Jumat, 27 Januari 2012

KETERAMPILAN DASAR GURU


MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA
“KETERAMPILAN DASAR GURU’’



 












OLEH
SRI WAHYU WIDYANINGSIH (1104033)
FRISKA AUGUSTYA (11 03902)








PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,
            Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya lah penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Guru” ini. Selawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW karena dengan kerasulan beliaulah kita telah dibawa dari alam yang penuh dengan kejahiliahan menuju alam yang penuh keimanan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Srategi Pembelajaran Fisika, makalah ini juga disusun untuk menambah pengetahuan kita tentang Keterampilan Dasar Guru. Dengan adanya makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-teman dalam mata kuliah Srategi Pembelajaran Fisika dan dalam mengajar nantinya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Festiyed, MS selaku dosen pembimbing mata kulian Srategi Pembelajaran Fisika dan teman-teman yang telah membantu hingga makalah ini selesai sebagaimana mestinya.
Penulis menyadari dalam penyajian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dari pembaca agar dapat diperbaiki pada pembuatan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Padang,   Oktober 2011


Penulis




DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................      i
Daftar isi............................................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................      1
BAB II KETERAMPILAN DASAR GURU..................................................................      2
A.    Keterampilan bertanya...................................................................................      2
B.     Keterampilan memberi penguatan..................................................................      10
C.     Keterampilan mengadakan variasi..................................................................      11
D.    Keterampilan menjelaskan..............................................................................      15
E.     Keterampilan membuka dan menutup pelajaran............................................     17
F.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.......................................      21
G.    Keterampilan mengelola kelas........................................................................     25
H.    Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan................................      28
BAB III. PENUTUP .......................................................................................................      32
A.    Kesimpulan......................................................................................................      32
B.     Saran ...............................................................................................................      32
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci kemajuan sebuah bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas SDM  yang baik. Salah satu jalan yang dipilih dalam upaya membangun SDM yang berkualitas yaitu pendidikan. Pendidik merupakan unsur penting dalam pendidikan, karena pendidik merupakan ujung tombak pendidikan. Pendidik adalah orang yang bersentuhan langsung dengan proses pembelajaran dalam kelas.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangatlah penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini.
Berdasarkan uraian diatas tergambar bahwa keterampilan dasar mengajar, merupakan merupakan unsur  penting yang harus dimiliki oleh setiap pendidik agar dapat menfasilitasi peserta didik selama proses pembelajaran, dengan baik. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan membahas  Keterampilan Dasar Mengajar
B.       Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu 8 keterampilan dasar guru.
C.      Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan 8 keterampilan dasar guru, sehingga mahasiswa sebagai pendidik/ calon pendidik dapat menerapkan 8 keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki seorang guru di dalam kelas.





BAB II
KETERAMPILAN DASAR GURU

Seorang guru profesional sebaiknya telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
A.    Keterampilan Bertanya
Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan. Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang paling sederhana tetapi bersifat mendasar. Keterampilan bertanya di persyaratkan untuk keterampilan lainnya yang lebih kompleks. Pertanyaan diajukan dengan maksud memberikan dorongan kepada siswa agar mengajukan pendapat, mengajak siswa berfikir atau sekedar bahan apersepsi untuk mendapatkan umpan balik. Pada kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik-teknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.  Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.

a.      Fungsi pertanyaan guru
Pertanyaan guru berfungsi sebagai alat mengajar. Dari penelitian selanjutnya ditemukan bahwa saat mengajukan pertanyaan para guru kebanyakan kurang sabar atau kurang toleran dalam menungu jawaban dari siswa. Pendapat lain mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk membentuk siswa menjawab pertanyaan sendiri, namun umumnya siswa kurang mempersiapkan untuk itu.
b.      Tujuan pertanyaan guru
Tujuan pertanyaan yang diajukan guru antara lain:
1)      Memberikan apersepsi sebelum masuk ke pokok bahasan baru.
2)      Meninjau sekilas materi sebelumnya, sebelum membahas materi baru.
3)      Melihat apa yang diketahui siswa tentang pokok bahasan yang diajarkan.
4)      Meningkakan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
5)      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasan yang di ajarkan.
6)      Memusatkan perhatian siswa pada pokok bahasan yang disajikan.
7)      Mengenal kesulitan siswa pada pokok bahasan yang disajikan yang menghambat siswa belajar.
8)      mengembangkan cara belajar siswa aktif.
9)      Memberi rangsangan pada siswa agar berfikir kritis dan kreatif.
10)  Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat.
11)  Mengajak para siswa untuk memecahkan masalah.
12)  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
13)  Meninjau kembali apa yang telah dijelaskan guru.
14)  Menguji dan mengukur hasil belajar siswa dalam melaksanakan tugas.
15)  Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang di ajukan oleh guru mempunyai maksud yang bermacam-macam. Satu pertanyaan yang di ajukan dapat mencapai beberapa tujuan sekaligus pada waktu yang sama.
c.       Dasar-dasar pertanyaan yang baik
1.      Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
2.      memberikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
3.      Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
4.      Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan.
5.      Bagikan semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.
6.      Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab dan bertanya.
7.      Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
d.      Jenis-jenis pertanyaan
Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari: Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).
1.      Jenis pertanyaan menurut maksudnya.
a)      Pertanyaan permintaan yaitu petanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
b)      Pertanyaan retoris yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid.
c)      Pertanyaan mengarahkan atau menuntun yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berfikirnya.
d)     Pertanyaan menggali yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih memahami jawabannya terhadap pertannyaan pertama.
2.      Pertanyaan menurut taksonomi Bloom
a)      Pertanyaan pengetahuan atau pertanyaan ingatan.
b)      Pertanyaan pemahaman yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri.
c)      Pertanyaan penerapan yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya.
d)     Pertanyaan sistesis yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tapi lebih dati satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi.
e)      Pertanyaan evaluasi yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau memberikan pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan.
e.       Penggunaan keterampilan bertanya
Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip penggunaan keterampilan bertanya atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
a.      Kehangatan dan keantusiasan.
Kelas akan kelihatan hidup apabila guru menunjukan sikap yang antusias dan hangat. Sikap ini tampak pada gaya ekspresi wajah, suara serta gerakan badan guru. Sikap tersebut dapat mempengaruhi suasana kelas menjadi gembira dan akrab. Guru yang membawa persoalan dari rumah ke sekolah dan masih terbawa saat mengajar, akan menunjukkan sikap murung dan tidak bergairah mengajar. Penampilan guru seperti itu dapat menyebabkan siswa enggan berpartisipasi. Sikap ini harus dihindari oleh guru. Betapapun beratnya persoalan yang di hadapi guru, di depan kelas harus bersikap wajar. Sikap hangat dan antusias hendaknya ditunjukkan saat mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban dari siswa, hal ini akan mendorong siswa menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh.
b.      Kebiasaan-kebiasaan yang perlu di hindari
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.
1)      Mengulangi pertanyaan sendiri.
Apabila pertanyaan dirasa sudah cukup jelas, sebaiknya tidak perlu diulangi karena akan menyebabkan siswa kurang serius. Kebiasaan mengulangi pertanyaan menyebabkan siswa kurang memperhatikan karena yakin guru akan mengulangi pertanyaannya.
2)      Mengulangi jawaban siswa.
Mengulangi jawaban siswa kadang-kadang juga perlu sebagai penguatan. Namun, bila menjadi kebiasaan akan mendorong siswa lain tidak mendengarkan jawaban temannya karena yakin guru akan mengulang jawaban. Jawaban benar bila di ulangi akan memakan waktu, kecuali jika jawabannya salah.
3)      Menjawab pertanyaan sendiri
Sering terjadi guru mengajukan pertanyaan, kemudian sebelum siswa menjawab guru telah menjawabnya sendiri.  Jika hal ini menjadi kebiasaan maka siswa tidak akan berfikir karena beranggapan guru akan menjawab pertanyaannya sendiri.
4)      Pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Secara tidak sadar kadang-kadang guru mengajukan pertanyaan yang di ajukan untuk seluruh siswa tanpa menunjuk siswa tertentu untuk menjawab. Pertanyaan seperti itu cenderung menyebabkan jawaban serentak sehingga guru tidak bisa membedakan siswa yang dapat menjawab dengan benar dan siswa yang salah menjawab.
5)      Pertanyaan ganda.
Terkadang guru mengajukan pertanyaan yang bersifat ganda sekaligus. Pertanyaan seperti itu akan membingungkan siswa sebab harus menjawab beberapa pertanyaan sekaligus. Sebaiknya beberapa pertanyaan diajukan secara bertahap.
6)      Menunjuk siswa tertentu sebelum mengajukan pertanyaan.
Sebelum mengajukan pertanyaan, sebaiknya guru tidak menentukan terlebih dahulu siswa yang akan menjawab karena akan menyebabkan siswa lain enggan untuk berfikir karena merasa tidak diminta untuk menjawab. Akan lebih baik jika pertanyaan diajukan untuk seluruh kelas, ditunggu sejenak kemudian di tunjuk seorang siwa yang akan menjawab.
f.        Komponen keterampilan bertanya
Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Pertanyaan guru ada yang meminta siswa mengingat kembali fakta atau informasi yang telah diterima dan ada juga pertanyaan yang menuntut siswa berfikir lebih tinggi. Oleh karena itu keterampilan bertanya dibedakan menjadi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
a.      Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
1)      Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pengajuan pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak akan dipahami siswa sehingga kemungkinan besar siswa tidak akan bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Susunan kaa-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa.
2)      Pemberian acuan
Sebelum pertanyaan di ajukan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang sedang dipelajari.
3)      Pemusatan
Berdasarkan ruang lingkupnya, pertanyaan dapat dibedakan menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pemakaian kedua pertannyaan ini tergantung pada tujuan pertanyaan dan pokok bahasan yang sedang ditanyakan. Pada umumnya pertanyaan dimulai dari pertanyaan yang berfokus luas,kemudian baru beralih ke pertanyaan ke pertanyaan yang lebih khusus, yang berfokus sempit sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran.
4)      Pemindahan giliran
Sering terjadi suatu pertanyaan perlu dijawab oleh beberapa orang siswa karena jawaban ang diberikan siswa belum benar atau kemungkinan pertanyaan tersebut terlalu luas sehingga tidak cukup hanya dijawab oleh seorang siswa. Dengan pemindahan giliran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambahkan atau mungkin menyempurnakan jawaban temannya, sehingga guru banyak melibatkan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain.
5)      Penyebaran
Guru hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin untuk mendapatkan giliran menjawab pertannyaan. Pertanyaan diajukan secara acak agar semua siswa bersiap-sipa untuk menjawab. Penyebaran giliran berbeda dengan pemindaha giliran. Jika ada pemindahan giliran, siswa secara bergilir menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan penyebaran giliran, beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan secara merata.
6)      Pemberian waktu berfikir
Begitu pertanyaan diajukan, sebaiknya guru tidak segera meminta siswa menjawab. Agar siswa dapat menyusun jawaban dengan baik, guru perlu memberikan waktu beberapa saat untuk berfikir sebelum menunjuk seseorang untuk menjawab.
7)      Pemberian tuntunan
Guru hebdaknya dapat nemberikan tuntunan apabila siswa menjaab salah atau tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Agar siswa dapat menjawabnya, ada 3 cara memberikan tutunan:
a)      Memparafrase yaitu mengungkapkan sekali lagi pertanyaan yang diajukan dengan cara atau susunan kata yang lebih sederhana sehingga muah dipahami.
b)      Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang jawabanya dapat dipakai untuk menuntuk siswa menemukan jawaban pertanyaan semula.
c)      Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya taberhubungan dengan pertanyaan itu.
b.      Keterampilan bertanya lanjut
Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah :
1)      Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan guru hendaknya berusaha untuk dapat mengubah tingkat kognitif, dari sekedar mengingat kembali fakta-fakta yang telah dipelajari ke berbagai tingka kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan kreasi (taksonomi Bloom). Selain itu, guru dapat menggunakan pertanyaan pelacak untuk mengubah tuntutan tingkat kognitif tersebut.
2)      Pengaturan urutan pertanyaan
Agar kemampuan fikir siswa berkembang secara baik, guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan dari tingkat kognitif yang lebih rendah ke tingkat-tingkat kognitif yang lebih kompleks dengan tidak bolak-balik. Guru hendaknya memantapkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan pada tingkat tertentu sebelum pindah pada pertanyaan yang lebih tinggi tingkat berfikirnya. Guru tidak dibenarkan mengajukan pertanyaan dengan urutan tidak teratur, karena dapat membingungkan siswa dan dapat menghambat perkembangan berfikir siswa.
3)      Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika siswa telah memberikan jawaban yang benar maka jawaban tersebut masih ditingkatkan lagi dengan mengajukan pertanyaan pelacak. Teknik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a)      Meminta klarifikasi jika siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat.
b)      Meminta siswa memberi alasan apabila guru menginginkan siswa memberikan alasan atau bukti atas jawaban yang diberikan.
c)      Meminta kesepakatan pandangan kepada siswa lain atas jawaban temannya, baik berupa persetujuan maupun penolakan serta alasan-alasannya sehingga diperoleh pandangan yang disepakati bersama.
d)     Meminta ketepatan jawaban jika siswa belum menjawab pertanyaan dengan tepat.
e)      Meminta jawaban yang lebih relevan jika jawaban yang diberikan siswa belum relevan sehingga menyadarkan siswa.
f)       Meminta contoh jika siswa memberikan jawaban yang tidak jelas.
g)      Meminta jawaban yang lebih kompleks jika guru beranggapan bahwa jawaban siswa sangat sederhana dan dapat ditingkatkan lagi.
4)      Peningkatan terjadinya interaksi.
Kelas akan lebih aktif kalau interaksi tidak hanya terjadi antara guru dan siswa dengan sentral pertanyaan dari guru, melainkan sebanyak mungkin interaksi terjadi antar siswa.
B.     Keterampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
a.      Penggunaan di dalam kelas
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa. Penguatan tersebut bertujuan untuk:
1)      Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
2)      Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
3)      Meningkatkan kegiatan belajar
4)      Membina tingkah laku siswa yang produktif.
5)      Mengontrol dan memodifikasi perilaku siswa yang kurang positif.
b.      Prinsip-prinsip penggunaan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan efektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
1)      Kehangatan dan keantusiasan
Sikap hangat dan antusias dalam memberikan penguatan akan mendorong siswa untuk mengulang dan meningkatkan perilaku positif yang telah dilakukan.
2)      Kebermaknaan
Hubungan antara perilaku yang telah dilakukan dengan penguatan harus dipahami siswa. Siswa harus mengerti bahwa dirinya patut diberi penguatan sesuai dengan perilakunya sehingga penguatan itu bermakna untuk siswa.
3)      Menghindari penguatan respon negatif
Teguran dan hukuman terkadang perlu dilakukan, namun respon yang negatif sebaiknya dihindari karena dapat mematahkan semangat siswa.
c.       Cara menggunakan penguatan
1)      Sasaran penguatan
a)      Penguatan kepada individu tertentu
Jika guru memberikan penguatan kepada seorang siswa maka guru harus menyebutkan nama sambil memandang siswa yang bersangkutan. Penguatan yang tidak jelas menjadi kurang efektif.
b)      Penguatan kepada kelompok siswa
2)      Pemberian penguatan dengan segera setelah suatu tugas dikerjakan. Pemberian penguatan yang ditunda menyebabkan penguatan tidak efektif.
3)      Variasi penggunaan karena pemberian pujian dengan kata-kata yang sama akan membosankan
d.      Komponen keterampilan memberi penguatan
Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan adalah:
1)      Penguatan Verbal
Penguatan ini dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
2)      Penguatan Non Verbal
a)      Penguatan berupa mimik atau gerakan badan.
b)      Penguatan dengan cara mendekati.
c)      Penguatan dengan sentuhan (contact).
d)     Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.
e)      Penguatan berupa simbol atau benda.
f)       Penguatan tak penuh jika siswa memberikan jawaban tetapi tidak seluruhnya benar maka sebaiknya tidak menyalahkan.
C.    Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran dan diharapkan proses pembelajaran akan berhasil.
a.      Tujuan dan manfaat
1)      Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.
2)      Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3)      Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup lingkungan belajar yang lebih baik.
4)      Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
b.      Penggunaan di dalam kelas
Guru perlu menerapkan keterampilan mengadakan variasi pembelajaran, karena dapat menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. Selain itu minat, motivasi, perhatian, rasa ingin tahu serta sikap positif siswa terhadap pembelajaran tumbuh dan berkembang. Dalam penerapan keterampilan mengadakan variasi, guru sebaiknya menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan cara dan gaya belajar siswa. Prinsip-prinsip penerapan keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai berikut:
1)      Variasi pembelajaran dimaksudkan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, cocok dengan karakteristik kemampuan siswa, hakikat materi pembelajaran serta kemampuan guru sendiri.
2)      Penggunaan variasi yang wajar sangat di anjurkan karena pemakaian variasi yang berlebihan akan mengganggu proses pembelajaran.
3)      Variasi harus berjalan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak perhatian dan tidak mengganggu jalannya pelajaran.
4)      Komponen-komponen variasi disusun dengan perencanaan yang baik, tapi bila diperlukan dapat digunakan secara fleksibel dan spontan sesuai dengan balikan yang diterima selama proses pembelajaran.
c.       Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.
1)      Variasi dalam cara mengajar guru
Banyak sekali variasi mengajar yang dapat dilakukan, variasi mengajar yang dilakukan terencana akan menarik perhatian siswa sehingga mempertahankan minat dan semangat belajar. Variasi cara mengajar guru meliputi:
a)      Penggunaan variasi suara (teacher voice)
Variasi suara adalah perubahan nada pada suara dan penekanan untuk menunjukkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan.
b)      Pemusatan perhatian siswa (focusing)
Untuk memusatkan perhatian siswa, guru dapat mengunakan kata-kata tertentu disertai isyarat atau gerakan.
c)      Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)
Pada saat-saat tertentu, guru perlu secara tiba-tiba diam sejenak memandang siswa yang sedang sibuk sendiri. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian siswa. Namun hal ini harus dilakukan dengan melihat situasi dan guru melaksanakannya dengan penuh antusias, disertai gerak dan mimik muka yang mengajak siswa memusatkan perhatian. Jika dilakukan dengan tidak serius terkadang malah diacuhkan bahkan kelas menjadi semakin rebut karena suara guru yang lemah tidak dapat memikat siswa.
d)     Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement)
Guru harus berani memandang mata siswa sehingga ada hubungan akrab dengan siswa. Pandangan guru hendaknya menjelajahi seluruh kelas. Kontak pandang dalam interaksi juga dipakai untuk menunjukkan suatu reaksi atau sambutan yang hangat dari guru sehingga dapat memberikan dorongan untuk lebih aktif berpartisipasi.
e)      Gerakan badan dan mimik
Variasi dalam gerak badan dan ekspresi wajah guru tidak hanya dapat menarik perhatian siswa, tetapi juga dapat menyampaikan pesan lisan yang dimaksudkan.


f)       Pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement)
Posisi guru sepanjang pembelajaran berlangsung berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Guru hendaknya tidak terpaku di satu tempat selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berjalan keliling ruang kelas untuk mengetaui kegiatan yang dilakukan siswa dan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas. Namun perubahan posisi tersebut harus dalam batas wajar sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar siswa.
2)      Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran.
Media dan alat pengajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Materi pelajaran yang sukar dan membosankan akan lebih mudah dipahami dan menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan media dan alat pembelajaran yang tepat. variasi ini juga akan mendorong rasa ingin tahu yang lebih besar dan memotivasi belajar sehingga apa yang dipelajari lebih bermakna. Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran akan efektif jika disesuaikan dengan fungsi dan sesuai dengan kesensitifan indra para siswa karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam pengindraan tersebut. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :
a)      Variasi media dan alat yang dapat dilihat (visual aids)
Meliputi berbagai objek, gambar, bagan, diagram, grafik, papan tulis, filmstrip, slide, buku-buku di perpustakaan, poster, peta, karikatur, dan sketsa. Penggunaan media dan alat pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, karakteristik siswa, ketersediaan alat, serta kemampuan guru dalam menggunakan.
b)      Variasi media dan alat yang dapat didengar (auditif aids)
Suara guru yang bervariasi, rekaman suara, suara radio, deklamasi yang dibaca siswa, drama, diskusi, atau music dapat divariasikan dalam pembelajaran.
c)      Variasi media dan alat yang dapat diraba (motorik)
Untuk selingan agar menarik perhatian siswa, guru dapat menggunakan berbagai media yang dapat dicium, diraba atau dimanipulasi seperti menggunakan model, precimen, patung binatang. Alat tersebut juga dapat dipakai guru dengan melibatkan siswa untuk meragakan suatu kegiatan.
d)     Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3)      Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
D.    Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya antara sebab akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui.
a.      Tujuan penjelasan guru
Dalam memberikan penjelasan, guru memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1)      Membimbing siswa untuk memahami jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa.
2)      Membantu siswa memahami konsep, prinsip, fakta, atau prosedur.
3)      Melibatkan siswa untuk berfikir, dengan memecahkan masalah atau memberi pertanyaan-pertanyaan.
4)      Mendapatkan balikan tentang pemahaman siswa.
5)      Membantu siswa dalam proses penalaran terhadap sesuatu yang masih meragukan.
Guru perlu menguasai keterampilan menjelaskan dengan alasan sebagai berikut:
1)      Sebagian kegiatan guru di kelas adalah memberi informasi lisan atau menjelaskan.
2)      Sajian guru yang berupa informasi kadang kurang jelas bagi siswa.
3)      Tidak semua siswa dapat memahami suatu pengetahuan dari buku atau sumber lain. Karena itu butuh bantuan guru untuk menjelaskan hal-hal yang belum dipahami.
4)      Keterbatasan sumber yang dapat dimanfaatkan siswa dalam proses belajar, guru perlu membantu memberi informasi yang berupa penjelasan bagi siswa.
b.      Prinsip-prinsip penggunaan
Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1)      Penjelasan dapat diberikan diawal, tengah atau pada akhir pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Penjelasan ini dapat diselingi tanya jawab dan sifatnya membantu penalaran siswa.
2)      Penjelasan guru harus latar belakang dan kemampuan siswa sehingga siswa dapat menerimanya.
3)      Penjelasan guru harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
4)      Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.
5)      Penjelasan dapat diberikan oleh guru kalau ada pertanyaan siswa atau memang dipersiapkan sebelumnya.
c.       Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu: merencanakan dan penyajian suatu penjelasan.
1)      Merencanakan penjelasan
Keterampilan merencanakan penjelasan mencakup 2 sub komponen, yaitu:
a)      Hal-hal yang berkaitan dengan isi pesan (materi)
·         Menganalisis masalah secara keseluruhan, termasuk mengidentifikasi unsur-unsur yang berkaitan dengan penjelasan itu.
·         Menentukan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang berkaitan.
·         Menggunakan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
b)      Hal-hal yang berkaitan dengan penerima pesan (siswa)
Perencanaan penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan, agar penerima pesan dapat memahami dengan baik. Berhasil tidaknya penjelasan banyak tergantung pada kesiapan siswa menerima. Kesiapan tersebut berkaitan dengan latar belakang sosial, usia, jenis kelamin, kemampuan dan lingkungan belajar.
2)      Menyajikan suatu penjelasan
Perencanaan yang baik seharusnya diikuti dengan penyajian yang baik pula. Jika tidak maka rencana yang telah disusun akan sia-sia belaka. Suatu penyajian dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan subkomponen berikut:
a)      Kejelasan
·         Bahasa yang diucapkan harus jelas, baik kata-kata, ungkapan maupun volume suaranya.
·         Kalimat disusun dengan tata bahasa yang baik dan menghindari kalimat yang tidak lengkap.
·         Istilah baru dan asing harus didefinisikan dengan jelas.
·         Guru menggunakan waktu diam sejenak untuk melihat apakah hal yang dijelaskan dapat dipahami siswa.
b)      Penggunaan contoh dan ilustrasi
Suatu penjelasan akan mudah dipahami dan lebih menarik apabila disertai dengan contoh dan ilustrasi. Pola pemberian contoh dapat dikelompokkan menjadi :
·         Pola induktif dimulai dengan memberikan contoh atau fakta kongkret kemudian ditarik kesimpulan umum atau generalisasi.
·         Pola deduktif dimulai dari mengemukaan generalisasi kemudian diberikan contoh-contoh kongkret.
c)      Pemberian tekanan
Sedapat mungkin guru mengurangi informasi tentang hal-hal yang kurang penting dan memusatkan perhatian siswa pada masalah pokok serta pemecahannya. Keterampilan ini di bagi menjadi:
·         Memberikan variasi gaya mengajar.
·         Membuat struktur sajian, yaitu memberi informasi yang menunjukkan arah atau tujuan utama yang dapat dilakukan dengan memberikan ikhtisar dan pengulangan, serta dengan menyatakan dengan kalimat lain.
d)     Balikan
Selama penjelasan berlangsung, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kalau ada informasi yang meragukan.
E.     Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Kegiatan membuka pelajaran itu tidak hanya dilakukan pada awal jam pelajaran, melainkan juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti kegiatan yang diberikan selama jam pelajaran itu berlagsung. Siswa yang siap mental untuk belajar adalah siswa yang mengetahui:
1.      Tujuan pembelajaran.
2.      Masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan.
3.      Langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan.
4.      Batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut.
Kegiatan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
a.      Penggunaan di dalam kelas
Penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran perlu dilaksanakan dalam pembelajaran dengan tujuan:
1)      Menumbuhkan perhatian dan memotivasi siswa dalam menghadapi tugas yang akan dikerjakan.
2)      Menyadarkan siswa akan batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
3)      Memberikan gambaran yang jelas tentang langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mempelajari bagian-bagian dari pelajaran yang akan diberikan.
4)      Menunjukkan hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari.
5)      Mengajak siswa untuk dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
6)      Menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari sesuatu, juga tingkat keberhasilan guru mengajar.
b.      Prinsip-prinsip penggunaan
1)      Bermakna
2)      Berurutan dan berkesinambungan
c.       Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1)      Membuka pelajaran
a)      Menarik perhatian siswa
Untuk menarik perhatian siswa, guru dapat melakukan hal-hal berikut:
·         Gaya mengajar guru
·         Menggunakan berbagai media
·         Perubahan pola interaksi guru siswa
b)      Menimbulkan motivasi
Kegiatan yang berhubungan dengan prosedur membuka pelajaran adalah memilih hal-hal yang menjadi perhatian siswa yang dapat menimbulkan motivasi siswa. Cara untuk menimbulkan motivasi yaitu:
·         Kehangatan dan penerimaan guru
Guru yang menerima kelas yang dihadapi dengan hangat, penuh antusias, semangat dan bersahabat akan mendorong siswa untuk merasa senang mengerjakan tugas.
·         Menimbulkan rasa ingin tahu
Guru dapat menimbulkan rasa ingin tahu dengan menceritakan sesuatu yang berkaitan dengan pokok pelajaran, tapi menimbulkan tanda tanya.
·         Mengemukakan konsep yang bertentangan
·         Memperhatikan minat siswa
Guru dapat memotivasi dengan memberikan pokok-pokok pelajaran yang sesuai dengan minat siswa. Guru dapat menginventarisasi berbagai minat siswa pada saat merencanakan pelajaran
c)      Memberikan acuan
Memberi acuan dalam membuka pembelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran singkat kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa. Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara berikut:
·         Komentar pada awal pelajaran
Pada awal pelajaran guru dapat menyinggung sedikit hal-hal yang telah dipelajari pada saat lalu, untuk dihubungkan dengan pokok pelajaran yang akan dibicarakan pada hari ini.
·         Menetapkan tujuan atau tugas
Guru terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran atau tugas-tugas yang akan diberikan pada jam pelajaran itu, agar siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.
·         Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
Guru dapat menyarankan langkah-langkah yang dapat ditempuh siswa dalam menyelesaikan tugas, sehingga kegiatan menjadi lebih terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
·         Mengajukan pertanyaan
Salah satu cara untuk membuat acuan yaitu mengemukakan pertanyaan yang akan mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari sebelum masuk ke pelajaran inti.
d)     Membuat kaitan
Untuk mempermudah pemahaman siswa, guru perlu menghubungkan materi baru tersebut dengan hal-hal yang telah dipelajari atau pengalaman siswa terdahulu sebagai bahan pengait. Dapat membuat kaitan tersebut dapat dilakukan hal berikut:
·         Menghubungkan aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal siswa.
·         Membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dipelajari siswa.
·         Menyajikan konsep atau pegertiannya dulu sebelum menjelaskan bahan pelajarannya secara rinci jika bahan pelajaran itu baru sama sekali.
2)      Menutup pelajaran
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Menutup pelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir pelajaran, tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan. Menutup pelajaran dilakukan untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang dipelajari. Cara yang dapat dilakukan adalah:
a)      Meninjau kembali (reviewing)
Meninjau kembali bertujuan untuk mengetahui apakan inti pelajaran telah dikuasai siswa atau belum. Kegiatan ini terdiri dari dua aspek, yaitu:
·         Merangkum inti pelajaran (reitirating keypoint) atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang maksa serta esensi pokok persoalan yang baru saja dipelajari.
·         Membuat ringkasan (summarizing)
Dengan adanya ringkasan, siwa yang tidak memiliki buku sumber atau yang lambat belajar akan dapat mempelajari kembali. Ringkasan ini juga berguna saat mengulang pelajaran dengan membaca kembali secara singkat.
·         Memberikan tindak lanjut berupa saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan di lupakan serta agar dipelajari kembali di rumah.
b)      Mengevaluasi
Evalusi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti:
·         Mendemonstrasikan keterampilan.
·         Mengaplikasikan ide baru.
Bila guru telah menjelaskan suatu teori, prinsip atau ide, maka ide tersebut dapat diterapkan pada situasi lain.
·         Mengekspresikan pendapat.
Siswa dapat diminta untuk mengemukakan pendapat atau memberi komentar tentang suatu hasil demonstrasi, praktikum, hasil diskusi, agar guru mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pelajaran.
·         Memberikan soal.
Guru dapat memberikan soal untuk dikerjakan siswa. Soal tersebut dapat berupa uraian, tes objektif atau mengisi lembar kerja.
F.     Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi adalah pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk saling mengemukakan pendapat terhadap suatu masalah. Suatu pembicaraan dapat dikatakan diskusi bila memenuhi syarat-syarat berikut:
a.       Melibatkan kelompok dengan anggota 3-5 orang.
b.      Berlangsung dalam interaksi tatap muka, artinya semua anggota kelompok harus dapat berkomunikasi secara langsung dan bebas.
c.       Mempunyai tujuan yang hanya dicapai melalui kerja sama antara anggota kelompok.
d.      Berlangsung menurut proses teratur dan sistematis menuju ke suatu kesimpulan.
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Dalam diskusi, guru berperan sebagai koordinator belajar, perencana tugas, katalisator, promoter, pengaruh dan penggerak dalam kegiatan belajar, pemandu dan pendukung aktivitas siswa, narasumber, serta sebagai penilai kemajuan kelompok.
a.      Penggunaan di dalam kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, yaitu:
1)      Diskusi kelompok berlangsung secara terbuka.
2)      Adanya suasana persahabatan, yang ditunjukkan dengan adanya kehangatan dalam hubungan antar pribadi.
3)      Adanya ketersediaan untuk menerima dan mengenal lebih jauh tentang topik diskusi.
4)      Anggota diskusi memiliki antusias dan partisipasi.
5)      Ada kesediaan menghargai orang lain sehingga kelompok mengganggap diskusi merupakan kegiatan yang menyenangkan.
Diskusi kelompok yang efektif harus didahului dengan perencanaan dan persiapan yang matang. Perencanaan yang pertama kali dilakukan adalah pemilihan topik atau masalah yang didiskusikan. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topik diskusi adalah:
1)      Minat siswa
2)      Kemampuan siswa
Pokok bahasan yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan baik dari segi pengetahuan, pengalaman atau persiapan khusus untuk diskusi tertentu
3)      Topik yang bermakna
Topik yang dipilih sebaiknya dapat menggugah cara berfikir siswa dan meningkatkan pengertian serta pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Tahap perencanaan berikutnya adalah menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan diskusi. Guru dan siswa harus memahami masalah yang akan didiskusikan. Persiapan lain yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan diskusi adalah penentuan jumlah anggota kelompok dan pengaturan tempat duduk.
1)      Jumlah anggota kelompok
Ukuran jumlah kelompok tergantung pada jenis pengalaman, kematangan, dan keterampilan anggota, intensitas dan latar belakang pengetahuan anggota terhadap topik yang didiskusikan, tingkat kekompakan kelompok, serta pengertian dan kepemimpinan guru.
2)      Pengaturan tempat duduk
Tempat duduk siswa hendaknya memungkinkan untuk bertatap muka sau sama lain dan guru dapat mengawasi aktivitas dan partisipasi siswa. Kursi dan meja dapat diatur dalam bentuk setengah lingkaran, lingkaran, segitiga atau segi empat.
b.      Komponen keterampilan membimbing kelompok kecil
1)      Memusatkan perhatian
Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara:
a)      Menetapkan tujuan diskusi pada awal penyelenggaraan diskusi.
b)      Menyatakan masalah khusus yang harus diperhatikan dan dirumuskan kembali, apabila diskusi menyimpamg.
c)      Menandai perubahan-perubahan yang tidak relevan dengan masalah yang dibicarakan.
d)     Merangkum diskusi pada tahap-tahap tertentu, sebelum dilanjutkan pada tahap berikutnya.
2)      Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Agar urun pendapat dalam pemecahan masalah lebih jelas, guru dapat menempuh langkah-langkah berikut:
a)      Memperjelas atau merangkum urun pendapat dari siswa yang mungkin masih membingungkan atau terlampau panjang sehingga jelas bagi siswa.
b)      Memberi acuan dengan pertanyaan untuk membantu memperjelas dan mengembangkan ide.
c)      Memperdalam gagasan siswa dengan menambahkan informasi-informasi lebih lanjut.
3)      Menganalisa pandangan siswa
Menganalisa pandangan siswa dapat dilakukan dengan menunjukkan bagian-bagian yang disampaikan siswa, guru juga dapat meminta anggota kelompok menyampaikan alasan pendapat atau pertanyaan yang diajukan. Komponen ini sangat penting untuk menggali nilai-nilai dan mengahrapkan suatu keputusan yang disepakati bersama.
4)      Meningkatkan kontribusi siswa
Keterampilan ini perlu dikuasai guru agar diskusi menjadi hidup dan semua anggota tertarik untuk berpartisipasi. Cara yang ditempuh guru yaitu:
a)      Mengajukan pertanyaan kunci yang dapat meningkatkan pemikiran siswa.
b)      Menggunakan dorongan yang berwujud contoh verbal atau nonverbal.
c)      Meningkatkan perbedaan pendapat dengan mengajukan pertanyaan atau komentar yang bersifat provokatif.
d)     Memberikan waktu yang cukup bagi anggota untuk berfikir sebelum mengajukan pendapat.
e)      Memberikan dukungan terhadap kontribusi siswa dengan mendengarkan penuh perhatian dan memberikan komentar yang positif dengan gerakan yang memberi semangat dan sikap yang bersahabat.
5)      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Cara yang dapat ditempuh guru adalah:
a)      Melihat dengan cermat anggota yang belum berpartisipasi dengan tidak membuat siswa tersebut malu.
b)      Mencegah pertanyaan berlebihan oleh siswa.
c)      Mencegah secara bijaksana siswa yang ingin memonopoli diskusi.
d)     Meminta kesepakatan sementara untuk memecahkan jalam buntu dan memberi kesempatan berpartisipasi yang lebih luas.
e)      Memberi kesempatan pada siswa untuk berkomentar sehingga tukar pendapat berkembang.
6)      Menutup diskusi
Kegiatan yang dapat dilakukan guru diantaranya:
a)      Merangkum pokok-pokok diskusi dan meminta siswa merumuskan rangkuman atau menggambarkan suatu kesimpulan.
b)      Meberi gambaran topik selanjutnya yang akan didiskusikan atau menyebutkan tindak lanjut yang berupa tugas.
c)      Mengajak siswa untuk menilai bagaimana fungsinya selama diskusi berlangsung.
G.    Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
a.      Penggunaan di dalam kelas
Penerapan keterampilan mengelola kelas akan menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif. Penerapan pengelolaan kelas yang efektif dapat bermanfaat bagi siswa, yaitu:
1)      Mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap perilakunya.
2)      Membantu siswa memahami arah perilaku yang sesuai dengan tata tertib kelas.
3)      Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan bertingkah laku wajar sesuai dengan kegiatan kelas.
Bagi guru, penerapan pengelolaan kelas yang efektif dapat:
1)      Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian.
2)      Menimbulkan kesadaran akan kebutuhan siswa.
3)      Memberikan respons efektif terhadap perilaku siswa yang menimbulkan gangguan kecil.
b.      Prinsip-prinsip penggunaan
Dalam mengelola kelas, hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1)      Kehangatan dan keantusiasan
2)      Tantangan
3)      Berbagai variasi
4)      Keluwesan dalam memecahkan masalah menggunakan komponen keterampilan yang sesuai.
5)      Menekankan pada hal-hal positif
Kegiatan yang dapat dilakukan guru diantaranya:
a)      Lebih menekankan pada tindakan yang positif dari siswa daripada tindakan yang negatif.
b)      Penggunaan penguatan yang positif.
c)      Menghindari kesalahan yang merusak kelancaran kegiatan pembelajaran.
6)      Mengembangkan disiplin diri
Pengembangan disiplin diri merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu, guru harus mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri sendiri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Guru hendaknya menghindari hal-hal berikut dalam mengelola kelas.
a)      Mencampuri kegiatan siswa secara berlebihan.
b)      Menghentikan penjelasan atau kegiatan yang masih berlangsung.
c)      Memulai dan mengakhiri kegiatan secara tidak tepat.
d)     Melakukan penyimpangan yang berlarut-larut dari pokok bahasan.
e)      Mengulangi hal-hal tertentu sampai membosankan.
f)       Mengulangi penjelasan yang tidak perlu.
c.       Kompoken-komponen keterampilan mengelola kelas
Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen keterampilan utama yaitu:
1)      Keterampilan yang bersifat preventif yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran. Keterampilan ini meliputi:
a)      Menunjukkan sikap tanggap terhadap perhatian dan keterlibatan siswa.
Sikap ini harus dikomunikasikan kepada siswa dengan cara berikut:
·         Pandangan mata atau kontak pandang yang mengandung interaksi antar pribadi. Pendekatan dan sikap bersahabat akan dilihat oleh siswa sebagai tindakan guru yang memberikan motivasi belajar.
·         Gerakan guru mendekati siswa atau kelompok siswa akan mempengaruhi kegiatan siswa dan kegiatan kelompok tersebut. Kegiatan ini menunjukkan bahwa guru siaga dan perhatian terhadap kegiatan belajar siswa.
·         Memberi pernyataan bahwa guru siap memulai pelajaran dan memberi tugas kepada siswa.
·         Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketidakadaan perhatian siswa.
b)      Membagi perhatian, dengan cara:
·         Visual : guru mengalihkan pandangan dari kegiatan satu ke kegiatan yang lain.
·         Verbal : guru mengemukakan komentar sederhana kepada siswa meski guru sedang membimbing siswa lain.
c)      Memusatkan perhatian kelompok, dengan cara:
·         Kesiagaan : guru dapat memusatkan perhatian pada kelompok yang sedang mengerjakan tugas dengan teknik siap siaga.
·         Pertanggungjawaban : guru dapat meminta pertanggungjawaban atas kegiatan siswa yang dapat berupa bukti bahwa siswa telah mengerjakan tugas yang diberikan.
d)     Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, singkat dan mudah dipahami.
e)      Menegur
f)       Memberi penguatan
2)       Keterampilan yang bersifat represif adalah keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini meliputi:
a)      Modifikasi tingkah laku
Guru dapat mengatasi gangguan yang muncul melalui menguatan atau pemberian hukuman. Pemberian penguatan untuk meningkatkan tingkah laku yang diinginkan dan pemberian hukuman untuk mengurangi dan mengilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
b)      Pengelolaan kelompok
Pada kegiatan pengelolaan kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan kelompok.
c)      Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Untuk dapat melakukan kegiatan ini, guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi kegiatan yang menyimpang sehingga guru dapat mengatasi masalah secara cepat dan tepat.

H.    Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu variasi dari kegiatan klasikal yang biasa dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran ini, hubungan guru dan siswa diwarnai ciri-ciri berikut:
1.      Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru dan siswa serta antarsiswa sehingga pola interaksi bergerak dari interaksi searah, timbal balik saling silang, sampai pola interaksi multiarah.
2.      Siswa belajar sesuai kecepatan, cara, kemampuan, dan minat.
3.      Siswa mendapat bantuan secukupnya dari guru.
4.      Siswa dilibatkan dalam menentukan cara-cara belajar, materi dan alat bahkan tujuan yang ingin dicapai.
Peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah:
1.      Organisator kegiatan belajar dan mengajar
2.      Sumber informasi bagi siswa.
3.      Motivator bagi siswa untuk belajar.
4.      Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
5.      Membimbing kegiatan belajar siswa.
6.      Peserta kegiatan belajar.
a.      Penggunaan di dalam kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan:
1)      Penggunaan bentuk pembelajaran dilakukan secara bertahap dari pembelajaran klasikal, kelompok kecil, perorangan atau sebaliknya.
2)      Tidak setiap topik dapat dipelajari secara kelompok maupun perorangan. Penjelasan secara umum dapat dilakukan memalui pembelajaran klasikal.
3)      Perlu perorganisasian siswa, materi, sumber, ruangan, dan waktu yang diperlukan, sebelum pembelajaran kelompok kecil dan perorangan dimulai.
4)      Kegiatan pembelajarn kelompok kecil dan perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberikan kesempatan siswa untuk saling belajar.
5)      Dalam pembelajaran perorangan sangat diperlukan pengenalan siswa secara pribadi.
6)      Kegiatan perorangan dapat diarahkan dengan tugas terstruktur, kerja bebas dan terjadwal.
b.      Komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
1)      Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi dengan siswa
Untuk dapat mengadakan hubungan secara pribadi dengan siswa, guru dtuntut untuk menguasai berbagai keterampilan berikut:
a)      Mennjukkan kehangatan dan kepekaan
b)      Mendengarkan dan memberikan respons kepada siswa
c)      Membangun hubungan saling mempercayai dan menghargai
d)     Menunjukkan kesiapan untuk memberikan bantuan
e)      Menerima perasaan siswa, menerima perbedaan siswa, dan memperlakukan siswa dengan penuh perhatian.
f)       Mengendalikan emosi siswa sehingga siswa merasa mendapat ketentraman, pengertian, bantuan, dan mungkin pertolongan untuk menggali berbagai alternatif.
2)      Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
a)      Memberikan orientasi umum tentang tujuan, masalah-masalah atau tugas, sebelum ada pembagian pembagian kelompok atau individual untuk mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan.
b)      Memvariasi kegiatan dengan menyediakan ruangan untuk bekerja, peralatan yang dibutuhkan, prosedur, peraturan yang mungkin dapat digunakan, waktu yang tersedia, serta segi-segi khusus yang diperlukan untuk memperjelas.
c)      Mengatur kelompok, menetapkan tugas siswa dan menyediakan sumber belajar yang diperlukan.
d)     Mengkoordinasi kegiatan dengan melihat kemajuan belajar yang dicapai siswa serta penggunaan bahan dan sumber lain sehingga guru dapat membantu siswa belajar.

e)      Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
f)       Mengakhiri kegiatan dengan mendengarkan laporan kemajuan belajar siswa atau membagi pengalaman kepada seluruh siswa. Umumnya kegiatan ini diakhiri dengan penilaian hasil belajar untuk suatu tahap kemajuan dan menyimpulkan pokok pembelajaran.
3)      Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa
Keterampilan ini diperlukan untuk membantu siswa menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustasi. Guru dituntut untuk menguasai keterampilan berikut:
a)      Memberikan penguatan (reinforcement) yang sesuai.
b)      Mengembangkan supervisi proses awal yang menekankan pada mobilitas guru kepada seluruh kelompok, mengantisipasi kesulitan siswa, dan mebantu untuk memulai tugas dengan tujuan yang jelas.
c)      Mengembangkan supervise proses lanjut yang menekankan pada keterampilan guru untuk membantu kelompok atau individu selektif agar kegiatan pembelajaran lebih terarah sampai menjelang akhir kegiatan. Untuk itu guru harus mampu menjalankan peran sebagai narasumber, melibatkan diri sebagai peserta, memberikan tutorial atau bimbingan tambahan kepada siswa baik secara kelompok maupun perorangan, terlibat secara langsung sebagai pimpinan diskusi atau bertindak sebagai katalisator.
d)     Mengadakan supervise pemanduan yang bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa pada kesiapan mengakhiri kegiatan.
4)      Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran mencakup:
a)      Membantu siswa menetapkan tujuan pembelajaran dan membimbing untuk merealisasikan tujuan tersebut.
b)      Merencanakan kegiatan pembelajaran bersama siswa untuk memupuk kerja sama antara guru dan sswa yang dipusatkan pada keberhasilan belajar setiap individu.
c)      Berperan sebagai penasihat bagi siswa bila diperlukan.
d)     Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk guru dan calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Salah satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.






















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu:
1.      Keterampilan bertanya
2.      Keterampilan memberi penguatan
3.      Keterampilan mengadakan variasi
4.      Keterampilan menjelaskan
5.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7.      Keterampilan mengelola kelas
8.      Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
B.       Saran
Keterampilan dasar mengajar merupakan merupakan unsur  penting yang harus dimiliki oleh setiap pendidik agar dapat menfasilitasi peserta didik selama proses pembelajaran dengan baik. Hendaknya pendidik-pendidik berusaha untuk menambah pengetahuan secara umum dan mengasah kembali keterampilan dasar mengajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.












DAFTAR PUSTAKA

Supriyati, Yetti, et al. 2007, Strategi Pembelajaran Fisika, Jakarta: Universitas Terbuka.
Usman, Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar