MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA
“KETERAMPILAN DASAR GURU’’
OLEH
SRI WAHYU WIDYANINGSIH (1104033)
FRISKA AUGUSTYA (11 03902)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Puji
dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya lah penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Keterampilan Dasar
Guru”
ini. Selawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW karena
dengan kerasulan beliaulah kita telah dibawa dari alam yang penuh dengan
kejahiliahan menuju alam yang penuh keimanan seperti yang kita rasakan sekarang
ini.
Selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah Srategi Pembelajaran Fisika, makalah ini juga
disusun untuk menambah pengetahuan kita tentang Keterampilan Dasar Guru. Dengan adanya makalah
ini penulis berharap dapat membantu teman-teman dalam mata kuliah Srategi Pembelajaran Fisika
dan dalam mengajar nantinya.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Festiyed, MS selaku dosen
pembimbing mata kulian Srategi
Pembelajaran Fisika dan teman-teman yang telah membantu
hingga makalah ini selesai sebagaimana mestinya.
Penulis
menyadari dalam penyajian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dari pembaca agar dapat diperbaiki pada
pembuatan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat sebagaimana
yang diharapkan.
Padang, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
................................................................................................................. i
Daftar
isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
BAB II KETERAMPILAN DASAR GURU.................................................................. 2
A.
Keterampilan bertanya................................................................................... 2
B.
Keterampilan memberi penguatan.................................................................. 10
C.
Keterampilan mengadakan variasi.................................................................. 11
D.
Keterampilan menjelaskan.............................................................................. 15
E.
Keterampilan membuka dan menutup
pelajaran............................................
17
F.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil....................................... 21
G.
Keterampilan mengelola kelas........................................................................
25
H.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan................................ 28
BAB III. PENUTUP ....................................................................................................... 32
A.
Kesimpulan...................................................................................................... 32
B.
Saran
............................................................................................................... 32
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kualitas
sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci kemajuan sebuah bangsa.
Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas SDM yang baik. Salah satu jalan yang dipilih dalam upaya membangun SDM
yang berkualitas yaitu pendidikan. Pendidik merupakan unsur penting dalam
pendidikan, karena pendidik merupakan ujung tombak pendidikan. Pendidik adalah
orang yang bersentuhan langsung dengan proses pembelajaran dalam kelas.
Keterampilan
mengajar bagi seorang guru sangatlah penting kalau ia ingin menjadi seorang
guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang
studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang
untuk keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya dewasa ini
banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan
keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini.
Berdasarkan
uraian diatas tergambar bahwa keterampilan
dasar mengajar, merupakan
merupakan unsur penting yang harus
dimiliki oleh setiap pendidik agar dapat menfasilitasi peserta didik selama
proses pembelajaran, dengan baik. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan
membahas “Keterampilan Dasar Mengajar”
B.
Batasan Masalah
Masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini yaitu 8 keterampilan dasar guru.
C.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan 8 keterampilan dasar
guru, sehingga mahasiswa sebagai pendidik/ calon pendidik dapat menerapkan 8
keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki seorang guru di dalam kelas.
BAB
II
KETERAMPILAN DASAR GURU
Seorang
guru profesional sebaiknya telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan
dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut
ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar
yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
A.
Keterampilan
Bertanya
Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh
seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid
memberikan jawaban yang diajukan. Keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang paling sederhana tetapi bersifat mendasar.
Keterampilan bertanya di persyaratkan untuk keterampilan lainnya yang lebih
kompleks. Pertanyaan diajukan dengan maksud memberikan dorongan kepada siswa
agar mengajukan pendapat, mengajak siswa berfikir atau sekedar bahan apersepsi
untuk mendapatkan umpan balik. Pada
kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik-teknik
dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut
hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan. Pengertian
dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang
diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.
Ada
yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon
yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang
tepat akan memberikan dampak positif.
a. Fungsi pertanyaan guru
Pertanyaan guru
berfungsi sebagai alat mengajar. Dari penelitian selanjutnya ditemukan bahwa
saat mengajukan pertanyaan para guru kebanyakan kurang sabar atau kurang
toleran dalam menungu jawaban dari siswa. Pendapat lain mengatakan bahwa
kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk membentuk siswa menjawab pertanyaan sendiri,
namun umumnya siswa kurang mempersiapkan untuk itu.
b. Tujuan pertanyaan guru
Tujuan pertanyaan yang
diajukan guru antara lain:
1)
Memberikan
apersepsi sebelum masuk ke pokok bahasan baru.
2)
Meninjau
sekilas materi sebelumnya, sebelum membahas materi baru.
3)
Melihat
apa yang diketahui siswa tentang pokok bahasan yang diajarkan.
4)
Meningkakan
partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
5)
Membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasan yang di ajarkan.
6)
Memusatkan
perhatian siswa pada pokok bahasan yang disajikan.
7)
Mengenal
kesulitan siswa pada pokok bahasan yang disajikan yang menghambat siswa
belajar.
8)
mengembangkan
cara belajar siswa aktif.
9)
Memberi
rangsangan pada siswa agar berfikir kritis dan kreatif.
10) Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat.
11) Mengajak para siswa untuk memecahkan masalah.
12) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan
informasi.
13) Meninjau kembali apa yang telah dijelaskan guru.
14) Menguji dan mengukur hasil belajar siswa dalam
melaksanakan tugas.
15)
Untuk
mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pertanyaan
yang di ajukan oleh guru mempunyai maksud yang bermacam-macam. Satu pertanyaan
yang di ajukan dapat mencapai beberapa tujuan sekaligus pada waktu yang sama.
c.
Dasar-dasar
pertanyaan yang baik
1.
Jelas
dan mudah dimengerti oleh siswa.
2.
memberikan
informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
3.
Difokuskan
pada suatu masalah atau tugas tertentu.
4.
Berikan
waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan.
5.
Bagikan
semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.
6.
Berikan
respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk
menjawab dan bertanya.
7.
Tuntunlah
jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
d.
Jenis-jenis
pertanyaan
Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis,
yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom.
Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari: Pertanyaan permintaan (compliance
question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan
atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question).
Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan
(recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question),
pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis
question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).
1. Jenis
pertanyaan menurut maksudnya.
a)
Pertanyaan
permintaan yaitu petanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang
diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
b)
Pertanyaan
retoris yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri
oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid.
c)
Pertanyaan
mengarahkan atau menuntun yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah
kepada murid dalam proses berfikirnya.
d)
Pertanyaan
menggali yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih
memahami jawabannya terhadap pertannyaan pertama.
2. Pertanyaan
menurut taksonomi Bloom
a)
Pertanyaan
pengetahuan atau pertanyaan ingatan.
b)
Pertanyaan
pemahaman yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman
dengan kata-kata sendiri.
c)
Pertanyaan
penerapan yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan
pengetahuan atau informasi yang diterimanya.
d)
Pertanyaan
sistesis yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal,
tapi lebih dati satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan (prediksi),
memecahkan masalah, mencari komunikasi.
e)
Pertanyaan
evaluasi yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan
penilaian atau memberikan pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan.
e.
Penggunaan
keterampilan bertanya
Dalam usaha
mencapai tujuan tersebut, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip
penggunaan keterampilan bertanya atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan
pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
a. Kehangatan
dan keantusiasan.
Kelas akan
kelihatan hidup apabila guru menunjukan sikap yang antusias dan hangat. Sikap
ini tampak pada gaya ekspresi wajah, suara serta gerakan badan guru. Sikap
tersebut dapat mempengaruhi suasana kelas menjadi gembira dan akrab. Guru yang
membawa persoalan dari rumah ke sekolah dan masih terbawa saat mengajar, akan
menunjukkan sikap murung dan tidak bergairah mengajar. Penampilan guru seperti
itu dapat menyebabkan siswa enggan berpartisipasi. Sikap ini harus dihindari
oleh guru. Betapapun beratnya persoalan yang di hadapi guru, di depan kelas
harus bersikap wajar. Sikap hangat dan antusias hendaknya ditunjukkan saat
mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban dari siswa, hal ini akan
mendorong siswa menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh.
b. Kebiasaan-kebiasaan
yang perlu di hindari
Untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu
menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika
menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti: menjawab
pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri,
mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus
menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.
1)
Mengulangi
pertanyaan sendiri.
Apabila pertanyaan
dirasa sudah cukup jelas, sebaiknya tidak perlu diulangi karena akan
menyebabkan siswa kurang serius. Kebiasaan mengulangi pertanyaan menyebabkan
siswa kurang memperhatikan karena yakin guru akan mengulangi pertanyaannya.
2)
Mengulangi
jawaban siswa.
Mengulangi jawaban
siswa kadang-kadang juga perlu sebagai penguatan. Namun, bila menjadi kebiasaan
akan mendorong siswa lain tidak mendengarkan jawaban temannya karena yakin guru
akan mengulang jawaban. Jawaban benar bila di ulangi akan memakan waktu,
kecuali jika jawabannya salah.
3)
Menjawab
pertanyaan sendiri
Sering terjadi guru
mengajukan pertanyaan, kemudian sebelum siswa menjawab guru telah menjawabnya
sendiri. Jika hal ini menjadi kebiasaan
maka siswa tidak akan berfikir karena beranggapan guru akan menjawab
pertanyaannya sendiri.
4)
Pertanyaan
yang memancing jawaban serentak
Secara tidak sadar
kadang-kadang guru mengajukan pertanyaan yang di ajukan untuk seluruh siswa
tanpa menunjuk siswa tertentu untuk menjawab. Pertanyaan seperti itu cenderung
menyebabkan jawaban serentak sehingga guru tidak bisa membedakan siswa yang
dapat menjawab dengan benar dan siswa yang salah menjawab.
5)
Pertanyaan
ganda.
Terkadang guru
mengajukan pertanyaan yang bersifat ganda sekaligus. Pertanyaan seperti itu
akan membingungkan siswa sebab harus menjawab beberapa pertanyaan sekaligus.
Sebaiknya beberapa pertanyaan diajukan secara bertahap.
6)
Menunjuk
siswa tertentu sebelum mengajukan pertanyaan.
Sebelum mengajukan
pertanyaan, sebaiknya guru tidak menentukan terlebih dahulu siswa yang akan
menjawab karena akan menyebabkan siswa lain enggan untuk berfikir karena merasa
tidak diminta untuk menjawab. Akan lebih baik jika pertanyaan diajukan untuk
seluruh kelas, ditunggu sejenak kemudian di tunjuk seorang siwa yang akan
menjawab.
f.
Komponen
keterampilan bertanya
Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan,
baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga
dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di
masukkan dalam golongan pertanyaan. Pertanyaan
guru ada yang meminta siswa mengingat kembali fakta atau informasi yang telah
diterima dan ada juga pertanyaan yang menuntut siswa berfikir lebih tinggi.
Oleh karena itu keterampilan bertanya dibedakan menjadi keterampilan bertanya
dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
a. Keterampilan
bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa
komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen-komponen yang di maksud adalah: pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran,
pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
1)
Pengungkapan
pertanyaan secara jelas dan singkat
Pengajuan pertanyaan hendaknya singkat dan jelas,
dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak akan
dipahami siswa sehingga kemungkinan besar siswa tidak akan bisa menjawab
pertanyaan yang diajukan. Susunan kaa-kata harus disesuaikan dengan usia dan
tingkat perkembangan siswa.
2)
Pemberian
acuan
Sebelum pertanyaan di ajukan, kadang-kadang guru
perlu memberikan acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan
jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan menolong siswa
mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang sedang dipelajari.
3)
Pemusatan
Berdasarkan ruang lingkupnya, pertanyaan dapat
dibedakan menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pemakaian kedua
pertannyaan ini tergantung pada tujuan pertanyaan dan pokok bahasan yang sedang
ditanyakan. Pada umumnya pertanyaan dimulai dari pertanyaan yang berfokus
luas,kemudian baru beralih ke pertanyaan ke pertanyaan yang lebih khusus, yang
berfokus sempit sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran.
4)
Pemindahan
giliran
Sering terjadi suatu pertanyaan perlu dijawab oleh
beberapa orang siswa karena jawaban ang diberikan siswa belum benar atau
kemungkinan pertanyaan tersebut terlalu luas sehingga tidak cukup hanya dijawab
oleh seorang siswa. Dengan pemindahan giliran, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menambahkan atau mungkin menyempurnakan jawaban temannya,
sehingga guru banyak melibatkan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain.
5)
Penyebaran
Guru hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin
untuk mendapatkan giliran menjawab pertannyaan. Pertanyaan diajukan secara acak
agar semua siswa bersiap-sipa untuk menjawab. Penyebaran giliran berbeda dengan
pemindaha giliran. Jika ada pemindahan giliran, siswa secara bergilir menjawab
pertanyaan yang sama, sedangkan penyebaran giliran, beberapa pertanyaan yang
berbeda disebarkan secara merata.
6)
Pemberian
waktu berfikir
Begitu pertanyaan diajukan, sebaiknya guru tidak
segera meminta siswa menjawab. Agar siswa dapat menyusun jawaban dengan baik,
guru perlu memberikan waktu beberapa saat untuk berfikir sebelum menunjuk
seseorang untuk menjawab.
7)
Pemberian
tuntunan
Guru hebdaknya dapat nemberikan tuntunan apabila
siswa menjaab salah atau tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Agar
siswa dapat menjawabnya, ada 3 cara memberikan tutunan:
a) Memparafrase
yaitu mengungkapkan sekali lagi pertanyaan yang diajukan dengan cara atau
susunan kata yang lebih sederhana sehingga muah dipahami.
b) Mengajukan
pertanyaan lain yang lebih sederhana yang jawabanya dapat dipakai untuk
menuntuk siswa menemukan jawaban pertanyaan semula.
c) Mengulangi
penjelasan-penjelasan sebelumnya taberhubungan dengan pertanyaan itu.
b.
Keterampilan
bertanya lanjut
Keterampilan
bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih
mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar
pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan
bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen
bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam
penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya
lanjut itu adalah :
1) Pengubahan
susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan guru hendaknya berusaha untuk dapat
mengubah tingkat kognitif, dari sekedar mengingat kembali fakta-fakta yang
telah dipelajari ke berbagai tingka kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti
pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan kreasi (taksonomi Bloom). Selain
itu, guru dapat menggunakan pertanyaan pelacak untuk mengubah tuntutan tingkat
kognitif tersebut.
2) Pengaturan
urutan pertanyaan
Agar kemampuan fikir siswa berkembang secara baik,
guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan dari tingkat kognitif
yang lebih rendah ke tingkat-tingkat kognitif yang lebih kompleks dengan tidak
bolak-balik. Guru hendaknya memantapkan kemampuan siswa dalam menjawab
pertanyaan pada tingkat tertentu sebelum pindah pada pertanyaan yang lebih
tinggi tingkat berfikirnya. Guru tidak dibenarkan mengajukan pertanyaan dengan
urutan tidak teratur, karena dapat membingungkan siswa dan dapat menghambat
perkembangan berfikir siswa.
3) Penggunaan
pertanyaan pelacak
Jika siswa telah memberikan jawaban yang benar maka
jawaban tersebut masih ditingkatkan lagi dengan mengajukan pertanyaan pelacak.
Teknik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a) Meminta
klarifikasi jika siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat.
b) Meminta
siswa memberi alasan apabila guru menginginkan siswa memberikan alasan atau
bukti atas jawaban yang diberikan.
c) Meminta
kesepakatan pandangan kepada siswa lain atas jawaban temannya, baik berupa persetujuan
maupun penolakan serta alasan-alasannya sehingga diperoleh pandangan yang
disepakati bersama.
d) Meminta
ketepatan jawaban jika siswa belum menjawab pertanyaan dengan tepat.
e) Meminta
jawaban yang lebih relevan jika jawaban yang diberikan siswa belum relevan
sehingga menyadarkan siswa.
f) Meminta
contoh jika siswa memberikan jawaban yang tidak jelas.
g) Meminta
jawaban yang lebih kompleks jika guru beranggapan bahwa jawaban siswa sangat
sederhana dan dapat ditingkatkan lagi.
4) Peningkatan
terjadinya interaksi.
Kelas akan lebih aktif kalau interaksi tidak hanya
terjadi antara guru dan siswa dengan sentral pertanyaan dari guru, melainkan
sebanyak mungkin interaksi terjadi antar siswa.
B.
Keterampilan
Memberikan Penguatan
Penguatan
(reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun
non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed
back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
a. Penggunaan
di dalam kelas
Penggunaan
penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif
terhadap proses belajar siswa. Penguatan tersebut bertujuan untuk:
1) Meningkatkan
perhatian siswa terhadap pelajaran
2) Merangsang
dan meningkatkan motivasi belajar
3) Meningkatkan
kegiatan belajar
4) Membina
tingkah laku siswa yang produktif.
5) Mengontrol
dan memodifikasi perilaku siswa yang kurang positif.
b. Prinsip-prinsip
penggunaan
Penggunaan
penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan
efektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
1) Kehangatan
dan keantusiasan
Sikap hangat dan antusias dalam memberikan penguatan
akan mendorong siswa untuk mengulang dan meningkatkan perilaku positif yang
telah dilakukan.
2) Kebermaknaan
Hubungan antara perilaku yang telah dilakukan dengan
penguatan harus dipahami siswa. Siswa harus mengerti bahwa dirinya patut diberi
penguatan sesuai dengan perilakunya sehingga penguatan itu bermakna untuk
siswa.
3) Menghindari
penguatan respon negatif
Teguran dan hukuman terkadang perlu dilakukan, namun
respon yang negatif sebaiknya dihindari karena dapat mematahkan semangat siswa.
c. Cara
menggunakan penguatan
1) Sasaran
penguatan
a) Penguatan
kepada individu tertentu
Jika guru memberikan penguatan kepada seorang siswa
maka guru harus menyebutkan nama sambil memandang siswa yang bersangkutan.
Penguatan yang tidak jelas menjadi kurang efektif.
b) Penguatan
kepada kelompok siswa
2) Pemberian
penguatan dengan segera setelah suatu tugas dikerjakan. Pemberian penguatan
yang ditunda menyebabkan penguatan tidak efektif.
3) Variasi
penggunaan karena pemberian pujian dengan kata-kata yang sama akan membosankan
d. Komponen
keterampilan memberi penguatan
Keterampilan
memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan
dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan
penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan
adalah:
1) Penguatan Verbal
Penguatan ini dapat
dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat pujian, penghargaan,
persetujuan dan sebagainya.
2) Penguatan Non Verbal
a) Penguatan berupa mimik atau gerakan badan.
b) Penguatan dengan cara mendekati.
c) Penguatan
dengan sentuhan (contact).
d) Penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan.
e) Penguatan
berupa simbol atau benda.
f) Penguatan tak penuh jika siswa memberikan jawaban tetapi
tidak seluruhnya benar maka sebaiknya tidak menyalahkan.
C.
Keterampilan
Mengadakan Variasi
Variasi
stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi
belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan serta penuh
partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses
perubahan dalam pengajaran dan diharapkan proses pembelajaran akan berhasil.
a. Tujuan
dan manfaat
1) Untuk
menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar
mengajar yang relevan.
2) Untuk
memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki
pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3) Untuk
memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai
cara mengajar yang lebih hidup lingkungan belajar yang lebih baik.
4) Guna
memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenanginya.
b. Penggunaan
di dalam kelas
Guru perlu menerapkan keterampilan mengadakan
variasi pembelajaran, karena dapat menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
Selain itu minat, motivasi, perhatian, rasa ingin tahu serta sikap positif
siswa terhadap pembelajaran tumbuh dan berkembang. Dalam penerapan keterampilan
mengadakan variasi, guru sebaiknya menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan
cara dan gaya belajar siswa. Prinsip-prinsip penerapan keterampilan mengadakan
variasi adalah sebagai berikut:
1) Variasi
pembelajaran dimaksudkan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang
hendak dicapai, cocok dengan karakteristik kemampuan siswa, hakikat materi
pembelajaran serta kemampuan guru sendiri.
2) Penggunaan
variasi yang wajar sangat di anjurkan karena pemakaian variasi yang berlebihan
akan mengganggu proses pembelajaran.
3) Variasi
harus berjalan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak
perhatian dan tidak mengganggu jalannya pelajaran.
4) Komponen-komponen
variasi disusun dengan perencanaan yang baik, tapi bila diperlukan dapat
digunakan secara fleksibel dan spontan sesuai dengan balikan yang diterima
selama proses pembelajaran.
c. Komponen-komponen
keterampilan mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai
proses perubahan dalam pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu;
variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media
pembelajaran dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.
1)
Variasi
dalam cara mengajar guru
Banyak sekali variasi mengajar yang dapat dilakukan,
variasi mengajar yang dilakukan terencana akan menarik perhatian siswa sehingga
mempertahankan minat dan semangat belajar. Variasi cara mengajar guru meliputi:
a) Penggunaan
variasi suara (teacher voice)
Variasi suara adalah perubahan nada pada suara dan
penekanan untuk menunjukkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan.
b) Pemusatan
perhatian siswa (focusing)
Untuk memusatkan perhatian siswa, guru dapat
mengunakan kata-kata tertentu disertai isyarat atau gerakan.
c) Kesenyapan
atau kebisuan guru (teacher silence)
Pada saat-saat tertentu, guru perlu secara tiba-tiba
diam sejenak memandang siswa yang sedang sibuk sendiri. Hal ini dilakukan untuk
menarik perhatian siswa. Namun hal ini harus dilakukan dengan melihat situasi
dan guru melaksanakannya dengan penuh antusias, disertai gerak dan mimik muka
yang mengajak siswa memusatkan perhatian. Jika dilakukan dengan tidak serius
terkadang malah diacuhkan bahkan kelas menjadi semakin rebut karena suara guru
yang lemah tidak dapat memikat siswa.
d) Mengadakan
kontak pandang dan gerak (eye contact and movement)
Guru harus berani memandang mata siswa sehingga ada
hubungan akrab dengan siswa. Pandangan guru hendaknya menjelajahi seluruh
kelas. Kontak pandang dalam interaksi juga dipakai untuk menunjukkan suatu
reaksi atau sambutan yang hangat dari guru sehingga dapat memberikan dorongan
untuk lebih aktif berpartisipasi.
e) Gerakan
badan dan mimik
Variasi dalam gerak badan dan ekspresi wajah guru
tidak hanya dapat menarik perhatian siswa, tetapi juga dapat menyampaikan pesan
lisan yang dimaksudkan.
f) Pergantian
posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement)
Posisi guru sepanjang pembelajaran berlangsung
berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Guru hendaknya tidak terpaku di
satu tempat selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berjalan
keliling ruang kelas untuk mengetaui kegiatan yang dilakukan siswa dan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas. Namun
perubahan posisi tersebut harus dalam batas wajar sehingga tidak mengganggu
kegiatan belajar siswa.
2)
Variasi
dalam penggunaan media dan alat pengajaran.
Media dan alat pengajaran merupakan salah satu faktor
penting dalam pembelajaran. Materi pelajaran yang sukar dan membosankan akan
lebih mudah dipahami dan menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan
media dan alat pembelajaran yang tepat. variasi ini juga akan mendorong rasa
ingin tahu yang lebih besar dan memotivasi belajar sehingga apa yang dipelajari
lebih bermakna. Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran akan efektif
jika disesuaikan dengan fungsi dan sesuai dengan kesensitifan indra para siswa
karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam pengindraan
tersebut. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan
dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan
diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :
a) Variasi
media dan alat yang dapat dilihat (visual aids)
Meliputi berbagai objek, gambar, bagan, diagram,
grafik, papan tulis, filmstrip, slide, buku-buku di perpustakaan, poster, peta,
karikatur, dan sketsa. Penggunaan media dan alat pembelajaran harus sesuai
dengan tujuan, karakteristik siswa, ketersediaan alat, serta kemampuan guru
dalam menggunakan.
b) Variasi
media dan alat yang dapat didengar (auditif aids)
Suara guru yang bervariasi, rekaman suara, suara
radio, deklamasi yang dibaca siswa, drama, diskusi, atau music dapat
divariasikan dalam pembelajaran.
c) Variasi
media dan alat yang dapat diraba (motorik)
Untuk selingan agar menarik perhatian siswa, guru
dapat menggunakan berbagai media yang dapat dicium, diraba atau dimanipulasi
seperti menggunakan model, precimen, patung binatang. Alat tersebut juga dapat
dipakai guru dengan melibatkan siswa untuk meragakan suatu kegiatan.
d) Variasi
alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3)
Variasi
pola interaksi dan kegiatan siswa.
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola
interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
D.
Keterampilan
Menjelaskan
Yang
dimaksud dengan keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara
lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan
yang satu dengan yang lainnya antara sebab akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui.
a. Tujuan
penjelasan guru
Dalam memberikan penjelasan, guru memiliki beberapa
tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1) Membimbing
siswa untuk memahami jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa.
2) Membantu
siswa memahami konsep, prinsip, fakta, atau prosedur.
3) Melibatkan
siswa untuk berfikir, dengan memecahkan masalah atau memberi
pertanyaan-pertanyaan.
4) Mendapatkan
balikan tentang pemahaman siswa.
5) Membantu
siswa dalam proses penalaran terhadap sesuatu yang masih meragukan.
Guru
perlu menguasai keterampilan menjelaskan dengan alasan sebagai berikut:
1) Sebagian
kegiatan guru di kelas adalah memberi informasi lisan atau menjelaskan.
2) Sajian
guru yang berupa informasi kadang kurang jelas bagi siswa.
3) Tidak
semua siswa dapat memahami suatu pengetahuan dari buku atau sumber lain. Karena
itu butuh bantuan guru untuk menjelaskan hal-hal yang belum dipahami.
4) Keterbatasan
sumber yang dapat dimanfaatkan siswa dalam proses belajar, guru perlu membantu
memberi informasi yang berupa penjelasan bagi siswa.
b. Prinsip-prinsip
penggunaan
Dalam memberikan penjelasan, guru perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Penjelasan
dapat diberikan diawal, tengah atau pada akhir pelajaran sesuai dengan
kebutuhan. Penjelasan ini dapat diselingi tanya jawab dan sifatnya membantu
penalaran siswa.
2) Penjelasan
guru harus latar belakang dan kemampuan siswa sehingga siswa dapat menerimanya.
3) Penjelasan
guru harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
4) Materi
penjelasan harus bermakna bagi siswa.
5) Penjelasan
dapat diberikan oleh guru kalau ada pertanyaan siswa atau memang dipersiapkan
sebelumnya.
c. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
Secara
garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu: merencanakan
dan penyajian suatu penjelasan.
1)
Merencanakan penjelasan
Keterampilan
merencanakan penjelasan mencakup 2 sub komponen, yaitu:
a) Hal-hal yang berkaitan dengan isi pesan (materi)
·
Menganalisis masalah secara keseluruhan,
termasuk mengidentifikasi unsur-unsur yang berkaitan dengan penjelasan itu.
·
Menentukan jenis hubungan yang ada
antara unsur-unsur yang berkaitan.
·
Menggunakan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
b) Hal-hal yang berkaitan dengan penerima pesan (siswa)
Perencanaan
penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan, agar penerima pesan dapat
memahami dengan baik. Berhasil tidaknya penjelasan banyak tergantung pada
kesiapan siswa menerima. Kesiapan tersebut berkaitan dengan latar belakang sosial,
usia, jenis kelamin, kemampuan dan lingkungan belajar.
2)
Menyajikan suatu penjelasan
Perencanaan yang
baik seharusnya diikuti dengan penyajian yang baik pula. Jika tidak maka
rencana yang telah disusun akan sia-sia belaka. Suatu penyajian dapat
ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan subkomponen berikut:
a) Kejelasan
·
Bahasa
yang diucapkan harus jelas, baik kata-kata, ungkapan maupun volume suaranya.
·
Kalimat
disusun dengan tata bahasa yang baik dan menghindari kalimat yang tidak
lengkap.
·
Istilah
baru dan asing harus didefinisikan dengan jelas.
·
Guru
menggunakan waktu diam sejenak untuk melihat apakah hal yang dijelaskan dapat
dipahami siswa.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi
Suatu penjelasan
akan mudah dipahami dan lebih menarik apabila disertai dengan contoh dan
ilustrasi. Pola pemberian contoh dapat dikelompokkan menjadi :
·
Pola
induktif dimulai dengan memberikan contoh atau fakta kongkret kemudian ditarik
kesimpulan umum atau generalisasi.
·
Pola
deduktif dimulai dari mengemukaan generalisasi kemudian diberikan contoh-contoh
kongkret.
c) Pemberian tekanan
Sedapat mungkin
guru mengurangi informasi tentang hal-hal yang kurang penting dan memusatkan
perhatian siswa pada masalah pokok serta pemecahannya. Keterampilan ini di bagi
menjadi:
·
Memberikan variasi gaya mengajar.
·
Membuat struktur sajian, yaitu memberi informasi
yang menunjukkan arah atau tujuan utama yang dapat dilakukan dengan memberikan
ikhtisar dan pengulangan, serta dengan menyatakan dengan kalimat lain.
d) Balikan
Selama
penjelasan berlangsung, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kalau ada informasi yang meragukan.
E.
Keterampilan
Membuka dan Menutup pelajaran
Yang
dimaksud dengan keterampilan
membuka
pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Kegiatan
membuka pelajaran itu tidak hanya dilakukan pada awal jam pelajaran, melainkan
juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti kegiatan yang diberikan selama
jam pelajaran itu berlagsung. Siswa yang siap mental untuk belajar adalah siswa
yang mengetahui:
1. Tujuan
pembelajaran.
2. Masalah-masalah
pokok yang harus diperhatikan.
3. Langkah-langkah
kegiatan belajar yang akan dilakukan.
4. Batas-batas
tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut.
Kegiatan
menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan
guru dalam proses pembelajaran.
a. Penggunaan
di dalam kelas
Penggunaan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran perlu dilaksanakan dalam pembelajaran dengan tujuan:
1) Menumbuhkan
perhatian dan memotivasi siswa dalam menghadapi tugas yang akan dikerjakan.
2) Menyadarkan
siswa akan batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
3) Memberikan
gambaran yang jelas tentang langkah-langkah yang dapat digunakan untuk
mempelajari bagian-bagian dari pelajaran yang akan diberikan.
4) Menunjukkan
hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru
yang akan dipelajari.
5) Mengajak
siswa untuk dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan atau konsep-konsep
yang tercakup dalam suatu peristiwa.
6) Menunjukkan
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari sesuatu, juga tingkat keberhasilan
guru mengajar.
b. Prinsip-prinsip
penggunaan
1) Bermakna
2) Berurutan
dan berkesinambungan
c. Komponen
keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1) Membuka pelajaran
a) Menarik perhatian siswa
Untuk menarik
perhatian siswa, guru dapat melakukan hal-hal berikut:
·
Gaya mengajar guru
·
Menggunakan berbagai media
·
Perubahan pola interaksi guru siswa
b) Menimbulkan motivasi
Kegiatan yang
berhubungan dengan prosedur membuka pelajaran adalah memilih hal-hal yang
menjadi perhatian siswa yang dapat menimbulkan motivasi siswa. Cara untuk
menimbulkan motivasi yaitu:
·
Kehangatan
dan penerimaan guru
Guru yang menerima
kelas yang dihadapi dengan hangat, penuh antusias, semangat dan bersahabat akan
mendorong siswa untuk merasa senang mengerjakan tugas.
·
Menimbulkan rasa ingin tahu
Guru dapat menimbulkan rasa ingin tahu dengan
menceritakan sesuatu yang berkaitan dengan pokok pelajaran, tapi menimbulkan
tanda tanya.
·
Mengemukakan konsep yang bertentangan
·
Memperhatikan minat siswa
Guru dapat memotivasi dengan memberikan pokok-pokok
pelajaran yang sesuai dengan minat siswa. Guru dapat menginventarisasi berbagai
minat siswa pada saat merencanakan pelajaran
c) Memberikan acuan
Memberi acuan dalam membuka pembelajaran bertujuan
untuk memberikan gambaran singkat kepada siswa tentang berbagai topik atau
kegiatan yang akan dipelajari siswa. Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara
berikut:
·
Komentar pada awal pelajaran
Pada awal pelajaran guru dapat menyinggung sedikit
hal-hal yang telah dipelajari pada saat lalu, untuk dihubungkan dengan pokok pelajaran
yang akan dibicarakan pada hari ini.
·
Menetapkan tujuan atau tugas
Guru terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran
atau tugas-tugas yang akan diberikan pada jam pelajaran itu, agar siswa
memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi yang akan
dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.
·
Menyarankan langkah-langkah yang akan
dilakukan
Guru dapat menyarankan langkah-langkah yang dapat
ditempuh siswa dalam menyelesaikan tugas, sehingga kegiatan menjadi lebih
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
·
Mengajukan pertanyaan
Salah satu cara untuk membuat acuan yaitu
mengemukakan pertanyaan yang akan mengarahkan siswa pada materi yang akan
dipelajari sebelum masuk ke pelajaran inti.
d) Membuat kaitan
Untuk mempermudah
pemahaman siswa, guru perlu menghubungkan materi baru tersebut dengan hal-hal
yang telah dipelajari atau pengalaman siswa terdahulu sebagai bahan pengait.
Dapat membuat kaitan tersebut dapat dilakukan hal berikut:
·
Menghubungkan aspek-aspek yang relevan
dari bidang studi yang telah dikenal siswa.
·
Membandingkan atau mempertentangkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dipelajari siswa.
·
Menyajikan konsep atau pegertiannya dulu
sebelum menjelaskan bahan pelajarannya secara rinci jika bahan pelajaran itu
baru sama sekali.
2)
Menutup
pelajaran
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Menutup
pelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir pelajaran, tetapi juga pada akhir
setiap penggal kegiatan. Menutup pelajaran dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang utuh tentang pokok-pokok materi yang dipelajari. Cara yang dapat dilakukan
adalah:
a)
Meninjau kembali (reviewing)
Meninjau kembali
bertujuan untuk mengetahui apakan inti pelajaran telah dikuasai siswa atau
belum. Kegiatan ini terdiri dari dua aspek, yaitu:
·
Merangkum
inti pelajaran (reitirating keypoint) atau membuat garis-garis besar persoalan
yang baru dibahas atau dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas
tentang maksa serta esensi pokok persoalan yang baru saja dipelajari.
·
Membuat
ringkasan (summarizing)
Dengan adanya
ringkasan, siwa yang tidak memiliki buku sumber atau yang lambat belajar akan
dapat mempelajari kembali. Ringkasan ini juga berguna saat mengulang pelajaran
dengan membaca kembali secara singkat.
·
Memberikan tindak lanjut berupa saran
serta ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan di lupakan serta agar
dipelajari kembali di rumah.
b)
Mengevaluasi
Evalusi dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti:
·
Mendemonstrasikan keterampilan.
·
Mengaplikasikan ide baru.
Bila guru telah menjelaskan suatu teori, prinsip
atau ide, maka ide tersebut dapat diterapkan pada situasi lain.
·
Mengekspresikan pendapat.
Siswa dapat diminta untuk mengemukakan pendapat atau
memberi komentar tentang suatu hasil demonstrasi, praktikum, hasil diskusi,
agar guru mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pelajaran.
·
Memberikan soal.
Guru dapat memberikan soal untuk dikerjakan siswa.
Soal tersebut dapat berupa uraian, tes objektif atau mengisi lembar kerja.
F.
Keterampilan
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi
adalah pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk saling mengemukakan
pendapat terhadap suatu masalah. Suatu pembicaraan dapat dikatakan diskusi bila
memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Melibatkan
kelompok dengan anggota 3-5 orang.
b. Berlangsung
dalam interaksi tatap muka, artinya semua anggota kelompok harus dapat
berkomunikasi secara langsung dan bebas.
c. Mempunyai
tujuan yang hanya dicapai melalui kerja sama antara anggota kelompok.
d. Berlangsung
menurut proses teratur dan sistematis menuju ke suatu kesimpulan.
Diskusi
kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau
memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian
diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Dalam
diskusi, guru berperan sebagai koordinator belajar, perencana tugas,
katalisator, promoter, pengaruh dan penggerak dalam kegiatan belajar, pemandu
dan pendukung aktivitas siswa, narasumber, serta sebagai penilai kemajuan
kelompok.
a. Penggunaan
di dalam kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, yaitu:
1) Diskusi
kelompok berlangsung secara terbuka.
2) Adanya
suasana persahabatan, yang ditunjukkan dengan adanya kehangatan dalam hubungan
antar pribadi.
3) Adanya
ketersediaan untuk menerima dan mengenal lebih jauh tentang topik diskusi.
4) Anggota
diskusi memiliki antusias dan partisipasi.
5) Ada
kesediaan menghargai orang lain sehingga kelompok mengganggap diskusi merupakan
kegiatan yang menyenangkan.
Diskusi
kelompok yang efektif harus didahului dengan perencanaan dan persiapan yang
matang. Perencanaan yang pertama kali dilakukan adalah pemilihan topik atau
masalah yang didiskusikan. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
topik diskusi adalah:
1) Minat
siswa
2) Kemampuan
siswa
Pokok bahasan yang dipilih harus disesuaikan dengan
kemampuan baik dari segi pengetahuan, pengalaman atau persiapan khusus untuk
diskusi tertentu
3) Topik
yang bermakna
Topik yang dipilih sebaiknya dapat menggugah cara
berfikir siswa dan meningkatkan pengertian serta pemahaman siswa terhadap
pelajaran.
Tahap
perencanaan berikutnya adalah menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan
untuk menunjang pelaksanaan diskusi. Guru dan siswa harus memahami masalah yang
akan didiskusikan. Persiapan lain yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan
diskusi adalah penentuan jumlah anggota kelompok dan pengaturan tempat duduk.
1)
Jumlah
anggota kelompok
Ukuran jumlah kelompok tergantung pada jenis
pengalaman, kematangan, dan keterampilan anggota, intensitas dan latar belakang
pengetahuan anggota terhadap topik yang didiskusikan, tingkat kekompakan kelompok,
serta pengertian dan kepemimpinan guru.
2)
Pengaturan
tempat duduk
Tempat duduk siswa hendaknya memungkinkan untuk
bertatap muka sau sama lain dan guru dapat mengawasi aktivitas dan partisipasi
siswa. Kursi dan meja dapat diatur dalam bentuk setengah lingkaran, lingkaran,
segitiga atau segi empat.
b. Komponen keterampilan membimbing kelompok kecil
1)
Memusatkan perhatian
Pemusatan
perhatian dapat dilakukan dengan cara:
a) Menetapkan tujuan diskusi pada awal penyelenggaraan
diskusi.
b) Menyatakan masalah khusus yang harus diperhatikan dan
dirumuskan kembali, apabila diskusi menyimpamg.
c) Menandai perubahan-perubahan yang tidak relevan dengan
masalah yang dibicarakan.
d) Merangkum diskusi pada tahap-tahap tertentu, sebelum
dilanjutkan pada tahap berikutnya.
2)
Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Agar urun
pendapat dalam pemecahan masalah lebih jelas, guru dapat menempuh
langkah-langkah berikut:
a) Memperjelas atau merangkum urun pendapat dari siswa
yang mungkin masih membingungkan atau terlampau panjang sehingga jelas bagi
siswa.
b) Memberi acuan dengan pertanyaan untuk membantu
memperjelas dan mengembangkan ide.
c) Memperdalam gagasan siswa dengan menambahkan
informasi-informasi lebih lanjut.
3)
Menganalisa pandangan siswa
Menganalisa
pandangan siswa dapat dilakukan dengan menunjukkan bagian-bagian yang
disampaikan siswa, guru juga dapat meminta anggota kelompok menyampaikan alasan
pendapat atau pertanyaan yang diajukan. Komponen ini sangat penting untuk
menggali nilai-nilai dan mengahrapkan suatu keputusan yang disepakati bersama.
4)
Meningkatkan kontribusi siswa
Keterampilan ini perlu dikuasai guru agar diskusi
menjadi hidup dan semua anggota tertarik untuk berpartisipasi. Cara yang
ditempuh guru yaitu:
a) Mengajukan
pertanyaan kunci yang dapat meningkatkan pemikiran siswa.
b) Menggunakan
dorongan yang berwujud contoh verbal atau nonverbal.
c) Meningkatkan
perbedaan pendapat dengan mengajukan pertanyaan atau komentar yang bersifat
provokatif.
d) Memberikan
waktu yang cukup bagi anggota untuk berfikir sebelum mengajukan pendapat.
e) Memberikan
dukungan terhadap kontribusi siswa dengan mendengarkan penuh perhatian dan
memberikan komentar yang positif dengan gerakan yang memberi semangat dan sikap
yang bersahabat.
5)
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Cara yang dapat
ditempuh guru adalah:
a) Melihat dengan cermat anggota yang belum
berpartisipasi dengan tidak membuat siswa tersebut malu.
b) Mencegah pertanyaan berlebihan oleh siswa.
c) Mencegah secara bijaksana siswa yang ingin memonopoli
diskusi.
d) Meminta kesepakatan sementara untuk memecahkan jalam
buntu dan memberi kesempatan berpartisipasi yang lebih luas.
e) Memberi kesempatan pada siswa untuk berkomentar
sehingga tukar pendapat berkembang.
6)
Menutup diskusi
Kegiatan yang
dapat dilakukan guru diantaranya:
a) Merangkum pokok-pokok diskusi dan meminta siswa merumuskan
rangkuman atau menggambarkan suatu kesimpulan.
b) Meberi gambaran topik selanjutnya yang akan
didiskusikan atau menyebutkan tindak lanjut yang berupa tugas.
c) Mengajak siswa untuk menilai bagaimana fungsinya
selama diskusi berlangsung.
G.
Keterampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar.
a. Penggunaan
di dalam kelas
Penerapan keterampilan mengelola kelas akan
menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif. Penerapan pengelolaan kelas
yang efektif dapat bermanfaat bagi siswa, yaitu:
1) Mendorong
siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap perilakunya.
2) Membantu
siswa memahami arah perilaku yang sesuai dengan tata tertib kelas.
3) Menimbulkan
rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan bertingkah laku wajar sesuai
dengan kegiatan kelas.
Bagi
guru, penerapan pengelolaan kelas yang efektif dapat:
1) Mengembangkan
pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian.
2) Menimbulkan
kesadaran akan kebutuhan siswa.
3) Memberikan
respons efektif terhadap perilaku siswa yang menimbulkan gangguan kecil.
b. Prinsip-prinsip
penggunaan
Dalam mengelola kelas, hendaknya guru memperhatikan
prinsip-prinsip berikut:
1) Kehangatan
dan keantusiasan
2) Tantangan
3) Berbagai
variasi
4) Keluwesan
dalam memecahkan masalah menggunakan komponen keterampilan yang sesuai.
5) Menekankan
pada hal-hal positif
Kegiatan yang dapat dilakukan guru diantaranya:
a) Lebih
menekankan pada tindakan yang positif dari siswa daripada tindakan yang negatif.
b) Penggunaan
penguatan yang positif.
c) Menghindari
kesalahan yang merusak kelancaran kegiatan pembelajaran.
6) Mengembangkan
disiplin diri
Pengembangan disiplin diri merupakan tujuan akhir
dari pengelolaan kelas. Untuk itu, guru harus mampu menjadi contoh dalam
menanamkan disiplin diri sendiri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
Guru hendaknya menghindari hal-hal berikut dalam mengelola kelas.
a) Mencampuri
kegiatan siswa secara berlebihan.
b) Menghentikan
penjelasan atau kegiatan yang masih berlangsung.
c) Memulai
dan mengakhiri kegiatan secara tidak tepat.
d) Melakukan
penyimpangan yang berlarut-larut dari pokok bahasan.
e) Mengulangi
hal-hal tertentu sampai membosankan.
f) Mengulangi
penjelasan yang tidak perlu.
c. Kompoken-komponen
keterampilan mengelola kelas
Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka
perlu diperhatikan komponen keterampilan utama yaitu:
1) Keterampilan yang bersifat
preventif yaitu keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini
berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan
pelajaran. Keterampilan ini
meliputi:
a) Menunjukkan sikap tanggap terhadap perhatian dan
keterlibatan siswa.
Sikap ini harus
dikomunikasikan kepada siswa dengan cara berikut:
·
Pandangan mata atau kontak pandang yang
mengandung interaksi antar pribadi. Pendekatan dan sikap bersahabat akan
dilihat oleh siswa sebagai tindakan guru yang memberikan motivasi belajar.
·
Gerakan guru mendekati siswa atau
kelompok siswa akan mempengaruhi kegiatan siswa dan kegiatan kelompok tersebut.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa guru siaga dan perhatian terhadap kegiatan
belajar siswa.
·
Memberi pernyataan bahwa guru siap
memulai pelajaran dan memberi tugas kepada siswa.
·
Memberi reaksi terhadap gangguan dan
ketidakadaan perhatian siswa.
b)
Membagi
perhatian, dengan cara:
·
Visual
: guru mengalihkan pandangan dari kegiatan satu ke kegiatan yang lain.
·
Verbal
: guru mengemukakan komentar sederhana kepada siswa meski guru sedang membimbing
siswa lain.
c)
Memusatkan
perhatian kelompok, dengan cara:
·
Kesiagaan
: guru dapat memusatkan perhatian pada kelompok yang sedang mengerjakan tugas
dengan teknik siap siaga.
·
Pertanggungjawaban
: guru dapat meminta pertanggungjawaban atas kegiatan siswa yang dapat berupa
bukti bahwa siswa telah mengerjakan tugas yang diberikan.
d) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, singkat dan
mudah dipahami.
e) Menegur
f) Memberi penguatan
2) Keterampilan
yang bersifat represif adalah keterampilan yang berkaitan dengan respons
guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini meliputi:
a) Modifikasi tingkah laku
Guru dapat mengatasi
gangguan yang muncul melalui menguatan atau pemberian hukuman. Pemberian
penguatan untuk meningkatkan tingkah laku yang diinginkan dan pemberian hukuman
untuk mengurangi dan mengilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
b) Pengelolaan kelompok
Pada kegiatan
pengelolaan kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam
memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan kelompok.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah
Untuk dapat
melakukan kegiatan ini, guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi kegiatan
yang menyimpang sehingga guru dapat mengatasi masalah secara cepat dan tepat.
H.
Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara
fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai
dengan 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap
setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa
dengan siswa. Kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan
salah satu variasi dari kegiatan klasikal yang biasa dilakukan di sekolah.
Dalam pembelajaran ini, hubungan guru dan siswa diwarnai ciri-ciri berikut:
1. Terjadinya
hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru dan siswa serta
antarsiswa sehingga pola interaksi bergerak dari interaksi searah, timbal balik
saling silang, sampai pola interaksi multiarah.
2. Siswa
belajar sesuai kecepatan, cara, kemampuan, dan minat.
3. Siswa
mendapat bantuan secukupnya dari guru.
4. Siswa
dilibatkan dalam menentukan cara-cara belajar, materi dan alat bahkan tujuan
yang ingin dicapai.
Peran guru dalam
mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah:
1. Organisator
kegiatan belajar dan mengajar
2. Sumber
informasi bagi siswa.
3. Motivator
bagi siswa untuk belajar.
4. Penyedia
materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
5. Membimbing
kegiatan belajar siswa.
6. Peserta
kegiatan belajar.
a. Penggunaan
di dalam kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan:
1) Penggunaan
bentuk pembelajaran dilakukan secara bertahap dari pembelajaran klasikal,
kelompok kecil, perorangan atau sebaliknya.
2) Tidak
setiap topik dapat dipelajari secara kelompok maupun perorangan. Penjelasan
secara umum dapat dilakukan memalui pembelajaran klasikal.
3) Perlu
perorganisasian siswa, materi, sumber, ruangan, dan waktu yang diperlukan,
sebelum pembelajaran kelompok kecil dan perorangan dimulai.
4) Kegiatan
pembelajarn kelompok kecil dan perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan
rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberikan kesempatan siswa untuk
saling belajar.
5) Dalam
pembelajaran perorangan sangat diperlukan pengenalan siswa secara pribadi.
6) Kegiatan
perorangan dapat diarahkan dengan tugas terstruktur, kerja bebas dan terjadwal.
b. Komponen-komponen
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
1)
Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi
dengan siswa
Untuk dapat
mengadakan hubungan secara pribadi dengan siswa, guru dtuntut untuk menguasai berbagai
keterampilan berikut:
a) Mennjukkan kehangatan dan kepekaan
b) Mendengarkan dan memberikan respons kepada siswa
c) Membangun hubungan saling mempercayai dan menghargai
d) Menunjukkan kesiapan untuk memberikan bantuan
e) Menerima perasaan siswa, menerima perbedaan siswa, dan
memperlakukan siswa dengan penuh perhatian.
f) Mengendalikan emosi siswa sehingga siswa merasa mendapat
ketentraman, pengertian, bantuan, dan mungkin pertolongan untuk menggali
berbagai alternatif.
2)
Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
a) Memberikan
orientasi umum tentang tujuan, masalah-masalah atau tugas, sebelum ada
pembagian pembagian kelompok atau individual untuk mengerjakan kegiatan yang
telah ditetapkan.
b) Memvariasi
kegiatan dengan menyediakan ruangan untuk bekerja, peralatan yang dibutuhkan,
prosedur, peraturan yang mungkin dapat digunakan, waktu yang tersedia, serta
segi-segi khusus yang diperlukan untuk memperjelas.
c) Mengatur
kelompok, menetapkan tugas siswa dan menyediakan sumber belajar yang
diperlukan.
d) Mengkoordinasi
kegiatan dengan melihat kemajuan belajar yang dicapai siswa serta penggunaan
bahan dan sumber lain sehingga guru dapat membantu siswa belajar.
e) Membagi
perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
f) Mengakhiri
kegiatan dengan mendengarkan laporan kemajuan belajar siswa atau membagi
pengalaman kepada seluruh siswa. Umumnya kegiatan ini diakhiri dengan penilaian
hasil belajar untuk suatu tahap kemajuan dan menyimpulkan pokok pembelajaran.
3)
Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa
Keterampilan ini
diperlukan untuk membantu siswa menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami
frustasi. Guru dituntut untuk menguasai keterampilan berikut:
a) Memberikan penguatan (reinforcement) yang sesuai.
b) Mengembangkan supervisi proses awal yang menekankan
pada mobilitas guru kepada seluruh kelompok, mengantisipasi kesulitan siswa,
dan mebantu untuk memulai tugas dengan tujuan yang jelas.
c) Mengembangkan supervise proses lanjut yang menekankan
pada keterampilan guru untuk membantu kelompok atau individu selektif agar
kegiatan pembelajaran lebih terarah sampai menjelang akhir kegiatan. Untuk itu
guru harus mampu menjalankan peran sebagai narasumber, melibatkan diri sebagai
peserta, memberikan tutorial atau bimbingan tambahan kepada siswa baik secara
kelompok maupun perorangan, terlibat secara langsung sebagai pimpinan diskusi
atau bertindak sebagai katalisator.
d) Mengadakan supervise pemanduan yang bertujuan untuk
memusatkan perhatian siswa pada kesiapan mengakhiri kegiatan.
4)
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Keterampilan merencanakan
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran mencakup:
a) Membantu siswa menetapkan tujuan pembelajaran dan
membimbing untuk merealisasikan tujuan tersebut.
b) Merencanakan kegiatan pembelajaran bersama siswa untuk
memupuk kerja sama antara guru dan sswa yang dipusatkan pada keberhasilan
belajar setiap individu.
c) Berperan sebagai penasihat bagi siswa bila diperlukan.
d) Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.
Diharapkan
setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas
dapat bermanfaat untuk guru dan calon guru sehingga dapat membina dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu dalam mengajar. Keterampilan
mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan
(feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar
secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan
yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
Dari
delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru
adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat
berjalan baik. Salah satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar yang
harus dimiliki oleh seorang guru yaitu:
1.
Keterampilan bertanya
2.
Keterampilan memberi penguatan
3.
Keterampilan mengadakan variasi
4.
Keterampilan menjelaskan
5.
Keterampilan membuka dan menutup
pelajaran
6.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil
7.
Keterampilan mengelola kelas
8.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan
B. Saran
Keterampilan dasar mengajar merupakan merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap
pendidik agar dapat menfasilitasi peserta didik selama proses pembelajaran
dengan baik. Hendaknya
pendidik-pendidik berusaha untuk menambah pengetahuan secara umum dan mengasah
kembali keterampilan dasar mengajar yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Supriyati, Yetti, et al. 2007, Strategi Pembelajaran Fisika, Jakarta: Universitas Terbuka.
Usman,
Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar