BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Keberhasilan
mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan
peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar,
juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai
keterampilan mengajar. Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai
guru.
Keterampilan
mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang
guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang
studi yang diajarkan, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan
keterampilan penunjang untuk keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Sari dari
keterampilan dasar mengajar ini diambil dari berbagai sumber dimana bahan ini
digunakan untuk para mahasiswa yang melakukan praktek mengajar di sekolah
sebelum guru bekerja sepenuhnya sebagai seorang guru.
Pada
kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional
dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini.
Keterampilan dasar mengajar ini adalah merupakan panduan pengajaran mikro
dengan menggunakan perangkat Sydney Micro Skills (1973).
Keterampilan-keterampilan mengajar yang dimaksudkan itu
paling tidak meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,
keterampilan menggunakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan memimpin diskusi
kelompok kecil.
1.2
Rumusan
Masalah
a. Apakah pengertian dari keterampilan
dasar mengajar ?
b. Apa sajakah jenis-jenis keterampilan
dasar mengajar yang dimiliki seorang guru?
c. Mengapa keterampilan dasar mengajar
itu penting bagi seorang guru ?
1.3
Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari
keterampilan dasar mengajar.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis
keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki seorang guru.
c. Untuk mengetahui pentingnya
keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru.
1.4
Manfaat
Diharapkan setelah
membaca makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa calon guru sehingga dapat
menambah pengetahuan mengenai pengertian ketrampilan dasar mengajar,
Jenis-jenis keterampilan dasar mengajar, pentingnya keterampilan dasar mengajar
bagi seorang guru serta dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar.
1.5
Metode
Penulisan
Metode Kajian
Pustaka, yaitu mencari berbagai informasi dari internet dan sumber lainnya yang
mendukung pembuatan makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah mengajar
sering digandengkan dengan belajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk
“kegiatan belajar mengajar” (KBM),
proses belajar mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut,
saat ini disatukan dengan “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut
“pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan 2 unsur
yaitu belajar dan mengajar.
Mengajar
merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh guru, dosen, atau
instruktur dalam mengatur dan mengelolah lingkungan belajar untuk mendorong
aktivitas belajar siswa atau pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa atau pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur
mengajar, kalaupun ada unsur belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan
memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian,
mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional)
sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer).
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru, dosen, atau
instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari
mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam
mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, atau instruktur
kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukan seperti seorang
memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang
dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama
bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang
dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh
karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya
adalah “menyebarluaskan/memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat
mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Makna lain dari
pengertian mengajar sebagai proses menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan
dan memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Menanamkan satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan
beberapa cabang dan ranting dan dari situlah keluar mangga yang banyak. Dari
ilustraasi tersebut bahwa mengajar sebagai proses transfer adalah menanamkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir (pengetahuan),
sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki siswa akan
berkembang secara optimal.
Perkembangan
berikutnya pengertian mengajar, yang kini banyak dianut yaitu suatu proses
mengatur dan mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi dengan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal maupun
kontemporer) keduanya sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni dimiliki
dan terkembangkannya pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan
keterampilan/kecakapan atau yang lebih populer perubahan berkenaan dengan:
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perbedaanya terletak pada proses upaya
merubah tingkah laku tersebut. Pandangan lama melalui proses menyampaikan
(transfer) yang kadang-kadang sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai
proses menyampaikan atau memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja,
sedangkan pada pengertian yang baru, bahwa perubahan perilaku tersebut
dilakukan dengan cara “mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi
dengan siswa”.
Dalam mengajar
ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen, atau instruktur,
yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk
membelajarkannya (how to teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan
sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang
lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan
nilai-nilai.
Keterampilan
dasar mengajar (teaching skill)
adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh
guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien dan professional.
Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki
dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam
melakasanakan tugasnya.
2.2
Jenis-jenis
Keterampilan Dasar Mengajar
1.
Keterampilan
Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang
selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan
bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari
keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.
Melalui keterampilan bertanya guru mampu
mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian,
guru dapat mengembangkan pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan
instruksional menjadi lebih efektif. Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan
guna dapat menarik simpati dan empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan
siswa terhadap guru meningkat yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran
dapat lebih di tingkatkan.
Keterampilan bertanya dibedakan atas :
·
Keterampilan bertanya
dasar : mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan
segala jenis pertanyaan,
·
Ketrampilan bertanya
lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha pengembangan
kemampuan berfikir siswa.
Ø
Tujuan-tujuan dalam
memberikan pertanyaan adalah:
a.
Membangkitkan minat dan
rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
b.
Memusatkan perhatian
siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c.
Mendiagnosis
kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d.
Mengembangkan cara
belajar siswa aktif.
e.
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f.
Mendorong siswa
mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g.
Menguji dan mengukur
hasil belajar siswa.
h.
Untuk mengetahui keberhasilan
guru dalam mengajar.
2.
Keterampilan
Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal
ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan
balik (feed back) bagi si penerima
atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat
mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa
dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang
dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta
membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan
terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya
oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan
sistematis. Komponen-komponen itu adalah :
·
Penguatan verbal : diungkapkan
dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
·
Dan penguatan
non-verbal : terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan
dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan
berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.
Penggunaan penguatan secara evektif
harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan,
dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
3.
Keterampilan
Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah memberikan
respon yang bervariasi (berbeda atau berganti-ganti). Melalui variasi stimulus
ini dimaksudkan untuk menjaga agar suasana pembelajaran selalu menarik, tidak
membosankan, sehingga siswa selalu menunjukkan sikap antusias, bergairah, penuh
perhatian, dan selalu berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan
dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau
komponen, yaitu :
1. Variasi
dalam pola interaksi pembelajaran.
2. Variasi
penggunaan media atau alat bantu pembelajaran.
3. Variasi
penggunaan metode serta gaya mengajar.
4.
Keterampilan
Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan dasar
mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi
secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat,
definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian
informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok,
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
Pemberian penjelasan merupakan suatu
aspek yang sangat penting dalam kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam kelas
cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri,
oleh tenaga pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik. Adapun
terdapat komponen-komponen keterampilan dasar mengajar menjelaskan adalah
sebagai berikut:
1. Komponen
merencanakan
2. Penyajian
suatu penjelasan
3. Pemberian
tekanan
4. Penggunaan
balikkan
Ø
Tujuan Keterampilan
Menjelaskan
1.
Membimbing peserta
didik memahami materi yang dipelajari.
2.
Melibatkan peserta
didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah.
3.
Memberi balikan kepada
peserta didik mengenai tingkat pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman
mereka.
4.
Membimbing peserta
didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran, serta menggunakan
bukti-bukti dalam pmecahan masalah.
5.
Menolong peserta didik
untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara
objektif dan
bernalar.
5.
Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan
prakondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan
dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif
terhadap kegiatan belajar. Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain, yaitu :
1) menarik
perhatian siswa;
2) menumbuhkan
motivasi belajar siswa;
3) memberikan
acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Tujuan kegiatan menutup pelajaran yaitu untuk
memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai hasil belajar yang telah
dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam menutup pelajaran misalnya : merangkum
atau membuat garis besar permasalahan yang dibahas, memberikan tindak lanjut,
dan lain-lain.
6.
Keterampilan
Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses
yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan,
atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan
siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses
yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya
ketrampilan berbahasa.
7.
Keterampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam
melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen
ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal (bersifat prefentif)
berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan
pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan dengan respons
guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan
belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu
siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berwujud
pengaturan ruangan dan tempat duduk,akan tetapi juga dalam bentuk interaksi
yang baik dengan siswa, dan penciptaan hubungan guru dan siswa, dan hubungan
antara siswa yang baik. Perwujudan pengelolaan kelas yang baik adalah
terciptanya kondisi yang optimal untuk proses belajar-mengajar yang efektif.
8.
Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah
berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan
seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya
hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan
adalah :
·
keterampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi,
·
keterampilan
mengorganisasi,
·
keterampilan membimbing
dan memudahkan belajar, dan
·
keterampilan merencanakan
dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2.3
Pentingnya
Keterampilan Dasar Mengajar Guru
Menurut UU No.
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1, guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara
itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga
professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Karena sebagai
tenaga profesional, maka seorang pendidik harus mempunyai kompetensi tertentu
disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU seorang
pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian,
sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang
pendidik mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar, sementara kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Secara eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya ditekankan bagi
seorang guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa pun
yang akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai
empat kompetensi di atas.
Setiap tenaga
pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi yang dimiliki kepada
peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep pendidikan,
belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik.
Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat
diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami
oleh peserta didik. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta
didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiens.
Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama.
Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu
cara bagaimana menyampaikan materi secara tepat.
Bertolak dari
kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon tenaga
pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas dapat
dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka.
Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode
pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi
sampai melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama
adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan
pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan
secara `integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh
seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya
secara unik dalam arti secara simultan dipengarhi oleh semua komponen
belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan
yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta
yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan
misi seorang guru/dosen sebagai pendidik.
Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih
dimaksudkan sebagai pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang
tenaga pendidik. Sebagai sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik
harus mampu melakukan inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih
bahwa jika yang dihadapi adalah manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan
dan kemandirian berpikir meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar.
Untuk itu, semangat terus belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan
harus dilakukan seorang tenaga pendidik, apa pun pelajaran/matakuliah yang
diampu dan apa pun latar belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang
berlatar belakang kependidikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Keterampilan
dasar mengajar (teaching skill)
adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh
guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,
efisien dan professional.
Sebagai seorang
pendidik atau guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar, di mana
keterampilan dasar mengajar itu, adalah :
1.
Keterampilan Bertanya
2.
Keterampilan Memberi
Penguatan
3.
Keterampilan Mengadakan
variasi
4.
Keterampilan
Menjelaskan
5.
Keterampilan Membuka
dan Menutup Pelajaran
6.
Keterampilan Memimpin
Diskusi Kelompok Kecil
7.
Keterampilan Mengelola
Kelas
8.
Keterampilan Mengajar
Kelompok Kecil dan Perorangan
3.2.
Saran
Dengan dibuatnya
makalah ini diharapkan para pembaca khususnya mahasiswa calon pendidik mampu
menguasai keterampilan–keetrampilan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sukirman, Dadang. 2010.
Keterampilan Dasar Mengajar. \Pasca sarjana UPI\Strategi pembelajaran
fisika\BAHAN\06 Keterampilan Dasar Guru\makalah ket das mengajar
·
Wati, Widya. 2010.
Keterampilan Dasar Guru, \Pasca sarjana UNP\Strategi pembelajaran\Katerampilan
Dasar Guru
·
Anonim. 2010. Delapan
Kompetensi Dasar Mengajar. \BAHAN\06 Keterampilan Dasar Guru\Delapan Kompetensi
Dasar Mengajar.html
terima kasih infonya ,sangat bermanfaat bagi saya
BalasHapusterimakasih, tulisan ini sangat bermanfaat dalam menyelesaikan tugas kuliah saya.
BalasHapus