode Pemberian Tugas:
1.        Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama
2.        Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
Kekurangan Metode Pemberian Tugas:
1.        Seringkali siswa melakukan penipuan di mana siswa hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri
2.        Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan
3.        Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
e.    Metode Bermain Peran/Simulasi
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama. Metode Role Playing juga bisa dikatakan sebagai suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Kelebihan metode Role Playing:
1.        Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
2.        Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
3.        Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
4.        Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
5.        Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
f.       Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok. Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
a.       Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang teori dan prinsip.
b.      Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas pokok bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.
c.       Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru berkeliling diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing mereka untuk memecahkan problemanya.
d.      Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana mencari informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri.
Perhatian guru dapat diberikan lebih intensif kepada siswa yang sedang mengoperasikan alat-alat yang belum biasa digunakan.
g.      Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
a.       Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
b.      Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c.       Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
d.      Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
e.       Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
h.      Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
a.       Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b.      Berpikir dan bertindak kreatif.
c.       Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
d.      Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e.       Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f.       Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g.      Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
a.       Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
b.      Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
i.        Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah:
a.       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b.      Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c.       Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d.      Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e.       Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
a.       Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
b.      Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
c.       Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
a.       Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
b.      Membutuhkan banyak waktu dan dana.
c.       Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
j.        Metode Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-langkah:
a.       Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.      Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c.       Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.      Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.       Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
f.       Kesimpulan guru.
g.       Penutup.
Kelebihan:
a.       Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
b.      Setiap siswa mendapat peran.
c.       Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
a.       Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b.      Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
         3.      Metode Permainan:
a.      Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah:
a.       Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.      Menyajikan materi sebagai pengantar.
c.       Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
d.      Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e.       Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f.       Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g.      Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
a.       Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
b.      Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan: Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
b.      Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Langkah-langkah:
a.       Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.       Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
e.       Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f.       Kesimpulan.
Kelebihan:
a.      Setiap siswa menjadi siap semua.
b.      Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c.       Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
a.       Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b.      Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
c.       Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Seleksi topic
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang\ biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b.      Merencanakan kerjasama
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c.       Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d.      Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e.       Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f.       Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
d.      Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
e.       Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
a.       Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b.      Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
c.       Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
d.      Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
e.       Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
f.       Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah:
a.       Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
b.      Guru menyajikan pelajaran.
c.       Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.      Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e.       Memberi evaluasi.
f.       Penutup.
Kelebihan:
a.       Seluruh siswa menjadi lebih siap.
b.      Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
a.       Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
b.      Membedakan siswa.
g.      Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Langkah-langkah:
a.       Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c.       Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
d.      Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
e.       Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f.       Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g.      Kesimpulan.
Kebaikan:
a.       Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
b.      Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c.       Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
a.       Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b.      Memakan waktu yang lama.
h.      Metode Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a.       Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
1.      Perencanaan.
2.      Praktek mengajar.
3.      Observasi.
4.      Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
b.      Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
c.       Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (b) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
d.      Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
e.       Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
f.       Hasil pada (e) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (b).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
a.       Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
b.      Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
C.    Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Metode Pembelajaran
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan metode pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
1.         Tujuan Pembelajaran
Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang akan kita gunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran disini menyangkut kemampuan yang harus dimilki siswa setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Bloom (1956) diungkapkan bahwa kemampuan yang terdapat pada tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar dari kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada setiap ranah mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis metode pembelajaran. Ketepatan pemilihan metode akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi, bahkan dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi pula. Untuk mencapai kemampuan yang bersifat menyatakan tidak usah menggunakan variasi metode yang terlalu rumit, tetapi misalnya cukup menggunakan metode yang hanya untuk menyampaikan informasi. Tetapi sebaliknya apabila kemampuan belajar yang diharapkan itu menyangkut psikomotor yang tinggi maka harus menggunakan variasi metode yang sekiranya siswa dapat menampilkan/mempraktekkan kemampuan tertentu.
2.         Bahan/Materi Pembelajaran
Pengaruh bahan belajar terhadap penetapan metode pada hakekatnya merupakan kelanjutan dari pengaruh tujuan pembelajaran. Gagne (1976) mengungkapkan bahwa bahan belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur dan fakta atau kenyataan yang ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut memilki tingkatan kesulitan yang terdiri dari bahan belajar dasar, kelanjutan dan tinggi. Berdasarkan keragaman bahan belajar tersebut maka dituntut adanya penggunaan variasi metode dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan jenis bahan belajar itu sendiri. Metode-metode tertentu ada yang dapat digunakan untuk membahas seluruh bahan belajar, tetapi ada metode-metode tertentu yang hanya tepat digunakan untuk bahan-bahan tertentu pula.
3.         Sumber Belajar
Sumber belajar juga merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemlihan suatu metode. Kondisi sumber belajar menyangkut kondisi diri yang mempengaruhi baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Kondisi internal yaitu menyangkut pemahaman terhadap bahan kajian, pemahaman penggunaan metode dan kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran, sedangkan kondisi eksternal yaitu kondisi di luar diri sumber belajar tersebut yang dapat mempengaruhi terhadap pengelolaan kegiatan pembelajaran. Jangan terlalu memaksakan dalam penggunaan suatu metode yang hanya didasarkan kepada pengalaman orang lain, sebab belum tentu efektif dan efisien penggunaan suatu metode yang sudah digunakan oleh orang lain apabila diterapkan oleh diri kita dalam proses pembelajaran yang kita kelola. Hal ini didasarkan bahwa kemampuan sumber belajar yang satu dengan yang lainnya memiki perbedaan.
Sumber belajar harus mempertimbangkan kondisi diri dalam menggunakan metode tersebut baik yang menyangkut pemahaman terhadap bahan belajar, pemahaman penggunaan metode dan kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran
4.         Siswa
Siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai masukan mentah yang akan dirubah melalui proses pembelajaran. Karakteristik kondisi siswa menyangkut: jenis kelamin, usia, latar belakang sosial ekonomi, pengalaman dan keadaan psikisnya. Keragaman kondisi siswa mengakibatkan perlu adanya pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang akan digunakan. Siswa yang memiliki pengalaman yang sederhana dan terbatas, akan lain cara belajarnya apabila dibandingkan dengan siswa yang sudah banyak memiliki pengalaman walaupun mempelajari bahan kajian yang sama. Untuk mengatasi keanekaragaman karakteristik siswa tersebut, maka guru perlu menganalisinya terlebih dahulu dalam penetapan suatu metode, sehingga dalam penerapannya tidak akan mengalami ketimpangan cara berfikir. Apabila guru sudah dapat mengantisipasi karakteristik siswa sejak awal, maka iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan kondusif.
5.         Sarana/Fasilitas Belajar
Sarana dalam pembelajaran diartikan sebagai segala macam fasilitas yang dapat menunjang dan melengkapi terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfungsi sebagai: fasilitas atau alat belajar dan sumber belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar diantaranya seperti alat tulis, ruangan kelas, tempat duduk, buku bacaan, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan belajar. Sedangkan sarana sebagai sumber belajar yaitu sarana tersebut merupakan alat atau orang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian tertentu.
Sarana/fasilitas belajar dapat mempengaruhi kualitas pemahaman siswa. Hal ini terjadi misalnya apabila dalam proses pembelajaran memerlukan alat tertentu, akan tetapi apabila alat yang diperlukan tidak ada maka akibatnya proses pembelajaran tersebut hanya bersifat verbalisme. Kelengkapan sarana dalam kegiatan pembelajaran mempunyai implikasi terhadap penetapan metode yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Akibat hal ini maka guru harus mampu menyesuaikan antara penggunaan metode dengan kelengkapan dan jenis sarana yang tersedia. Misalnya apabila sarana belajar yang tersedia hanya grafis maka sebaiknya tidak menggunakan metode yang memerlukan sarana elektronik.
6.         Waktu Pembelajaran
Penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan waktu. Walaupun guru dapat menetapkan metoda yang dianggap paling tepat berdasarkan kecenderungan program pembelajaran tertentu, namun apabila metoda tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas, maka metoda tersebut kurang tepat untuk digunakan. Ketepatan metoda dengan jumlah waktu yang tersedia akan menjurus kepada tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik.
Disamping harus menyesuaikan dengan jumlah waktu yang tersedia, juga perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi waktu itu sendiri. Kondisi waktu tersebut adalah kondisi pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari. Kondisi-kondisi tersebut berdampak ke dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, sehingga mempunyai implikasi terhadap metoda yang akan digunakan oleh guru. Supaya tercipta kondisi pembelajaran yang kondusif dalam kondisi kapanpun maka metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran harus disesuaikan, misalnya ketika pembelajaran berlangsung pagi hari penggunaan metoda yang bersifat informasi akan lebih baik daripada diterapkan siang hari dalam keadaan cuaca panas sekali. Untuk menanggulangi hal ini maka apabila siang hari kegiatan pembelajaran dilangsungkan, maka metode yang digunakan harus bervariasi sehingga warga belajar tidak merasa kepanasan atau merasa ngantuk, contoh metode yang dapat digunakan misalnya diskusi , demonstrasi, forum musik.
7.         Besar Kecilnya Kelompok
Pembelajaran dalam diri seseorang akan lebih mudah terjadi jika interaksi antara sumber belajar dengan siswa terjalin dengan baik. Semakin besar kelompok, maka akan menimbulkan kurangnya interaksi baik antar siswa maupun antar siswa dengan sumber belajar. Untuk itulah dalam pemilihan metode pembelajaran, guru harus mempertimbangkan hal tersebut.

BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.      SARAN
Dalam pembuatan makalah ini tentu banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh sebab itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.






















REFERENSI

http://edisman4lahat.blogspot.com/2010/05/metode-pembelajaran-efektif.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar